Paradigma Metafisik Metaphysical Paradigm memerankan Paradigma Sosiologi Sociological Paradigm Paradigma Konstruk Construct Paradigm

17 dipergunakan tak kurang dari dua puluh satu cara yang berbeda. Masterman mencoba meredusir kedua puluh satu konsep paradigma Kuhn yang berbeda beda itu menjadi tiga tipe. Yaitu:

a. Paradigma Metafisik Metaphysical Paradigm memerankan

beberapa fungsi:  Menunjukkan kepada sesuatu yang ada dan sesuatu yang tidak ada yang menjadi pusat perhatian dari suatu komunitas ilmuwan tertentu.  Menunjuk kepada komunitas ilmuwan tertentu yang memusatkan perhatian mereka untuk menemukan sesuatu yang ada yang menjadi pusat perhatian mereka.  Menunjuk kepada ilmuwan yang berharap untuk menemukan sesuatu yang sungguh-sungguh ada yang menjadi pusat perhatian dari disiplin ilmu mereka. Dengan demikian paradigma metafisik ini merupakan konsensus yang terluas dalam suatu disiplin ilmu, yang membantu membatasi bidang dari suatu ilmu sehingga dengan demikian membantu mengarahkan komunitas ilmuwan dengan melakukan penyelidikannya.

b. Paradigma Sosiologi Sociological Paradigm

Paradigma sosiologi ini sangat mirip dengan konsep exemplar dari Thomas Khun. Khun mendiskusikan keanekaragaman fenomena yang mencakup dalam pengertian seperti: kebiasaan-kebiasaan nyata, keputusan-keputusan hokum yang diterima, hasil-hasil nyata perkembangan ilmu pengetahuan, serta hasil-hasil penemuan ilmu pengetahuan yang diterima secara umum.

c. Paradigma Konstruk Construct Paradigm

Paradigma konstruk adalah konsep yang paling sempit di antara ketiga tipe paradigman yang di kemukankan oleh Masterman di atas. Di contohkannya pembanguan reaktor nuklir memainkan peranan sebagai paradigma dalam ilmu nuklir. 18 Sampai sedemikian jauh masih belum diperoleh suatu pengertian yang jelas tentang apa yang dimaksudkan dengan paradigma itu. Robert Friedrich adalah orang pertama yang mencoba merumuskan pengertian paradigma ini secara lebih jelas. Dalam upayanya menganalisa perkembangan sosiologi dari perspektif paradigma ini, ia merumuskan paradigma: Sebagai suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan Subject Matter yang semestinya di pelajari a fundamental image a discipline has of its subject matter.George Ritzer2011 dengan mensintesakan pengertian paradigma yang telah dikemukakan oleh Kuhn, Masterman dan Friedrich, mencoba merumuskan pengertian paradigma itu secara lebih jelas dan terperinci tentang apa ya yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan discipline. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan tersebut. Mengapa timbul berbagai macam paradigma dalam sosiologi? faktor apa yang membedakan atau menyebabkannya berbeda? Persoalan diatas menurut George Ritzer disebabkan karena tiga faktor. 1 Karena dari semula pandangan filsafat yang mendasari pemikiran ilmuwan tentang apa yang semestinya menjadi substansi dari cabang ilmu yang dipelajari itu berbeda. Dengan demikian, asumsi atau aksiomanya menjadi berbeda antara kelompok ilmuwan yang satu dengan kelompok ilmuwan yang lain. 2 Sebagai konsekuensi logis dari pandangan filsafat yang berbeda itu maka teori-teori yang dibangun dan dikembangkan oleh masing-masing komunitgas ilmuwan itu berbeda. Pada masing- masing komunitas ilmuwan berusaha bukan saja untuk mempertahankan kebenaran teorinya tetapi juga berusaha 19 melancarkan kecaman terhadap kelemahan teori dari komunitas ilmuwan yang lain. 3 Dominasi, perbedaan teori melahirkan beberapa golongan komunitas yang saling untuk mendapatkan dominasi dari paradigma yang di anut masing-masing. Dukungan terhadap suatu paradigma menjadi lebih banya didasarkan atas pertimbangan politis di banding kan dengan pertimbangan obyektif ilmiah. Mereka yang mengganut paradigma yang dominan akan mendapatkan alokasi kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang menganut paradigma yang kurang dominan.Dengan demikian dilapangan ilmu pengetahuanm system nilai value system juga turut berpengaruh di samping obyektifitas. Ritzer menilai bahwa sosiologi itu terdiri atas kelipatan beberapa paradigma multiple paradigma. Pergulatan pemikiran tersebut termasuk juga dalam eksemplar, teori-teori, metode serta perangkat yang digunakan masing-masing komunitas ilmuwan yang termasuk kedalam paradigma tertentu. Pergulatan pemikirian sedemikian itulah yang menandai pertumbuhan dan perkembangan sosiologi sejak awal hingga kedudukannya seperti sekarang.

2. Paradigma Fakta Sosial