65 dari pembongkaran bahan-bahan
organik sisa dari tumbuhan dan binatang yang sudah mati. Di alam
mineral tersebut berasal dari air yang masuk, atau adanya penambahan
pupuk buatan. Pembongkaran bahan organik dilakukan oleh jasad renik
yang terdapat didalam air. Pada umumnya jasad renik ini
menghendaki perairan yang pHnya 7 sedikit mendekati basa.
Pembongkaran bahan organik ada yang dilakukan secara anaerob
tidak memerlukan oksigen. Proses pembongkaran itu juga dipengaruhi
oleh suhu air.
Bahan organik yang larut didalam air belum dapat dimanfaatkan oleh
binatang air secara langsung. Bahan-bahan organik yang
mengendap di dasar perairan yang dangkal dapat dimakan secara
langsung oleh berbagai macam binatang benthos binatang yaang
hidup didasar perairan seperti siput vivipar javanica, cacing tubifex, larva
chironomaus dan sebagainya. Bagian-bagian dari pada lumpur
organik demikian yang tidak dapat dicernakan, menyisa sebagai detritus
di dasar perairan. Jumlah bahan organik yang terdapat dalam suatu
perairan dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak tidaknya
mineral yang dapat dibongkar kelak. Bila suasana perairan anaerob,
maka protein-protein yang menang mengandung belerang dapat
dibongkar oleh bakteri anaerob diantaranya adalah Bakterium
vulgare. Hasil pembongkaran tersebut adalah gas hidrogen sulfida
H
2
S dan ditandai bau busuk, air berwarna kehitaman. Gas itu
merupakan limiting factor faktor pembatas bagi kesuburan perairan.
Kandungan H
2
S - 6 mg l sudah dapat membunuh ikan Cyprinus
carpio dalam beberapa jam saja. Untuk mencegah timbulnya H
2
S dalam kolam biasanya kolam yang
akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan pengolahan tanah
dasar dan pengeringan. Jenis gas beracun lainnya yang berasal dari
pembongkaran bahan organik adalah gas metana.
Gas Metana CH
4
adalah gas yang bersifat mereduksi dan dikenal
sebagai gas rawa. Metana itu timbul pada proses pembongkaran hidrat
arang dari bahan organik yang tertimbun dalam perairan. Hidrat
arang dalam suasana anaerob mula- mula dibongkar menjadi asam-asam
karboksilat. Bila suasana air tetap anaerob maka asam-asam
karboksilat direduksikan lebih lanjut menjadi Metana. Bila gas Metana ini
berhubungan dengan O
2
dalam air sekelilingnya, maka air itu akan
berkurang O
2
, dan sebagai hasilnya timbullah gas CO
2
. Pembongkaran dalam suasana anaerob juga dapat
dilakukan oleh ragi Saccharomyces, hasil pembongkaran itu adalah
alkohol dan lebih lanjut lagi menjadi asam cuka asam asetat oleh
bakterium aceti. Kandungan bahan organik dalam air sangat sulit untuk
ditentukan yang biasa disebut dengan kandungan total bahan
organik Total Organic MatterTOM.
3.2.2.5. Nitrogen
Di unduh dari : Bukupaket.com
66
Nitrogen didalam perairan dapat berupa nitrogen organik dan nitrogen
anorganik. Nitrogen anorganik dapat berupa ammonia NH
3
, ammonium NH
4
, Nitrit NO
2
, Nitrat NO
3
dan molekul Nitrogen N
2
dalam bentuk gas. Sedangkan nitrogen organik
adalah nitrogen yang berasal bahan berupa protein, asam amino dan
urea. Bahan organik yang berasal dari binatang yang telah mati akan
mengalami pembusukan mineral yang terlepas dan utama adalah
garam-garam nitrogen berasal dari asam amino penyusun protein.
Proses pembusukan tadi mula-mula terbentuk amoniak NH
3
sebagai hasil perombakan asam amino oleh
berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob. Pembongkaran itu akan
menghasilkan suatu gas CO
2
bebas, menurut persamaan reaksinya
adalah: R. CH.NH
2
. COOH +O
2
R. COOH + NH
3
+ CO
2
Berdasarkan reaksi kimia tersebut dapat diperlihatkan bahwa kolam
yang dipupuk dengan pupuk kandanghijau yang masih baru
dalam jumlah banyak dan langsung ditebarkan benih ikan kedalam kolam,
biasanya akan terjadi mortalitas yang tinggi pada ikan karena kebanyakan
gas CO
2
. Bila keadaan perairan semakin buruk, sehingga O
2
dalam air sampai habis, maka secara
perlahan proses pembongkaran bahan organik akan diambil oleh
bakteri lain yang terkenal ialah Nitrosomonas menjadi senyawa nitrit.
Reaksi tersebut sebagai berikut: 2NH
3
+ 3O
2
2HNO
2
+ H
2
O Bila perairan tersebut cukup
mengandung kation-kation maka asam nitrit yang terbentuk itu dengan
segera dapat dirubah menjadi garam-garam nitrit, oleh bakteri
Nitrobacter atau Nitrosomonas, garam-garam nitrit itu selanjutnya
dikerjakan lebih lanjut menjadi garam-garam nitrit, reaksinya
sebagai berikut:
2NaNO
2
+O
2
2NaNO
3
Garam-garam nitrit itu penting sebagai mineral yang diasimilasikan
oleh tumbuh-tumbuhan hijau untuk menyusun asam amino kembali
dalam tubuhnya, untuk menbentuk protoplasma itu selanjutnya
tergantung pada nitrit, phitoplankton itu selanjutnya menjadi bahan
makanan bagi organisme yang lebih tinggi. Nitrit tersebut pada suatu saat
dapat dibongkar lebih lanjut oleh bakteri denitrifikasi yang terkenal
yaitu
Micrococcus denitrifikan, bakterium nitroxus menjadi nitrogen-
nitrogen bebas, reaksinya sebagai berikut:
5 C
6
H
12
O + 24 HNO
3
24 H
2
CO
3
+ 6 CO
3
+18 H
2
O +12 N
2
Agar supaya phitoplankton dapat tumbuh dan berkembang biak
dengan subur dalam suatu perairan, paling sedikit dalam air itu harus
tersedia 4 mgl nitrogen yang diperhitungkan dari kadar N dalam
bentuk nitrat, bersama dengan 1 mgl P dan 1 mgl K.
Bila kadar NH
3
hasil pembongkaran bahan organik di dalam air terdapat
dalam jumlah besar, yang disebabkan proses pembongkaran
Di unduh dari : Bukupaket.com
67 protein terhenti sehingga tidak
terbentuk nitrat sebagai hasil akhir, maka air tersebut disebut “sedang
mengalami pengotoran Pollution”. Kadar N dalam bentuk NH
3
dipakai juga sebagai indikator untuk
menyatakan derajat polusi. Kadar 0,5 mgl merupakan batas maksimum
yang lazim dianggap sebagai batas untuk menyatakan bahan air itu
“unpolluted”. Ikan masih dapat hidup pada air yang mengandung N 2 mgl.
Batas letal akan tercapai pada kadar 5 mgl. Di perairan kolam nitrogen
dalam bentuk amonia sangat beracun bagi ikan budidaya, tetapi
jika dalam bentuk amonium tidak begitu berbahaya pada media
akuakultur. Amonia yang ada dalam wadah budidaya dapat diukur dan
biasanya dalam bentuk ammonia total. Menurut Boyd 1988, terdapat
hubungan antara kadar ammonia total dengan ammonia bebas pada
berbagai pH dan suhu yang dapat dilihat pada Tabel 3.4. Pada tabel
tersebut memperlihatkan daya racun ammonia yang akan meningkat
dengan meningkatnya kadar pH dan suhu terhadap organisme perairan
termasuk ikan.
Tabel 3.4. Persentase ammonia bebas NH
3
terhadap ammonia total Boyd, 1988
pH 26
o
C 28
o
C 30
o
C 32
o
C 7,0
7,2 7,4
7,6 7,8
8,0 8,2
8,4 8,6
8,8 9,0
9,2 9,4
9,6 9,8
10,0 10,2
0,60 0,95
1,50 2,35
3,68 5,71
8,75
13,20 19,42
27,64 37,71
48,96 60,33
70,67 79,25
85,82 90,56
0,70 1,10
1,73 2,72
4,24 6,55
10,00 14,98
21,83 30,68
41,23 52,65
63,79 73,63
81,57 87,52
91,75 0,81
1,27 2,00
3,13 4,88
7,52
11,41 16,96
24,45 33,90
44,84 56,30
67,12 76,39
83,68 89,05
92,80 0,95
1,50 2,36
3,69 5,72
8,77
13,22 19,46
27,68 37,76
49,02 60,38
70,72 79,29
85,85 90,58
93,84
Kadar amonia yang dapat mematikan ikan budidaya jika dalam
wadah budidaya mengandung 0,1 – 0,3 ppm. Oleh karena itu sebaiknya
kadar amonia didalam wadah
Di unduh dari : Bukupaket.com
68
budidaya ikan tidak lebih dari 0,2 mgl ppm. Kadar amonia yang
tinggi ini diakibatkan adanya pencemaran bahan organik yang
berasal dari limbah domestik, industri dan limpasan pupuk pertanian.
3.2.2.6. Alkalinitas dan kesadahan