B. Pembahasan
1.
Perencanaan Pendidikan Karakter
Dari hasil wawancara diketahui bahwa Perencanaan pendidikan karakter dilaksanakan melalui perencanaan program dan kegiatan sekolah
yang kemudian dilaksanakan melalui pengembangan dan penyusunan tahapan rencana kerja sekolah. Upaya penerapan pendidikan karakter SMP
Stella Maris Tangerang direncanakan melalui keinginan yang kuat untuk mendorong terbentuknya karakter yang luhur pada diri siswa, kedisiplinan
serta kejujuran. Sekolah mengkombinasikan peraturan pemerintah dan visi misi sekolah untuk menyelaraskan pola pendidikan karakter yang sesuai
dengan peserta didik. Sekolah menyadari bahwa dalam perkembangan yang dilakukan sekolah sebagai lembaga pendidikan swasta tentunya tidak begitu
saja lepas dari peraturan pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Oleh sebab itu dalam penyelenggaraan pendidikan di bidang
pengembangan kepribadian peserta didik perlu ada kombinasi yang tepat untuk dilakukan.
Guru menyesuaikan penyampaian nilai karakter dengan topik-topik pembelajaran. Guru-guru di SMP Stella Maris menerangkan bahwa mereka
selalu membuat topik-topik pembelajaran. Pada saat penyusunan topik tersebut tentu saja ada nilai-nilai yang ingin di capai dari proses belajar
tersebut. Setiap guru memberikan muatan nilai-nilai tidak saja terpaku pada satu nilai karakter saja atau nilai karakter yang menjadi identitas sekolah
namun disesuaikan dengan topik pembelajaran. SMP Stella Maris memiliki
12 karakter unggulan. 12 nilai karakter tersebut memiliki derajat yang sama sebagai 12 nilai unggulan, akan tetapi terdapat nilai-nilai yang menjadi nilai
dominasi paling tinggi diantara yang lainnya yang menjadi pembeda dan dimiliki oleh setiap anak.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, tentang sistem pendidikan nasional SNP, yakni: tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Format silabus dan RPP yang masing-masing memiliki unsur yang terdiri dari: identitas, isi, dan
penutup. Pengembangan selanjutnya dilakukan oleh tingkat satuan pendidikan, dalam hal ini adalah pendidik guru. Pembuatan RPP
sepenuhnya menjadi tanggungjawab guru. Setiap guru memiliki tanggungjawab untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap aspek
pembelajaran yang ingin ia bangun bersama dengan siswa-siswanya. Sebelum proses pembelajaran dimulai para guru menyusun dan merancang
RPP sebagai pedoman mengajar. Setiap kali menyusun RPP, para guru perlu menyesuaikan karakter yang ingin dibangun dengan tema pembelajaran.
Penulisan karakter bangsa dalam RPP, bertujuan supaya para tenaga pendidik lebih fokus dan waspada dalam penerapan nilai afeksi, sehingga
siswa terlatih, terbiasa dan akhirnya menjadi karakter kepribadian, yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“RPP memang telah memuat mengenai pendidikan karakter bagi siswa dan saya tentunya
menyesuaikan karakter yang ingin dibangun sesuai dengan tema pembelajaran yang saat ini sedang dipelajari.” dan “Materi pendidikan
karakter telah tertuang dalam RPP yang telah saya buat. Hasilnya memang terletak pada saat saya memberikan pengajaran dan permainan saat di
l apangan ataupun di kelas.”
Berdasarkan pernyataan guru tersebut yang disesuaikan dengan Permendiknas no. 22 tahun 2006 yang memuat mengenai tiga komponen
silabus yaitu, Pertama, pembelajaran yang mengembangkan nilai karakter telah telah terpenuhi, Kedua, Indikator pencapaian peserta didik telah
tercapai dengan bukti terjadi perubahan saat siswa di lapangan, Ketiga, Modifikasi teknik penilaian dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran yang
semuanya terdapat pada sistem point modifikasi perilaku, plus dan minus guna mengembangkan danatau mengukur perkembangan karakter.
Berdasarkan hasil penelitian, Pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru-guru SMP Stella Maris, Tangerang sudah terlaksana
dengan baik dan berhasil. Kemendiknas 2010: 51 menuliskan bahwa kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikan nila-nilai karakter yang di targetkan. Hal ini sudah sejalan dengan pembelajaran yang terjadi
di SMP Stella Maris, Tangerang yang terdiri dari tiga tahap pendahuluan, inti dan penutup. Pendahuluan dari segi perencanaan, inti yang di isi dengan
proses kegiatan dan penutup dengan evaluasi yang diberikan. Pelaksanaan pendidikan karakter terdapat beberapa hal penting
yang menjadi point-point penting SMP Stella Maris, Tangerang. Terdapat kerjasama dan kolaborasi antara guru dan murid dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menemukan cara-cara yang unik dalam penyampaian materi pembelajaran, guna menarik minat anak untuk
mendalami pelajaran serta mengasah keterampilan hidup anak melalui setiap bahan ajar yang disajikan. Adanya evaluasi hasil belajar setiap kali
proses belajar mengajar usai dilakukan. Metode penyampaian nilai karakter yang dilakukan oleh para guru perlu disesuaikan dengan tiap bahan ajar dan
karakteristik mata pelajarannya. Pelaksanaan pendidikan karakter menuntut peran serta guru dan
peserta didik seperti yang tertera sebelumnya. Kegiata pembelajaran di sekolah selama proses belajar mengajar berlangsung sudah memberikan
peran aktif pada peserta didik. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip kegiatan pembelajaran yang potensial dan dapat mengembangkan karakter
peserta didik yaitu, agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli dan menginternalisasi karakter, peserta didik diberi peran aktif dalam
pembelajaran Kemendiknas, dalam Gunawan 2012: 229 Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi pendidikan karakter di SMP
Stella Maris, Tangerang, Banten sudah terlaksana dengan baik. Adapun evaluasi pendidikan karakter yang dilaksanakan dengan pengamatan secara
langsung peserta didik, pemberian teguran dan diberlakukannya sistem point. Evaluasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh para guru seputar
pengamatan secara
langsung peserta
didik merupakan
Proses memperkirakan keadaan siswa adalah langkah awal untuk mengetahui lebih lanjut kondisi siswa untuk kemudian dievaluasi
keberlanjutan dan kesiapannya, diharapkan jika guru telah mengetahui betul kondisi siswanya akan mempermudah memberikan meteri pelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat siswa. Guru memberikan teguran. Teguran tersebut adalah tindakan
keberlanjutan dari apa yang telah diamati oleh guru dalam menilai apa yang telah dicapai oleh peserta didik, selain itu teguran juga langkah yang diambil
para guru untuk menyikapi pelanggaran yang telah dilakukan. Pemberian sistem point yang diberikan oleh para guru dan teman satu kelas akan
memberikan penilaian yang obyektif pada diri peserta didik supaya penilaian tidak hanya berpusat pada guru namun teman sebaya pun juga
memiliki andil dalam perkembangan diri teman satu kelasnya. Sistem point yang terdapat di SMP Stella Maris Tangerang berupa modifikasi perilaku,
testimoni, plus dan minus tujuan utamanya mendidik peserta didik memiliki karakter yang telah ditetapkan sekolah meskipun tidak tertutup
kemungkinan terjadi degradasi sikap bagi para peserta didik yang ada di SMP Stella Maris, Tangerang.
2.
Hambatan Pendidikan Karakter
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hambatan pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Stella Maris, Tangerang diantaranya adalah
orang tua yang mendidik anaknya dengan pola perilaku hidup yang semaunya dan bertentangan dengan pola pengajaran guru di sekolah, Orang
tua membela perilaku anaknya yang salah dan berusaha menutupinya. Seperti yang terungkap dalam wawancara berikut: “Kadang ada anak yang
masa bodoh dan cuek lalu kita itu jengkel karena orang tua menutupi. Misalnya: anak bapak terlambat sudah beberapa kali, makanya terpaksa
saya pulangkan. Padahal itu saya yang mengantar bu, anaknya sudah bangun. Anaknya saya tanya bangun kesiangan lalu bapaknya bilang
macet. Berarti itu nutupi kejelekan anaknya.” Hal demikian bertentangn dengan nilai karakter yang dalam hubungannya dengan diri sendiri, bagi
peserta didik. Peserta didik belum mampu untuk mandiri, disiplin dan bertanggung jawab. Padahal dalam Permendiknas no. 23 tahun 2006, nilai
kemandirian, kedisiplinan dan bertanggungjawab menjadi point-point utama dalam pengembangan pendidikan karakter. Berdasarkan bukti-bukti
yang telah dipaparkan ternyata orang tua peserta didik juga perlu mendapat pendampingan berupa seminar guna mengembangkan kemampuan nilai
kemandirian, kedisiplinan dan bertanggungjawab pada diri anaknya dan tidak perlu menutupi kesalahan anak-anaknya.
Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pendidikan karakter di SMP Stella Maris, Tangerang tidak hanya disebabkan oleh peserta didik
namun orang tua juga bisa menjadi penghambat jalannya pendidikan karakter. Para peserta didik perlu ditanamkan ketegasan dan keberanian
untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam keluarga untuk menjadi agen perubahan. Selain disebabkan oleh orang tua, kurangnya
pengendalian diri dan kerendahan hati juga menjadi salah satu faktor penghambat jalannya pendidikan karakter di SMP Stella Maris, Tangerang.
Peserta didik yang saling merendahkan satu sama lainnya karena perbedaan
kemampuan intelektual menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian lebih, oleh sebab itu kemampuan kognitif perlu diimbangi dengan
kemampuan mengelola perasaan.
114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini mencakup garis besar
hasil dan yang didapatkan oleh peneliti. Bagian saran memuat saran untuk peneliti selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hsil penelitian mengenai evaluasi keterlaksanaan dan hambatan pendidikan karakter di SMP Stella Maris, Tangerang, Banten, maka
dapat diperoleh beberapa kesimpulan: 1.
Perencanaan pendidikan karakter di SMP Stella Maris, Tangerang sudah terlaksana dengan baik. Dalam merancang pendidikan karakter sekolah
mengkombinasikan peraturan pemerintah dan visi-misi sekolah untuk melihat dan menjawab kebutuhan sekolah. Sebelum memberikan materi
pembelajaran, guru-guru menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang terkandung muatan nilai-nilai karakter
berdasarkan 12 nilai karakter unggulan Stella Maris. Setiap kali penyusunan RPP guru menyesuaikan nilai-nilai karakter yang mau ditanamkan dengan
tema pembelajaran supaya berjalan dengan harmonis antara perencanaan dan proses.
Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Stella Maris, Tangerang berjalan dengan efektif. Terdapat kolaborasi antara guru dan murid dalam