55 zat beracun dari dasar perairan akan
naik kepermukaan air.
3.2.1.2. Kekentalan Viscosity
Molekul-molekul air mempunyai daya saling tarik menarik, kalau daya
saling tarik menarik tersebut mengalami gangguan karena adanya
benda yang bergerak dalam air seperti benda tenggelam, maka akan
timbul gesekan-gesekan yang disebut dengan “gesekan intern
dalam air“ Viscosity.
Menurut kesepakatan para ahli fisika, pada suhu 0
q C, kekentalan air murni mempunyai nilai yang terbesar, dan
ditandai dengan angka 100. Makin naik suhunya, makin berkurang
kekentalannya. Setiap kenaikan suhu 1
q C terjadi penurunan viscosity 2, hingga pada suhu 25
q C viscositas turun menjadi setengahnya dari nilai
viscosity pada suhu 0 q C. Viscosity
ini akan berpengaruh terhadap proses pengendapan jasad renik
plankton, zat-zat dan benda-benda yang melayang didalam air.
3.2.1.3. Tegangan Permukaan
Molekul-molekul air mempunyai daya saling tarik menarik terhadap
molekul-molekul yang ada. Dalam fase cair daya tarik menarik masih
sedemikian besarnya, sehingga molekul-molekul zat cair masih
mempunyai daya “Kohesi “.
Daya tarik menarik molekul air ini terjadi kesegala penjuru, sedang
dipermukaan hanya terjadi gaya tarik menarik kesamping dan kedalam
saja dan sifat itu yang menyebabkan timbulnya tegangan permukaan.
Akibat adanya tegangan permukaan, maka binatang dan tumbuhan yang
ringan, seperti kimbung akar dapat berjalan diatas permukaan air, ada
juga plankton yang menggantung dibawah permukaan air.
3.2.1.4. Suhu Air
Air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu
banyak mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini
disebabkan panas jenis air lebih tinggi daripada udara. Artinya untuk
naik 1
q C, setiap satuan volume air memerlukan sejumlah panas yang
lebih banyak dari pada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukkan
fluktuasi suhu air yang lebih besar dari pada perairan yang dalam.
Sedangkan organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi suhu
yang rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi rendah maka
perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat alam
antara lain;
x Penyerapan absorbsi panas matahari pada bagian
permukaan air. x
Angin, sebagai penggerak permindahan massa air.
x Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan
danau terdapat lapisan suhu air yaitu lapisan air yang bersuhu
rendah akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi
naik kepermukaan perairan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
56
Selain itu suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah
oksigen terlarut didalam air. Jika suhu tinggi, air akan lebih lekas
jenuh dengan oksigen dibanding dengan suhunya rendah. Suhu air
pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim, lintang
latitude, ketinggian dari permukaan laut altitude, waktu dalam satu hari,
penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu air
mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi
dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O
2
, CO
2
, N
2
, CH
4
dan sebagainya. Kisaran suhu air yang sangat
diperlukan agar pertumbuhan ikan- ikan pada perairan tropis dapat
berlangsung berkisar antara 25 q C -
32 q C. Kisaran suhu tersebut
biasanya berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara tropis
sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan kegiatan budidaya
ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan
biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu
perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses didalam
perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air maka kelarutan
oksigen akan berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
peningkatan 10
q C suhu perairan mengakibatkan meningkatnya
konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat,
sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme akuatik itu berkurang.
Suhu air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya
adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan
malam tidak lebih dari 5 q C .
Pada perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal
1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan stratifikasi suhu.
Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi dibanding
dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom air
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pertama lapisan epilimnion yaitu
lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu
relatif kecil dari 32
q C menjadi 28q C. Lapisan kedua disebut dengan
lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan
suhu sangat tajam dari 28 q C
menjadi 21 q C . Lapisan ketiga
disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada
lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu
ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolom
air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang vertikal. Pada
kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi
stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para
pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman
air tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi
suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan
menggunakan aeratorblower kincir air.
Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon
ikan dalam mengkonsumsi pakan
Di unduh dari : Bukupaket.com
57 yang diberikan selama berlangsung
kegiatan budidaya. Respon tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan pada ikan Suhu air
qC Respon konsumsi pakan
Mendekati 0 8 – 10
15 22
28 – 30 33
35 36 – 38
38 – 42 Kondisi kritis minimal
Tidak ada respon terhadap pemberian pakan Pemberian pakan berkurang
50 optimum Pemberian pakan optimum
50 optimum Pemberian pakan berkurang
Tidak respon terhadap pemberian pakan Kondisi kritis minimal
Sumber : Tucker and Hargreaves 2004
3.2.1.5. Kecerahan dan kekeruhan air