64
menggunakan alat pH meter atau dengan menggunakan kertas
indikator pH.
Diperairan asli, pergoncangan pH dari yang tinggi ke pH rendah dapat
disanggah oleh unsur calsium yang terdapat dalam air asli itu sendiri.
Apabila suatu perairan kadar calsium dalam bentuk CaHCO
3 2
cukup tinggi, maka daya menyanggah air
terhadap pergoncangan pH menjadi besar.
Unsur Ca didalam air membentuk dua macam senyawa yaitu:
1.
Senyawa kalsium carbonat CaCO
3
yang tidak dapat larut 2. Senyawa kalsium bicarbonat atau
kalsium hidrogen
karbonat CaHCO
3 2
yang dapat larut dalam air.
Faktor yang menentukan besar kecilnya kemampuan penyanggah
pergoncangan asam pH adalah banyaknya Ca HCO
3 2
di dalam air. Proses terjadinya penyanggahan
asam didalam air adalah sbb: Kalau dalam suatu perairan, CO
2
terambil, maka mula-mula pH air akan naik, akan tetapi pada saat
yang bersamaan CaHCO
3 2
yang larut dalam air itu akan pecah
menurut persamaan sebagai berikut: Ca HCO
3 2
Ca CO
3
+ H
2
O + CO
2
Sehingga dalam air itu terjadi pembentukan CO
2
yang baru, selanjutnya pH air mempunyai
kecenderungan untuk turun lagi. Berdasarkan proses tersebut diatas,
kadar Ca yang terkandung dalam air menjadi berkurang. Kalcium
bikarbonat yang terbentuk pada pemecahan itu akan mengendap
berupa endapan putih didasar perairan, pada daun-daun tanaman
air dsb. Sebaliknya, apabila terbentuk gas CO
2
yang banyak didalam air maka mula-mula pH air
mempunyai kecenderungan untuk turun akan tetapi dengan segera gas
CO
2
yang berkeliaran bebas itu akan diikat oleh CaC0
3
yang sulit larut dalam air tadi. Menurut persamaan
reaksi: CaCO + CO
2
+ H
2
O Ca HCO
3 2
. Sehingga jumlah CO
2
bebasnya akan berkurang, akibatnya pH air
mempunyai kecenderungan untuk naik, sehingga kecenderungan pH
untuk turun dapat disanggah.
Proses imbangan pH dapat dituliskan dengan reaksi sebagai berikut :
Ca HCO
3 2
CaCO
3
+ CO
2
+ H
2
O Jadi jumlah Ca HCO
3 2
dalam air merupakan salah satu unsur dari
baik buruknya perairan sebagai lingkungan hidup.
3.2.2.4. Bahan Organik dan garam mineral dalam air
Mineral merupakan salah satu unsur kimia yang selalu ada dalam suatu
perairan, beberapa jenis mineral antara lain adalah Kalsium Ca,
Pospor P, Magnesium Mg, Potassium K, Sodium Na, Sulphur
S, zat besi Fe, Tembaga Cu, Mangan Mn, Seng Zn, Florin F,
Yodium I dan Nikel Ni. Diperairan umum mineral yang diperlukan oleh
phytoplakton senantiasa diperoleh
Di unduh dari : Bukupaket.com
65 dari pembongkaran bahan-bahan
organik sisa dari tumbuhan dan binatang yang sudah mati. Di alam
mineral tersebut berasal dari air yang masuk, atau adanya penambahan
pupuk buatan. Pembongkaran bahan organik dilakukan oleh jasad renik
yang terdapat didalam air. Pada umumnya jasad renik ini
menghendaki perairan yang pHnya 7 sedikit mendekati basa.
Pembongkaran bahan organik ada yang dilakukan secara anaerob
tidak memerlukan oksigen. Proses pembongkaran itu juga dipengaruhi
oleh suhu air.
Bahan organik yang larut didalam air belum dapat dimanfaatkan oleh
binatang air secara langsung. Bahan-bahan organik yang
mengendap di dasar perairan yang dangkal dapat dimakan secara
langsung oleh berbagai macam binatang benthos binatang yaang
hidup didasar perairan seperti siput vivipar javanica, cacing tubifex, larva
chironomaus dan sebagainya. Bagian-bagian dari pada lumpur
organik demikian yang tidak dapat dicernakan, menyisa sebagai detritus
di dasar perairan. Jumlah bahan organik yang terdapat dalam suatu
perairan dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak tidaknya
mineral yang dapat dibongkar kelak. Bila suasana perairan anaerob,
maka protein-protein yang menang mengandung belerang dapat
dibongkar oleh bakteri anaerob diantaranya adalah Bakterium
vulgare. Hasil pembongkaran tersebut adalah gas hidrogen sulfida
H
2
S dan ditandai bau busuk, air berwarna kehitaman. Gas itu
merupakan limiting factor faktor pembatas bagi kesuburan perairan.
Kandungan H
2
S - 6 mg l sudah dapat membunuh ikan Cyprinus
carpio dalam beberapa jam saja. Untuk mencegah timbulnya H
2
S dalam kolam biasanya kolam yang
akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan pengolahan tanah
dasar dan pengeringan. Jenis gas beracun lainnya yang berasal dari
pembongkaran bahan organik adalah gas metana.
Gas Metana CH
4
adalah gas yang bersifat mereduksi dan dikenal
sebagai gas rawa. Metana itu timbul pada proses pembongkaran hidrat
arang dari bahan organik yang tertimbun dalam perairan. Hidrat
arang dalam suasana anaerob mula- mula dibongkar menjadi asam-asam
karboksilat. Bila suasana air tetap anaerob maka asam-asam
karboksilat direduksikan lebih lanjut menjadi Metana. Bila gas Metana ini
berhubungan dengan O
2
dalam air sekelilingnya, maka air itu akan
berkurang O
2
, dan sebagai hasilnya timbullah gas CO
2
. Pembongkaran dalam suasana anaerob juga dapat
dilakukan oleh ragi Saccharomyces, hasil pembongkaran itu adalah
alkohol dan lebih lanjut lagi menjadi asam cuka asam asetat oleh
bakterium aceti. Kandungan bahan organik dalam air sangat sulit untuk
ditentukan yang biasa disebut dengan kandungan total bahan
organik Total Organic MatterTOM.
3.2.2.5. Nitrogen