Hubungan Antar fakta sosial

103 menuntut kenaikan upah minimum regional UMR; di Palembang ada gerakan buruh menuntut kenaikan upah minimum regional UMR.

b. Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan pesert didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan siswa adakalanya mengumpulkan data secara analogis. Analogi adalah suatu proses mengumpulkan data dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya mengumpulkan data secara mendalam . Analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deduktif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktifdisusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan. Contoh: Gerakan buruh di Surabaya dipimpin oleh ketua serikat buruh perusaan X, gerakan buruh di Jakarta pemimpinnya adalah ketua organisasi pemuda darah setempat. Kedua gerakan di daerah berbeda tersebut mempunya kesamaan yaitu gerakan buruh daerah selalu ada pemimpinya yang menggerakkan.

c. Hubungan Antar fakta sosial

Seperti halnya mengumpulkan data secara analogi, kemampuan menghubungkan antar fakta sosial atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar 104 siswa. Di sinilah esensi bahwa guru dan siswa dituntut mampu memaknai hubungan antar fakta atau gejala sosial, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan data atau beberapa fakta yang lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Mengumpulkan data dengan menggunakan sebab-akibat ini masuk dalam ranah mengumpulkan data secara induktif, yang disebut dengan menghubungkan data secara induktif dengan sebab-akibat terdiri dari tiga jenis. a Hubungan sebab –akibat. Pada mengumpulkan data dengan membuat hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Contoh: Sehubungan adanya kecelakaan antara sepeda motor yang dikendarai oleh siswi SMA ditabrak mobil sehingga siswi tersebut luka parah mengakibatkan terjadinya kerumunan orang yang akan menolong dan melihat kecelakaang tersebut. b Hubungan akibat –sebab. Pada mengumpulkan data melalui hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh :Akibat adanya kerumunan orang secara spontan di jalan MT. Hariono, menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas di daerah tersebut. c Hubungan sebab –akibat 1 – akibat 2. Pada mengumpulkan data melalui hubungan sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.Contoh: Sehubungan adanya kecelakaan antara sepeda motor yang dikendarai oleh siswi SMA ditabrak mobil sehingga siswi tersebut luka parah mengakibatkan terjadinya kerumunan orang yang akan menolong dan melihat kecelakaang tersebut. Kerumunan 105 orang secara mendadak ini mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas di daerah tersebut. Kemacetan yang berlangsung lama bahkan terjadi kemacetan total tidak bisa bergerak sama sekali mengakibatkan pewagai yang melewati jalan tersebut terlambat masuk kantornya. 4 Mengasosiasikan Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. Informasi-informasi yang sudah dikumpulkan oleh siswa menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan pola dari keterkaitan antar informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai pada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, siswa harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran Sosiologi, misalnya, siswa harus memahami kaitan fakta-fakta social dengan kehidupan sehari-hari. Siswa pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan fakta sosial, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. 106 Kegiatan ini merujuk pada semboyan bahwa belajar sosiologi agar menjadi manusia yang bijaksana. Hal ini dimaksudkan bahwa seseorang yang mempelajari sosiologi, termasuk siswa, diharapkan dapat mengambil pelajaran, dapat mengambil hikmah untuk dipakai dalam kehidupan sehari- hari dari peristiwa sosial. Semua peristiwa sosiologi tentu memiliki nilai yang dapat memberi inspirasi untuk mengembangkan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan siswa. Sebut saja dari peristiwa perkelaian antar pelajar yang akhir-akhir ini sering terjadi. Perkelaian itu sebenarnya sudah tidak baik, karena tidak hanya melanggar aturan, tetapi bahkan melanggar norma kehidupan. Melanggar aturan, melanggar norma kehidupan adalah sesuatu yang harus dihindari, harus dicegah, jangan sampai siswa sekarang terkena virus negative tersebut. Jadilah siswa yang taat aturan, memiliki martabat yang menjunjung tinggi kemanusiaan, dapat merefleksikan kehidupan yang positif dalam kehihudupan sehari-hari dan memiliki daya pikir yang cerdas. Dalam mempelajari kehidupan masyarakat, mengasosiasikan atau mengolah informasi berarti menghubung-hubungkan antar fakta yang dikumpulkan, memperdalam atau memperluas kajian sampai mencapai solusi jika menghadapi permasalahan dari berbagai sumber yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. 5 Mengkomunikasikan Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok atau individu. Namun demikian, hasil tugas tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada guru. Pada tahap ini kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu, sehingga portofolio yang masukkan ke dalam file atau map siswa terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu. Pada kegiatan akhir diharapkan siswa dapat mengkomunikasikn jasil pekerjaan yang telah disusun baik bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar supaya siswa akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan 107 sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada standar proses.

6. Implementasi Pendekatan Scientific pada Pembelajaran Sosiologi