Teori Sosial Postmodern Teori-Teori Sosiologi Modern dan Posmodern

94 Pada akhirnya kita semua terjebak dalam bahasa dan kita memperoleh budaya melalui bahasa. Kita adalah makhluk yang berbicara. Oleh karena itu untuk memahami sebuah budaya, kita harus mengerti struktur yang berfungsi di dalamnya dan pola dasar yang membentuknya. Tokoh strukturalis yang terkenal di antaranya adalah Roland Barthes yang menganalisis tentang tanda-tanda dalam budaya populer. Pentingnya media massa dalam menyebarkan pandangan ideologis tentang dunia didasarkan pada kemampuannya untuk membuat tanda, citra, penanda, bekerja dalam cara tertentu.

b. Teori Sosial Postmodern

Teori sosial postmodern lahir dari para pemikir aliran postmodernisme. Postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalan memenuhi janji-janjinya. Pemikir postmodern cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia, metanarasi, totalitas, dan sebagainya. Postmodernisme cenderung menggembar-gemborkan fenomena besar pramodern, seperti: emosi, perasaan, intuisi, refleksi, spekulasi, pengalaman pribadi, kebiasaan, kekerasan, metafisika, tradisi, kosmologi, magis, mitos, sentimen keagamaan, dan pengalaman mistik Ritzer, 2006: 19. Banyak tokoh-tokoh postmodernisme yang sering diperbincangkan dalam kancah teori sosial karena karyanya yang unik dan menghebohkan. Tokoh- tokoh tersebut antara lain: Jacques Derrida Gramatologi dan Utusan, Gilles Deleuze dan Felix Guattari Skizoanalisis, Jacques Lacan Imaginer, Simbolik, Nyata, Paul Virilio Dramologi, Ulrich Beck Modernitas dan Resiko, Jurgen Habermas Modernitas: Proyek Yang Tak Selesai, Daniel Bell Masyarakat Post-Industri, Fredric Jameson Logika Kultural Kapitalisme Akhir, dan Anthony Giddens Lokomotif Modernitas dan Teori Strukturasi 1 Michael Foucault: Kekuasaan dan Wacana Perhatian Faucault 1926-1984 terpusat pada bagaimana pengetahuan dihasilkan dan digunakan dalam masyarakat, dan bagaimana kekuasaan dan wacana terkait dengan pengetahuan. Radikalisme Faucault adalah bagian dari apa yang disebut kecenderungan posmodern 95 dalam sosiologi, yaitu penolakan atas teori besar metanarasi tentang masyarakat dan sejarah. Foucault melihat bahwa wacana tertentu menghasilkan kebenaran dan pengetahuan tertentu yang menimbulkan efek kuasa. Kebenaran di sini, oleh Foucault tidak dipahami sebagai sesuatu yang datang dari langit, bukan juga sebuah konsep yang abstrak. Akan tetapi ia diproduksi, setiap kekuasaan menghasilkan dan memproduksi kebenaran sendiri melalui mana khalayak digiring untuk mengikuti kebenaran yang telah ditetapkjan tersebut. Di sini, setiap kekuasaan berpretensi mengahasilkan rezim kebenaran tertentu yang disebarkan lewat wacana yang dibentuk oleh kekuasaan 2 Jean Baudrillard: Simulacra Menurut Baudrillard, masyarakat itu tidak ada. Jika ada, ia sepenuhnya tersusun dari tanda-tanda atau simulasi yang juga diistilahkan dengan simulacra karena kita hidup dalam jenis masyarakat pascaindustri. Hal ini dapat dibuktikan bahwa komunikasi televisual dan tanda-tandanya telah begitu mendominasi realitas global sehingga orang- orang sangat kesulitan untuk memutuskan mana kenyataan sebenarnya. Baudillard berpandangan bahwa apa disebut realitas tidak lagi stabil dan tidak dapat dilacak dengan konsep saintifik tradisional, termasuk dengan Marxisme. Namun masyarakat semakin tersimulasi, tertipu dalam citra dan wacana yang secara cepat dan keras menggantikan pengalaman manusia dan realitas. Iklan adalah salah satu kendaraan utama simulasi ini. Simulasi juga cenderung memikirkan hidup untuk mereka sendiri, melebih-lebihkan kenyataan atas sesuatu 3 Jean Francois Lyotard: Narasi Besar Lyotard berpandangan bahwa narasi besar atau cerita tentang sejarah dan masyarakat yang diungkap oleh Marxisme dan ahli lain, harus diabaikan dalam dunia postmodern, majemuk, dan polivokal ini. Lyotard lebih menyukai cerita kecil tentang masalah sosial yang dikatakan oleh manusia itu sendiri pada tingkat kehidupan dan perjuangan mereka di tingkat lokal. 96

D. Aktivitas Pembelajaran