Jenis Penelitian METODE PENELITIAN

52

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development RD. Menurut Borg dan Gall dalam Setyosari, 2013: 222 pengertian penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Sementara menurut Sugiyono 2012: 404 penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif. Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian RD diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian dan lain-lain Sugiyono, 2012 : 412. Terkait dengan pengertian di atas, peneliti melakukan penelitian dalam pengembangan buku cerita bergambar mempergunakan metode penelitian dan pengembangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Berdasarkan oleh pendapat dari para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan RD adalah proses dalam pengembangan produk melalui proses validasi sehingga diperoleh data yang komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif. Penelitian yang akan dikembangkan adalah berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca kelas II B SD Negeri Dayuharjo. Penelitian ini mengadopsi prosedur pengembangan milik Borg dan Gall dalam Setyosari, 2013: 237-239 dan pengembangan Sugiyono 2012: 409-427. Langkah pelaksanaan pengembangan Borg dan Gall dalam Setyosari, 2013: 237- 239 adalah: 1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal Penelitian dan pengumpulan informasi, yang meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas, dan persiapan laporan awal. 2. Perencanaan Merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk menentukan urutan bahan, dan uji coba skala kecil. 3. Pengembangan Format Produk Awal Pengembangan format produk awal, atau draf awal, yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran, handbooks, dan alat evaluasi. 4. Uji Coba Awal Uji coba awal, yang dilakukan pada 1-3 sekolah, yang melibatkan 6-12 subjek dan data hasil wawancara, observasi dan angket dikumpulkan dan dianalisis. 54 5. Revisi Produk Revisi produk, yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan. Berdasarkan data tersebut apakah masih diperlukan untuk melakukan evaluasi yang sama dengan mengambil situs yang sama pula. Produk yang telah direvisi kemudian diadakan uji coba. 6. Uji Coba Lapangan Produk yang telah direvisi, berdasarkan hasil uji coba skala kecil, kemudian diujicobakan lagi kepada unit atau subyek coba yang lebih besar. Uji coba lapangan dilakukan terhadap sebanyak 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subyek. Uji coba ini dikategorikan skala sedang. Data kuantitatif hasil belajar dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai, atau jika memungkinkan dibandingkan dengan kelompok kontrol; sehingga diperoleh data untuk melakukan revisi produk lebih lanjut. 7. Revisi Produk Revisi produk, yang dikerjakan, berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba lapangan dengan melibatkan kelompok subyek lebih besar ini dimaksudkan untuk menentukan keberhasilan produk dalam mencapai tujuannya dan mengumpulkan informasi yang dapat dipakai untuk meningkatkan program atau produk untuk keperluan perbaikan pada tahap berikutnya. 55 8. Uji Lapangan Setelah produk direvisi, apabila pengembang menginginkan produk yang lebih layak dan memadai maka diperlukan uji lapangan. Uji lapangan ini melibatkan unit atau subyek yang lebih besar lagi. Uji lapangan ini bisa melibatkan 10-30 sekolah atau terhadap 40-200 subjek; dan disertai wawancara, observasi, dan penyampaian angket dan kemudian dilakukan analisis. Hasil analisis ini kemudian menjadi bahan untuk keperluan revisi produk berikutnya, atau revisi produk akhir. 9. Revisi Produk Akhir Revisi produk akhir, yaitu revisi yang dikerjakan berdasarkan uji lapangan yang lebih luas field testing. Revisi produk akhir inilah yang menjadi ukuran bahwa produk tersebut benar-benar dikatakan valid karena telah melewati serangkaian uji coba secara bertahap. 10. Desiminasi dan Implementasi Desiminasi dan implementasi, yaitu menyampaikan hasil pengembangan produk, prosedur, program, atau produk kepada para pengguna dan profesional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal, atau dalam bentuk buku atau handbook. 56 Sugiyono 2012: 409-427 memaparkan sepuluh langkah pengembangan pada penelitian Research and Development, yaitu: 1. Potensi dan Masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah juga dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Data potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. 2. Pengumpulan Data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktula dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai. 3. Desain Produk Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. 5. Revisi Desain Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut. 6. Uji Coba Produk Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diujicobakan pada kelompok terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar baru tersebut efektif dan efisien dibandingan metode mengajar yang lama atau yang lain. 58 7. Revisi Produk Revisi produk memiliki tujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada setelah dilakukan uji coba produk. Revisi akan terus dilakukan untuk mendapatkan produk yang efektif dan efisien. 8. Uji Coba Pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas. Dalam operasinya, metode baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut. 9. Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar. 10. Pembuatan Produk Masal Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Berdasarkan langkah-langkah menurut Borg dan Gall dan langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono, peneliti menyimpulkan beberapa langkah menurut kedua teori tersebut. Prosedur pengembangan dibuat menjadi tujuh langkah agar sesuai dengan langkah penelitian yang dilakukan. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan produk ini hanya dilakukan pada uji terbatas kepada siswa kelas II B SD Negeri Dayuharjo. Ketujuh langkah penelitian sebagai berikut: 1 potensi dan masalah; 2 pengumpulan data; 3 desain produk; 4 validasi desain; 5 revisi desain; 6 uji coba produk ; dan 7 revisi produk.

3.2 Prosedur Pengembangan