Berdasarkan penuturan subjek 4, hambatan pendidikan karakter yang ditemui selama memberikan pembelajaran adalah para peserta didik
yang memiliki daya konsentrasi yang rendah dan peserta didik yang cerdas merendahkan peserta didik lainnya. Subjek 4, perlu mencari
alternatif mengajar supaya mampu mengembangkan kemampuan berkonsentrasi siswa dan melakukan evaluasi belajar untuk memberikan
pemahaman mengenai cakupan bahan ajar serta penanaman nilai-nilai karakter yang berguna bagi peserta didik. Peneliti mendengar apa yang
dikatakan oleh subjek 4 merupakan sebuah bukti keprihatinan yang dimiliki oleh seorang guru dimana harapan guru yang bersangkutan,
peserta didik yang mengalami kemampuan lebih seyogyanya mampu membantu temannya yang kurang mampu, namun malah teman-teman
yang mampu menghina teman yang kesulitan belajar. Kenyataan seperti ini
mengindikasikan bahwa
tingkat kesadaran
siswa untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter dan menghidupi nilai-nilai karakter masih rendah.
6. Usaha-Usaha Sekolah Mengatasi Hambatan Pendidikan Karakter di
SMP Stella Maris Tangerang
SMP Stella Maris, Tangerang melakukan evaluasi mengenai terselenggaranya pendidikan karakter dan ditemukanlah tiga hal yang
menjadi hambatan-hambatan. Tindakan yang diambil oleh sekolah dalam mengatasi pendidikan karakter, tertuang dalam beberapa kesimpulan yaitu,
a. Memberi tahu langsung pada peserta didik mengenai sikap yang apa
yang perlu mereka ambil supaya tidak terjadi kebingungan antara apa yang dikatakan oleh guru dan orang tua.
Para guru memaparkan bahwa salah satu hambatan pendidikan karakter yang terjadi di SMP Stella Maris Tangerang adalah pola
mendidik yang dilakukan oleh orang tua dan guru berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada kebiasaan-kebiasaan yang muncul untuk bersikap
terhadap orang lain dan gaya hidup sehari-hari. Kebiasaan mencontoh atau me-modeling perilaku orang tua menjadi anggapan kebenaran
yang mutlak pada diri anak sehingga apa yang dilakukan oleh orang tua sudah pasti benar, padahal belum tentu demikian. Anggapan seperti
inilah yang perlu dirombak oleh para guru untuk menunjukkan bahwa ini adalah perilaku benar danatau perilaku yang salah. Pada taraf
pemahaman ini, masuklah paham-paham nilai moral untuk melihat secara lebih detail dan mengupas secara tajam perilaku etis apa yang
perlu dilakukan dan tindakan nyata macam apa pula untuk mengakhirinya. Berbicara mengenai karakter terkadang tidak bisa kita
lepaskan dari pemahaman mengenai etika, norma, moral, budi pekerti dan nilai. Guru memiliki ketakutan atau kecemasan bahwa anak akan
tetap mengikuti orang tuanya dan mengabaikan pelajaran yang selama ini didapatkan di bangku sekolah. Berikut penuturan yang disampaikan
oleh salah seorang guru mengenai usaha yang perlu dilakukan untuk mengatasi hambatan pendidikan karakter.
“Langkah yang kami ambil
tentunya dengan memberitahukan pada anak sikap apa yang perlu mereka ambil dan mereka lakukan untuk kedepannya sehingga anak
tidak lagi memiliki kebingungan. Kebingungan seperti apa? Kebingungan ketika orang tua mengatakan A dan para guru
mengatakan B. Anak perlu bersikap tegas pada orang tua dan memberi tahu pada orang tua bahwa sesuatu yang kurang baik itu patut untuk
tidak dilakukan dan mencoba melakukan hal yang lebih baik lagi.”B5. UMPK. K.SEK
Berdasarkan pemaparan subjek 1, muncul harapan kepada peserta didik untuk menjadi agen perubahan bagi keluarganya. Sekolah
berusaha untuk menanamkan nilai-nilai ketegasan untuk memberikan pemahaman bahwa tindakan yang tidak baik dan tidak pantas untuk
dilakukan. Sekolah menuntut keberanian para peserta didiknya untuk merubah keluarga-keluarga yang memiliki kebiasaan hidup yang
kurang pas dengan nilai-nilai kemasyarakatan yang didalamnya dimungkin mengandung nilai-nilai bermuatan karakter. Kebingungan
pada diri peserta didik tentu saja bisa terjadi dimana peserta didik melakukan seperti apa yang dilakukan oleh orang tua mereka lalu
perilaku tersebut mereka terapkan pada kondisi diluar lingkungan rumah dan ternyata mendapatkan teguran. Disini letak proses
pembelajaran yang dialami oleh peserta didik, ketika mereka telah dihadapkan pada situasi seperti ini mereka akan bertanya apa yang
seharusnya mereka lakukan? Dan bagaimana dengan orang tua mereka?
Disinilah letak peran seorang guru masuk untuk membantu memberikan penjelasan yang benar dan konkrit mengenai sesuatu yang
benar dan harus dicontoh oleh peserta didik. Tentunya pendekatan yang perlu dilakukan oleh para guru-guru memberikan rincian jawaban yang
betul-betul mengubah pandangan peserta didik, memberikan contoh dan tidak menyinggung perasaan peserta didik
b. Sekolah memiliki sistem point plus dan minus yang sudah sangat membantu jalannya pendidikan karakter. Dengan mengikuti sistem
tersebut pendidikan karakter akan berjalan dengan baik. Sekolah SMP Stella Maris, Tangerang, Banten memberikan
apresiasi yang tinggi bagi peserta didiknya yang berhasil mengembangkan dirinya untuk bersikap lebih baik dan berprestasi
dengan sistem point plus. Selain itu sekolah juga memberikan perhatian yang lebih banyak pada peserta didik yang belum bisa menyesuaikan
diri dengan peraturan sekolah sehingga masih ada beberapa pelanggaran yang mereka lakukan, peserta didik yang belum bisa
menyesuaikan diri akan mendapat perhatian berupa sistem point minus dan nasehat. Berikut pemaparan salah seorang guru terkait sistem point
plus dan minus. “Kalau saya menyoroti di SMP, sudah sangat
mendukung artinya bahwa segala upaya yang dilakukan wali kelas memang sudah ada seperti buku panduannya dan ada poin-poin yang
menjelaskan bahwa jika anak melakukan ini maka ada poin plus dan poin minus. Disitu sudah tertulis secara jelas bahwa ketika si anak
misalnya tidak membawa dasi itu poinnya seperti apa, tapi kalau si anak aktif di kelas itu pasti ada poin plusnya. Sistem itu sudah sangat
mendukung wali kelas dan guru mata pelajaran untuk benar-benar tahu bahwa anak ini sudah melakukan ini, maka akan mendapatkan
apa.
”B5. UMPK. G.BI
Peserta didik selain menjadi tanggungjawab guru BK dalam perkembangan kepribadiannya, guru wali kelas juga memiliki andil
tersebut. SMP Stella Maris memberikan wewenang pada guru wali kelas untuk menilai peserta didiknya dengan sistem poin plus dan
minus. Hal ini dilakukan karena guru wali kelas memiliki tanggungjawab utama bagi peserta didik asuhannya dalam pelajaran
maupun kepribadian terlebih lagi intensitas pertemuan dengan peserta lebih banyak dari guru BK. Subjek 3 menjelaskan pengalamannya
sebagai guru mata pelajaran dan wali kelas, kartu poin plus dan minus ini memberikan manfaat untuk memberikan perubahan pada diri peserta
didik. Tujuan utama dari kartu point plus dan minus ini memberikan apresiasi pada perbuatan-perbuatan baik dan penghargaan atas prestasi
siswa, serta memberikan efek jera bagi peserta didik yang melanggar peraturan. Sistem kartu poin tersebut memiliki beberapa tingkatan poin,
tingkatan tersebut akan memberikan sejumlah bentuk penghargaan apa yang akan diberikan pada peseta didik bila ia telah mencapai target
tertentu. Sedangkan tingkatan yang lain memberikan sanksi apa yang diberikan bagi peserta didik yang telah melanggar tata tertib sekolah.
c. Pemberian hukuman untuk menimbulkan efek jera pada peserta didik adalah salah satu langkah yang diperlukan dan dirasa cukup efektif.
Kita perlu memahami bahwa pelaksanaan pendidikan dan pengajaran para guru tidak akan terlepas dari bagaimana cara untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan bagaimana cara mengajar itu sendiri agar bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan metode atau
alat yang akan digunakan. Alat pendidikan yang mau dimaksudkan disini adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk
tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Hukuman sebagai salah satu teknik pengelolaan kelas
sebenarnya masih terus menjadi bahan perdebatan. Akan tetapi, apa pun alasannya, hukuman sebenarnya tetap diperlukan dalam keadaan sangat
terpaksa, katakanlah semacam pintu darurat yang suatu saat mungkin diperlukan. Hukuman merupakan alat pendidikan represif, disebut juga
alat pendidikan korektif, yaitu bertujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar atau yang tertib. Dengan kata lain,
hukuman adalah penyajian stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan. Berikut pernyataan salah seorang guru terkait pemberian hukuman:
“Yang penting saya tidak main tangan berarti main kaki boleh, dengan membersihkan kaca saja itu sudah membuat efek jera
pada anak.”B5. UMHPK. G.PKN
Salah satu upaya yang dilakukan oleh subjek 5 terkait upaya mengatasi hambatan pendidikan karakter di SMP Stella Maris
Tangerang adalah dengan memberikan efek jera pada peserta didik, dengan kata lain memberikannya hukuman. Anak di dalam dan di
lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di
dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya. Pemberian hukuman yang tidak melibatkan aspek fisik, seperti
pemukulan atau penganiayaan tetap diperkenankan. Pemberian hukuman kepada peserta didik perlu dipertimbangkan jenis
hukumannya sehingga hukuman tersebut ketika dijalankan timbul kesadaran dan niat untuk tidak mengulanginya kembali.
Subjek 5 sepenuhnya sadar bahwa pengunaan hukuman yang bersifat fisik seyogyanya dilarang. Pemberian hukuman seperti
yang dipaparkan sebelumnya mengandung dua nilai penting, yaitu Pertama, hukuman itu ialah sebagai akibat dari pelanggaran atau
kesalahan yang diperbuat. Kedua, hukuman itu adalah sebagai titik tolak untuk mengadakan perbaikan. Point penting dari hukuman ialah
adanya perbaikan dalam diri peserta didik atas perilaku yang telah dilakukannya, sehingga hukuman yang diberikan merupakan
hukuman yang bernilai mendidik atau hukuman paedagogis. Apabila peserta didik telah menerima hukuman atas kesalahan yang
diperbuatnya dan tidak mengalami perubahan, bisa diindikasikan
bahwa pemberiam hukuman pada peserta didik tersebut merupakan sebuah kegagalan.
d. Tindakan preventif merupakan langkah yang paling tepat untuk dilakukan
yaitu dengan
memberikan masukan,
saran dan
pendampingan bagi siswa supaya peserta didik tahu bagaimana cara bersikap yang tepat. Apabila terjadi pelanggaran perlu dihadapkan pada
aturan dan saksi yang telah disepakati bersama. Upaya-upaya yang dilakukan oleh para guru dalam mengatasi
hambatan pendidikan karakter seperti pemberian sistem kartu poin plus dan minus, pemberian hukuman pada peserta didik maupun
memberikan penjelasan pandangan yang benar dan baik atas apa yang sudah terjadi pada peserta didik, akan selalu lebih baik bila diberikan
tindakan preventif. Tindakan preventif atau tindakan pencegahan merupakan langkah awal yang senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh peserta didik.
Guru BK merupakan sosok guru yang tepat dalam memberikan layanan bimbingan bagi peserta didik dalam melaksanakan fungsi
preventif. Melalui fungsi preventif ini, guru BK memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. “Saya lebih
melakukan apa pun konteksnya preventif jauh lebih baik dari pada
kuratif. Lebih baik mencegah dari pada mengobati dari sisi waktu, pembiayaan dan sebagainya akan menjadi lebih baik. Saya sering
melakukan tindakan preventif. Setiap hari Senin kita ada kegiatan yang dinamakan MA, Morning Assembling itu semacam upacara
bendera di selasar. Saya lalu memberikan masukan-masukan terkait soal bagaimana mereka bersikap, soal bagaimana mereka disiplin,
soal bagaimana mereka menjaga ketenangan, terus motivasi belajar dan lain sebagainya dan itu selalu saya berikan sehingga bernuansa
klasikal yang besar dan saya pikir itu cukup membantu bahwa mereka akan lebih bersikap baik dari pada saat mereka punya masalah
baru
.”B5. UMHPK. G.BK
Subjek 2 menerangkan bahwa dalam pelayanannya sebagai seorang guru di SMP Stella Maris, Tangerang ia telah menjalankan
tugasnya dengan sebagai mana mestinya. Subjek 2 telah mengarahkan kompetensi yang dimilikinya dalam memberikan pendampingan
peserta didik, dimana beliau menindak lanjuti bahwa peranan tindakan preventif lebih baik dari tindakan kuratif dan lebih menghemat biaya.
Tindakan preventif senantiasa mengantisipasi berbagai masalah. Hal ini menandakan bahwa tindakan preventif sebagai salah satu
komponen untuk mengatasi hambatan pendidikan karakter adalah cara yang sesuai dan tepat.
B. Pembahasan