127 1. Mengurangi lemak pada daerah
kantong pembungkus telur ovarium, karena lemak yang
terlalu banyak dapat mengganggu kelancaran
pelepasa telur.
2. Memisahkan induk jantan dan betina untuk menahan sementara
keinginan memijah sehingga pada saat pemijahan di kolam
pemijahan kedua induk ikan saling tertarik untuk memijah.
Pemijahan ikan Mas secara buatan biasanya dilakukan oleh para petani
ikan yang membutuhkan ketersediaan benih yang kontinu
dalam jumlah dan mutu. Pemijahan secara buatan ini dilakukan dengan
memberikan suntikan hormon kepada induk ikan Mas jantan dan
betina agar cepat mengalami kematangan gonad. Setelah
dilakukan penyuntikan hormon, induk ikan Mas jantan dan betina akan di
stripping, yaitu dilakukan pengurutan agar telur dan sperma keluar dari
tubuh induk ikan Mas dan dilakukan pembuahan ikan Mas secara buatan.
Hormon yang digunakan antara lain adalah ovaprim, pregnil, HCG atau
kelenjar hipofisa ikan Mas itu sendiri.
Ikan Mas jantan dan betina siap memijah dan matang gonad
dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Jumlah induk yang
ditebar bergantung pada luas ukuran kolam pemijahan. Ikan Mas akan
meletakkan telur pada kakaban. Kakaban yang berisi telur ikan Mas
selanjutnya dipindahkan ke kolam pemeliharaan larvabenih. Hal ini jika
pemijahan dilakukan alami dan semi intensif. Jika pemijahan ikan Mas
dilakukan secara buatan, maka telur ikan Mas yang telah dicampur
sperma ditebar ke dalam akuarium dan dipelihara sampai menetas dan
berumur 2-4 minggu.
4.2.6.2. Pemijahan Ikan Lele 1. Persiapan wadah dan substrat
kakaban
Persiapan bak pemijahan dilakukan sebelum dilakukan pemijahan. Untuk
setiap pasang induk yang beratnya antara 0,5 – 1 kg diperlukan satu
buah bak pemijahan dengan ukuran 1 x 2 x 0,5 meter atau 1 x 1 x 0,5
meter. Sebelum kolam atau bak digunakan, bak dicuci bersih agar
kotoran-kotoran dan lumut yang menempel terlepas dan dasar bak
menjadi bersih dan benih lele terhindar dari serangan penyakit.
Selanjutnya bak diisi air bersih setinggi 30 – 40 cm. Sebagai tempat
atau media menempelnya telur, di dasar bak dipasang kakaban yang
terbuat dari ijuk. Ukuran kakaban disesuaikan dengan ukuran bak
pemijahan. Namun, ukuran yang biasa digunakan panjangnya 75 –
100 cm dan lebarnya 30 – 40 cm. Sebagai patokan, untuk 1 pasang
induk lele dumbo dengan berat induk betina 500 gram, dibutuhkan
kakaban sebanyak 3 – 4 buah. Jika kurang, dikhawatirkan telur yang
dikeluarkan ketika pemijahan tidak tertampung seluruhnya atau
menumpuk di kakaban, sehingga mudah membusuk dan tidak
menetas. Kakaban harus menutupi seluruh permukaan dasar bak
pemijahan, sehingga semua telur lele dumbo tertampung di kakaban.
Di unduh dari : Bukupaket.com
128
Bagian atas bak pemijahan di tutup dengan seng atau triplek atau
anyaman bambu untuk mencegah induk lele dumbo yang sedang
dipijahkan meloncat keluar.
2. Pemilihan induk siap pijah
Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan
belum tentu semua induk telah matang kelamin dan siap dipijahkan.
Sebelum dipijahkan, induk dipilih yang sesuai dengan persyaratan.
Salah satu persyaratan yang mutlak adalah induk telah berumur 1 tahun,
baik jantan maupun betina. Pemilihan induk dilakukan dengan
cara mengeringkan kolam induk, baik kolam induk jantan mapun betina,
sehingga induk – induk ikan lele dumbo akan terkumpul. Selanjutnya
induk – induk tersebut ditangkap dengan menggunakan seser atau
serokan dan ditampung dalam wadah seperti tong plastik.
3. Penyuntikan hormon
Untuk merangsang induk lele dumbo agar memijah sesuai dengan yang
diharapkan, sebelumnya induk harus disuntik menggunakan zat
perangsang berupa kelenjar hipofisa atau HCG Human Chlorionic
Gonadotropine atau ovaprim. Kelenjar hipofisa dapat diambil dari
donor ikan lele dumbo yang telah matang kelamin dan telah berumur
minimal 1 tahun. Penyuntikan menggunakan kelenjar hipofisa
cukup dengan 1 dosis. Artinya, ikan donor yang akan diambil kelenjar
hipofisanya, beratnya sama dengan ikan induk lele dumbo yang akan
disuntik. Namun, jika menggunakan ovaprim, penyuntikan cukup
dilakukan satu kali dengan dosis untuk induk betina 0,2 ml dan untuk
induk jantan sebanyak 0,1 ml. Sebagai bahan pelarut digunakan air
untuk injeksi berupa aquabidest sebanyak 0,3 – 0,4 ml. Penyuntikan
dapat dilakukan pada 3 tempat, yaitu pada otot punggung, batang ekor
dan sirip perut. Akan tetapi pada umumnya dilakukan pada otot
punggung dengan kemiringan alat suntik 45
q.
4. Pemijahan
Induk lele dumbo yang telah disuntik selanjutnya dipijahkan secara alami,
atau dipijahkan secara buatan. Jika akan dilakukan secara semi buatan,
setelah induk ikan lele disuntik dengan hormon maka induk tersebut
dimasukan ke dalam bak pemijahan yang telah disiapkan. Induk akan
memijah setelah 8 – 12 jam dari penyuntikan. Selama proses
pemijahan berlangsung dilakukan pengontrolan agar induk yang
sedang memijah tidak melompat keluar tempat pemijahan.
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan secara alami, semi buatan dan
buatan induced breeding. Pemijahan ikan lele secara alami
dapat dilakukan dengan memijahkan induk jantan dan betina tanpa
perlakuan khusus. Induk ikan lele memijah berdasarkan kondisi alam
dan ikan itu sendiri. Kelemahan pemijahan secara alami adalah
pemijahan induk belum dapat
Di unduh dari : Bukupaket.com
129 diperkirakan waktunya sehingga
ketersediaan telur juga belum dapat di perkirakan. Pemijahan secara
semi buatan adalah pemijahan dengan cara memberi perlakuan
khusus yaitu dengan menyuntik induk ikan menggunakan hormon.
Hormon yang digunakan adalah hormon sintetis atau hormon
hypofisa. Jika Induk disuntik menggunakan hormon sintetis
Ovaprim dapat dilakukan dengan dosis 0,1-0,2 ml di tambah
aquabides sebanyak 1-2 ml. Pemijahan secara semi buatan induk
jantan dan betina disuntik. Induk yang telah disuntik dimasukkan
kedalam kolambak pemijahan. Pemijahan secara buatan yaitu
dengan menyuntikan hormon gonadotropin kedalam tubuh induk
betina. Untuk mendapatkan hormon ini ada yang sudah dalam bentuk
cairan hormon siap pakai, ada pula yang harus di ekstrak dari kelenjar
horman ikan tertentu.
Pada ikan lele yang akan dilakukan pemijahan secara buatan maka
pengambilan sperma dilakukan dengan pembedahan perut induk
jantan. Selanjutnya sperma diambil dan dibersihkan dari darah dengan
menggunakan tissue. Kelenjar sperma dipotong-potong dengan
menggunakan gunting kemudian ditekan secara halus untuk
mengeluarkan sel sperma dari kelenjar sperma tersebut, lalu
diencerkan di dalam larutan sodium clorida 0.9 dalam mangkuk plastik
yang bersih.
Pengurutan induk betina dilakukan dengan hati-hati agar induk tersebut
tidak terluka. Telur induk betina tersebut ditampung dalam baki dan
pada waktu yang bersamaan sperma yang telah disiapkan sebelumnya
dicampur dengan telur. Telur dan sperma diaduk menggunakan bulu
ayam. Setelah telur dan sperma tercampur merata, lalu ditambah air
sampai semua telur terendam dan biarkan beberapa menit agar semua
telur terbuahi oleh sperma. Air rendaman yang berwarna putih
selanjutnya di buang,
Telur yang telah dibuahi disebarkan kepermukaan substrat “kakaban” dan
direndam dalam bak sampai menetas. Untuk mencegah infeksi
pada induk, maka setelah dilakukan pengurutan induk ikan ditreatment
dengan cara direndam dalam larutan formalin 50 – 150 ppm selama 3 jam,
kemudian induk ikan di lepas ke dalam bak fiber penampungan induk
yang sudah disediakan.
4.2.6.3. Pemijahan ikan nila