Semua pertanyaan kuesioner kemudian dikonfersikan nilainya kedalam angka. Pada pengetahuan dengan pilihan YA atau TIDAK, pertanyaan pengetahuan diberi
skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Kisaran skro pada pertanyaan pengetahuan 0-14. Kuesioner sikap berisi 14 pertanyaan untuk pre dan 14
pertanyaan untuk post, yang mewakili beberapa jenis pertanyaan. Penilaian kuesioner untuk pengukuran sikap menggunakan skala likert responden diminta melakukan
agreement atau disagreement untuk masing-masing item dalam kuesioner. Kuesioner
mengukur sikap menggunakan skala likert yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, Sangat Tidak Setuju STS. Semua pertanyaan positif favourable diberi
skor 4 untuk SS, 3 untuk S, 2 untuk TS, dan 1 untuk STS, sedangkan untuk pertanyaan negatif infavourable diberi skor 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S,
dan 1 untuk SS. Kisaran skor untuk pertanyaan pengetahuan adalah 14-56. Pada Tindakan dinilai dengan cara deskriptif yaitu sesuai dengan literatur.
Dimana dikategorikan menjadi 3 yaitu baik, sedang, buruk. Dikatakan baik jika responden melakukan tindakan sesuai dengan literatur, sedang jika responden
melakukan tindakan tidak sesuai dengan literartur, dan buruk jika responden tidak melakukan tindakan dengan literatur.
J. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian
Subjek penelitian dipilih dengan cara pembagian wilayah kecamatan berdasarkan kelompok payungan dalam penelitian. Pembagian wilayah dimaksudkan
agar hasil dari edukasi dengan metode CBIA tidak saling mempengaruhi wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, yang saling berdekatan.
2. Perijinan
Tahap perijinan dimulai dengan memasukkan permohonan ijin dan proposal penelitian ke bagian perijinan BAPPEDA Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta,
setelah surat tebusan dari BAPPEDA keluar dilakukan penelitian ke SMK Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Sampel yang digunakan adalah siswa SMK dari
kecamatan Depok Kabupaten Sleman, maka proses perijinan dilanjutkan ke kantor Kecamatan Depok.
3. Penelusuran data populasi
Penelusuran data populasi dilakukan dikantor pemerintahan kota Sleman. Dari data yang ditelusuri adalah jumlah SMK di Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman. SMK yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu SMKN 2 Depok Kabupaten Sleman, karena hanya pihak SMKN 2 yang bersedia mengikuti penelitian ini serta
memenuhi kriteria inklusi penelitian, selanjutnya peneliti menghubungi bagian kesiswaan sekolah untuk meminta data populasi siswa yang sudah dipilih oleh pihak
SMK. Data siswa yang sudah dipilih oleh sekolah dipilah lagi oleh peneliti agar sesuai dengan kriteria inklusi serta bersedia mengikuti intervensi yang diadakan oleh
peneliti. Peneliti memilih 50 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pemilihan 50 responden karena untuk mewaspadai ketidak hadiran responden yang diundang.
4. Pembuatan kuesioner
Pada umumnya pembuatan kuesioner melewati 4 tahap yaitu pembuatan kuesioner, validasi, pemahaman bahasa terhadap Lay people dan reliabilitas.
a. Pembuatan kuesioner
Dalam pembuatan kuesioner dalam penelitian ini sudah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, dimana kuesioner yang dibuat terdiri dari empat bagian.
Bagian pertama meliputi karakteristik responden yaitu nama, umur, jenis kelamin, alamat. Bagian ke dua menilai pengetahuan responden tentang Diabetes Melitus.
Bagian ketiga mengukur sikap responden terhadap Diabetes Melitus. Bagian keempat mengukur tindakan responden.
b. Validasi
Dalam penelitian ini kuesioner sebelumnya sudah tervalidasi yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya yaitu Hartayu 2012 dalam penelitian Improving of Type
2 Diabetic Patients’ Knowledge, Attitude and Practice Towards Diabetes Self-care by Implementing Community-Based Interactive Approach-Diabetes Mellitus Strategy,
dimana validitas kuesioner menghasilkan 15 pertanyaan untuk pre sikap, 15 pernyataan untuk post, 15 pernyataan untuk pre pengetahuan, 15 pernyataan untuk
post pengetahuan dan 14 pernyataan untuk tindakan. Dalam penelitian ini hanya
melakukan uji validitas konten. Uji Validitas konten diukur rasionalitasnya melalui professional judgement
, dilakukan untuk memastikan apakah isi kuesioner sudah sesuai dan relevan dengan tujuan studi. Validitas konten menunjukkan isi yang
mencerminkan rangkaian lengkap atribut yang diteliti dan biasanya dilakukan oleh dua atau lebih ahli Devon et.al, 2007. Professional judgement dalam penelitian
dilakukan oleh satu orang ahli dibidangnya, setelah melakukan penilaian, ahli merekomendasikan perbaikan kata, penegasan pernyataan, penyederhanaan kalimat.
c. Uji pemahaman bahasa terhadap lay people
Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui pemahaman seseorang terhadap suatu pernyataan, dimana uji pemahaman bahasa dilakukan kepada 30
masyarakat awam yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian. Pada uji pemahaman bahasa dalam penilitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
pertanyaan atau tata bahasa yang digunakan oleh peneliti sudah benar dan tepat serta mudah dipahami oleh orang awam. Uji pemahaman bahasa dilakukan sebanyak 2 kali
karena pada item pernyataan yang sulit dipahami kemudian segera diperbaiki dalam segi struktur kalimatnya walaupun pernyataan telah dianggap valid. Penyederhanaan
item diharapkan dapat memudahkan responden dalam memahami maksud pernyataan kuesioner yang dapat berpengaruh pada tanggapan responden untuk tiap item
pernyataan. Menurut Supraktiknya 2014 hasil yang diperoleh saat uji pemahaman
bahasa atau masukan yang diperoleh saat uji pemahaman bahasa selanjutnya ditindak lanjuti seperlunya dalam rangka menyempurnakan bentuk semi final tes sebelum
melakukan uji coba tes yang sesungguhnya. Pada penelitian Kinanti 2014 mengansumsikan apabila terdapat lebih dari 5 responden yang tidak memahami
kalimat atau kata pada item pertanyaan maka diperbaiki dan dilakukan
penyederhanaan. Pada penelitian ini mengansumsikan apabila terdapat lebih dari 4 responden tidak memahami kalimat maupun kata pada item pertanyaan maka
diperbaiki dan dilakukan penyederhanaan. Tujuan mempersempit batasan adalah untuk memaksimalkan jumlah responden yang memahami item pertanyaan. Berikut
hasil pengujian pemahaman bahasa pada Lay people pre dan post dipaparkan pada Tabel III dan Tabel IV.
Tabel III. Pernyataan Pada Item Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Kuesioner Pre Intervensi yang Sulit Dipahami Oleh Laypeople
Tabel IV. Pernyataan Pada Item Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Kuesioner Post Intervensi yang Sulit Dipahami Oleh Laypeople
d. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner terhadap 30 responden yang bukan termasuk responden penelitian siswa SMKN 2 Depok
Kabupaten Sleman. Nilai koefisien chrombah alpha 0,6 maka instrument memiliki reliabilitas yang baik. Jika chrombah alpha 0,6 maka dikatakan tidak reliabel
Juliadi et al., 2014. Hasil uji reliabilitas yang didapat pada pre pengetahuan α
0,560 setelah dilakukan seleksi item no 15 didapatkan hasil α 0,62, post pengetahuan
α 0,5769 setelah dilakukan seleksi item no 15 didapat hasil α 0,66. Seleksi item
NO ASPEK
PERNYATAAN
1 Pengetahuan
2 2
Sikap 4 5
3 Tindakan
8 11
NO ASPEK
PERNYATAAN 1
Pengetahuan 8
2 Sikap
4 3
Tindakan 8 11
dilakukan untuk mendapatkan nilai α yang lebih baik serta memenuhi kualitas
intrumen. Pada pre sikap hasil uji reliabilitas yang didapat α 0,5761dilakukan seleksi
item no 14, setelah seleksi item dilakukan hasil α yang diperoleh 0,613 dan uji
reabilitas yang didapat pada post sikap α 0,577 setelah dilakukan seleksi item no 14
didapat hasil α 0,622. Pada aspek tindakan tidak dapat dilakukan uji reliabilitas
karena kuesioner yang digunakan adalah dalam bentuk deskriptif.
5. Ethical clearance