Gerhard Lenski 1985 Teori Sosiologi Meso, mencakup teori tentang hubungan makro-mikro,

8 penting untuk diperhatikan, pada tataran ruang, pokok bahasan sosiologi antara lain meliputi tingkat personal individual, kelompok kecil, kerumunan, organisasi, komunitas, sampai masyarakat toritorial. Pada tataran waktu, pokok bahasan sosiologi dapat berkisar pada peristiwa fenomenal dalam suatu detik, menit, jam......, sampai abad atau lebih. Pada pokok kajian sosiologi mikro menurut Collins umumnya memperlajari fenomena sosial peristiwa yang terjadi dalam waktu pendek aktual, fenomenal, sesaat sedangkan sosiologi makro lebih pada fenomena sosial berjangka panjang.

d. Gerhard Lenski 1985

Membedakan analisis sosiologi ke dalam tiga jenjang, yaitu mikro, meso, dan makro. Analisis pada jenjang mikro psikologi sosial mempelajari dampak sistem sosial dan kelompok primer terhadap individu. Analisis pada tataran meso mempelajari institusi-institusi khas dalam masyarakat, sedangkan analisis makro mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan sistem masyarakat global. Misalnya, analisis sosiologi makro ingin mengetahui “pengaruh faktor sosial terhadap kesempatan pendidikan dasar di Indonesia”. Termasuk ke dalam faktor sosial di sini misalnya adalah jenis kelamin, kelas strata sosial, etinisitas, dan seterusnya. Dengan kata lain, seorang sosiolog ingin mempelajari melalui suatu penelitian ilmiah tentang pengaruh latar belakang kelas strata sosial, perbedaan anak laki-laki dan perempuan perempuan dan etnis terhadap kesempatan pendidikan. Dari hasil studi ditemukan, misalnya bahwa ternyata kesempatan pendidikan dasar lebih banyak dinikmati oleh kaum pria, etnis tertentu, dan orang-orang kelas menengah atas. Dibandingkan dengan analisis makro sebagaimana dicontohkan di atas, analisis sosiologi meso, baik dari tataran ruang dan waktu adalah lebih terbatas. Artinya seorang sosiolog akan lebih membatasi dan mengkhususkan pokok kajiannya pada ruang yang lebih terbatas daripada masyarakat namun lebih luas daripada perorangan atau kelompok. Misalnya, “bagaimana pola hubungan atantara birokrasi Diknas dan kepala-kepala SD di Kabupate n Sidoarjo”. 9 Sedangkan analisis sosiologi mikro lebih memfokuskan pada tingkat individu terutama perilaku individu sebagai hasil pemaknaan, interpretasi, dan reaksi sosialnya terhadap stimulus orang lain dan atau lingkungan sosial- budaya sekitarnya. Misalnya, “bagaimana individu-individu para guru memahami kebijakan Kepala Sekolahnya”. Ekspresi dan perilaku guru adalah merupakan hasil dari pemahaman, pemaknaanm dan interpretasinya atas kebijakan kepala sekolahnya. Determinasi subjek guru dalam analisis sosiologi mikro adalah khas dan menjadi dasar analisis. Kelompok teori mikro-makro berkembang di AS, sedangkan agensi- struktur di kalangan sosiolog di daratan Eropa. Perkembangan ini merupakan respon dari ”konflik” antara teori mikro ekstrem dan makro ekstrem. Disadari bahwa polarisasi ini secara ekstrem cenderung merugikan sumbangan sosiologi pada dunia s osial. Untuk itu, perlu ada ”perdamaian”, dan bahkan lebih jauh ”integrasi” dari dua kutub ini. Kita mengenal, di sisi makro adalah fungsional struktural dan teori konflik, sedangkan di sisi mikro adalah interaksionisme simbolik, etnometodologi, teori pertukaran, dan teori pilihan rasional. 5.Menuju Integrasi Mikro-Makro Mulai di tahun 1980-an tumbuh perkembangan baru tentang mikro- makro dari analisis sosiologi. Beberapa teoritisi memusatkan perhatian untuk mengintegrasikan teori mikro-makro, sedangkan teoritisi lain memusatkan perhatian untuk membangun sebuah teori yang membahas hubungan antara tingkat mikro dan makro dari analisis sosial. Ada perbedaan penting antara upaya untuk mengintegrasikan teori makro dan teori mikro dan upaya untuk membangun sebuah teori yang dapat menjelaskan hubungan antara analisis sosial tingkat mikro dan analisis sosial tingkat makro. Meskipun ini adalah gelombang pemikiran baru, namun hal ini dapat disebut sebuah upaya kembali ke awal. Sosiologi klasik sebenarnya disusun dalam bentuk terintegrasi. Ada dua bentuk integrasi mikro-makro. Yang pertama berupaya mengintegrasikan berbagai teori mikro dan makro, sedangkan yang kedua menciptakan teori yang diharapkan mampu mengkombinasikan kedua level analisis tersebut sekaligus. Dalam bab 13 Ritzer menyebut ada empat bentuk pendekatan 10 dalam upaya mengintegrasikan mikro-makro, yakni berupa perumusan paradigma sosiologi terpadu, sosiologi dengan paradigma yang multi dimensi, pengembangan satu model dari mikro ke makro, dan integrasi melalui basis mikro untuk memahami sisi makro. Pada pendekatan paradigma sosiologi terpadu, George Ritzer telah berupaya melalui dua aspek berbeda, yakni dari level mikro dan makro, dan yang kedua dari sisi objektif dan subjektif. Kedua aspek ini melahirkan empat dimensi yaitu makro-objektif, makro-subjektif, mikro-objektif, dan mikro- subjektif. Satu hal, meskipun terlihat sebagai dikotomi, namun Ritzer ingin kita lebih melihatnya sebagai kontinum. Dalam analisis, keempatnya mesti dlihat secara sekaligus. Keempatnya mesti diberi perhatian secara seimbang pula. Menurut Ritzer, seluruh fenomena sosial mikro dan makro adalah juga fenomena objektif atau subjektif. Ritzer menggunakan gagasan Wright Mills tentang hubungan antara persoalan personal tingkat mikro dan publik tingkat makro untuk menganalisis dunia sosial. Ritzer tidak memprioritaskan salah satu tingkat, namun menegaskan perlunya dipelajari hubungan dialektika di antara keempat dimensi tersebut. Pada bentuk kedua, sosiologi multidimensi, J. Alexander menggunakan cara berfikir Ritzer namun tidak meniru analisisnya. Bukannya memberi penekanan pada mikro-makro, Alexander mendekatinya dari pandangan keteraturan. Levelnya bukan mikro atau makro, tapi individual dan kolektif. Ia memfokuskan pada tindakan action yang bergerak dari materialis ke idealis. Kedua pemikir ini berbeda dalam pendekatan yang digunakan dalam upaya memadukan level mikro dan makro, meskipun Alexander tampaknya lebih menekankan di level makro. Ia merasa bahwa fenomena kolektif tak dapat diterangkan melalui penjelasan bagaimana di level mikro. Lalu, pada model mikro ke makro, tersebutlah James Coleman yang telah berupaya mengaplikasikan teori pilihan rasional yang berada di level mikro ke fenomena makro. Namun, disebutkan oleh Ritzer bahwa upaya Colemen ini kurang memuaskan, karena kurang berhasil memperlihatkan koneksi dari mikro ke makro. Dengan berbasiskan teori Max Weber tentang Etika Protestan, Coleman membangun sebuah model integratif. Menurutnya, kedua level ini berhubungan secara kausalitas. Pendekatan lain, 11 sebagaimana disebut Ritzer sebagai landasan mikro sosiologi makro, tersebutlah Randall Collins. Ia memfokuskan pada interaksi dalam rantai, yang berkait satu sama lain dan menghasilkan suatu skala yang yang lebih besar. Berbeda dengan Alexander yang lebih kuat berada di sisi makro, Collins berada di sisi mikro. Satu hal yang mungkin dilupakan orang, sesungguhnya semenjak di awal abad ke-20, atau 60 tahun sebelum permasalahan integrasi ini ramai; sesorang sosiolog Eropa, Norbert Elias, telah berupaya mengintegrasikan analisis sosiologi. Ia mengusung konsep “figuration” dalam upayanya menghindari dikotomi dalam level analisis. Figurasi merupakan proses sosial yang terjadi pada kesalinghubungan antara manusia, yang secara bersamaan adalah juga menciptakan keterhubungan interrelationships. Ini bukan merupakan hal yang statis. Dalam konsep ini manusia dipandang sebagai makhluk yang aktif yang mencipta dan merubah-rubah relasi kekuasaan dan kesalingtergantungan. Figurasi sosial ini dapat diterapkan baik di tingkat mikro maupun makro. Figurasi adalah proses sosial yang menyebabkan terbentuknya jalinan hubungan antara individu. Figurasi bukanlah sebuah struktur yang berada di luar dan memaksa relasi antara indvidu; namun figurasi adalah antar hubungan itu sendiri. Individu dipandang sebagai terbuka dan saling tergantung. Kekuasaan merupakan hal penting dalam figurasi sosial, dan karena itu, berada dalam keadaan terus-menerus berubah. Ia bertolak dari kesadaran bahwa individu bersifat saling berrelasi dengan individu lain.

5. Integrasi Agensi-Struktur