Kajian Penelitian yang Relevan

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Strategi Nasional Stranas, 2014 yang dilakukan oleh beberapa dosen bimbingan dan konseling, Universitas Sanata Dharma, yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si, Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, A. Setyandari, S.Pd, S.Psi, Psi., M.A dan Juster Donal Sinaga, M.Pd dengan judul “Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experential Learning ”. Beberapa poin kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat keragaman cara atau strategi dan perbedaan saluran dalam implementasi pendidikan karakter di SMP satu dengan SMP lainnya. Dalam kasus penelitian terbatas ini, variasi gagasan dan strategi aksi yang ditempuh sekolah-sekolah swasta nasional dalam implementasi pendidikan karakter lebih kaya dan beragam dibanding apa yang dikerjakan sekolah-sekolah negeri. 2. Beberapa hambatan yang teridentifikasi dalam implementasi pendidikan karakter di SMP pada 5 kota di Indonesia adalah 1 Pedoman pendidikan karakter dari pemerintah c.q. Direktorat Pembinaa SMP 2010 tidak operasional; 2 Penanaman nilai karakter yang diintegrasikan melalui pembelajaran masih bersifat tempelan di RPP, indah dalam perencanaan tetapi miskin dalam aksi, para guru mengaku sulit untuk menerapkannya, tidak tahu cara atau strategi yang tepat dalam penyampaian nilai karakter yang dicantumkan dalam RPP kecuali sekedar memberi nasehat-nasehat dan diceramahkan sambil memberi pesan-pesan moral berhenti pada tataran pengenalan kognitif; 3 tidak tersedia alat dan cara evaluasi untuk mengukur ketercapaian karakter, dan 4 komitmen dan konsistensi para guru dalam menjaga gawang karakter tidak selalu sama, cenderung rapuh dan belum tercipta kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran dan guru BKKonselor sekolah dalam implementasi pendidikan karakter. 3. Dilihat dari hasilnya, implementasi pendidikan karakter terintegrasi di SMP, efektifitasnya belum menggembirakan. Temuan evaluatif secara empirik menunjukkan bahwa 36,4 dari 653 siswa SMP di 5 kota yang diteliti masih berada pada kategori kurang baik dan beberapa diantaranya buruk dalam capaian skor karakternya. Hanya 12,3 dari 653 siswa tersebut yang masuk pada kategori baik dengan capaian skor ≥ 7 pada skala Stannine. 4. Teridentifikasi 25 dari 50 pernyataan nilai karakter dari skala pengukuran hasil pendidikan karakter yang capaian skornya kurang baik dari 5 butir diantaranya bahkan dalam kategori buruk. Jiwa kewirausahaan, kemandirian, rasa ingin tahu, patuh pada peraturan sosial, dan menghargai karyaprestasi orang lain teridentifikasi sebagai 5 nilai karakter yang capaiannya masih buruk, baik pada siswa kelas VII maupun pada siswa kelas VIII. 5. Terdapat kecenderungan bahwa capaian hasil pendidikan karakter lebih baik pada siswa kelas VII dibanding pada siswa kelas VIII, baik pada rata-rata capaian skor maupun pada banyaknya ragam nilai karakter. Siswa kelas VII hampir dua kali lebih banyak dari siswa kelas VIII yang mencapai skor karakter pada kategori baik, sebaliknya siswa kelas VIII dua kali lebih banyak jumlahnya dari siswa kelas VII yang capaian skornya terpuruk pada kategori kurang baik dan buruk. 6. Ditemukan 23 topik nilai karakter yang dibutuhkan oleh siswa, guru, dan orang tua dengan peringkat skala prioritas 1-23. Topik kebutuhan nilai karakter dengan peringkat lima tertinggi adalah 1 lebih rajin mengamalkan ajaran agama yang dianut; 2 menghargai keberagaman; 3 meningkatkan rasa percaya diri; 4 memahami kekurangan dan kelebihan diri; dan 5 berperilaku hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik. 7. Berdasarkan kajian konseptual dan hasil-hasil empiris preliminary study, telah dirancang disain hipotetik model pendidikan karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaborasi dengan Pendekatan Experential Learning yang dituangkandisusun dalam draft modul Pendidikan Karakter di SMP jilid 1, 2, 3 yang dilengkapi dengan seluruh perangkat model dan siap diujikembangkan dan divalidasi melalui implementasi terbatas pada tahapan penelitian tahun II 2015. Dari beberapa kajian teori yang relevan di atas, peneliti semakin tertarik untuk melakukan penelitian di SMP swasta lain di pulau jawa. Mengingat bahwa pengembangan diri dan penanaman nilai-nilai karakter merupakan suatu pembiasaan yang berkelanjutan, maka diperlukan suatu model pendidikan karakter dengan strategi penyajian yang efektif, menarik dan praktis yang dilakukan pada tataran sekolah menengah, khususnya SMP. Oleh sebab itu penelitian ini sangat strategis untuk dilakukan. 53

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan Arikunto, 2005: 234. Penelitan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak Sugiyono, 2010:15. Desain penelitian ini adalah penelitian evaluasi, Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Menurut Arikunto, 2007: 222 penelitian evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian.