1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut Ghozali 2006: 45.
Penelitian ini menggunakan rumus validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment Siregar 2013 : 48yaitu:
∑ ∑ ∑ √[ ∑
∑ ][ ∑
∑ ]
Dimana : n = Jumlah responden.
x = Skor variabel jawaban responden. y = skor total dari variabel jawaban responden.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu kewaktu Ghozali 2006: 41. Penelitian ini menggunakan pengujian realibilitas dengan teknik alfa cronbach Sugiyono 2008
: 365 dengan rumus:
{ ∑
}
Dimana : K = mean kuadrat antara subjek
∑ = mean kuadrat kesalahan
= variabel total
3. Uji Asumsi Klasik
Dalam uji asumsi klasik terdapat beberapa cara pengujian antaranya
uji multikolonieritas,
uji normalitas,
uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji linearitas. Dalam
penelitian ini menggunakan tiga uji yaitu : a.
Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali 2006 : 91 uji Multikolonieritas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengansumsi bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengaamatan yang lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Kebanyakan data
crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
kecil, sedang, dan besar.
K. Teknik Analisis Data