Tujuan Membaca Gerakan Literasi Sekolah

30 Berdasarkan uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan aktif yang dilakukan untuk memperoleh informasi terkait makna tulisan penulis yang didapatkan melalui berbagai media tulis atau media lainnya. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengajak siswa kelas II SD untuk belajar membaca. Cara yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan memperkenalkan siswa pada bahan bacaan berbentuk buku cerita bergambar bertemakan pendidikan anti korupsi. Selain belajar membaca dilengkapi dengan penjelasan tampilan gambar, siswa diharapkan mampu menangkap nilai-nilai pendidikan anti korupsi yang terdapat di dalam cerita tersebut.

2.1.3.1 Tujuan Membaca

Informasi dapat diperoleh melalui membaca. Informasi dibutuhkan untuk memperkaya pengetahuan dari seseorang akan suatu peristiwa, asal-usul dan lain sebagainya. Hal ini merupakan salah satu dari tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan membaca. Supriyadi mengemukakan dalam 1992: 117 tujuan membaca sebagai berikut. a. Mengisi waktu luang atau mencari hiburan. b. Kepentingan studi secara akademik. c. Mencari informasi, menambah ilmu pengetahuan. d. Memperkaya perbendaharaan kosakata, dan lain-lain. Selain itu, tujuan dari kegiatan membaca juga disampaikan oleh Zuchdi dan Budiasih 2001: 24. Menurut Zuchdi dan Budiasih membaca meliputi beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut : a. Mendapatkan informasi yaitu mencakup informasi tentang fakta dan kejadian sehari-hari, 31 b. Membaca untuk meningkatkan citra diri, c. Submilasi atau penyaluran yang positif, d. Rekreatif yaitu untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan, e. Membaca hanya karena iseng, dan f. Untuk mencari nilai-nilai keindahan dan nilai kehidupan. Pada umumnya tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi terkait makna tulisan penulis yang didapatkan dari berbagai media. Namun secara khusus, setiap orang memiliki tujuan tersendiri dalam membaca seperti menambah ilmu pengetahuan, iseng mengisi waktu luang, mendapatkan kesenangan, dan lain sebagainya.

2.1.3.2 Gerakan Literasi Sekolah

Literasi sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah GLS merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara dikdas.kemdikbud 2016: 2. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya UNESCO, 2003. GLS merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tuawali murid peserta didik, akademisi, penerbit, media massa, masyarakat tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll., dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikdas.kemdikbud 2016: 7. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Sebagai gerakan yang partisipatif, GLS melibatkan seluruh elemen terutama bagi peserta didik yang diwujudkan melalui pembiasaan membaca. Pembiasaan membaca ini selanjutnya diarahkan pada tahap pengembangan dan juga pembelajaran. Oleh karena itu, variasi kegiatan GLS ini dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif. Keterampilan reseptif merupakan keterampilan yang bersifat menerima meliputi keterampilan membaca dan menyimak. Sedangkan keterampilan produktif merupakan keterampilan yang bersifat mengungkap meliputi keterampilan menulis dan berbicara Muchlisoh, 1992 : 119. GLS sebagai upaya menyeluruh yang dilakukan di lingkungan sekolah memiliki tujuan dalam menanamkan budaya membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan dan ramah pada anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan. Penanaman kebiasaan membaca anak dilakukan dengan pembiasaan membaca oleh anak di sekolah dengan kisaran waktu 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan sesudah pelajaran selesai. Kegiatan GLS pada tahap pembiasaan ini, memiliki prinsip dalam pelaksanaan kegiatan membaca seperti bahan bacaan yang dibaca oleh anak dalam kegiatan ini merupakan buku bacaan, bukan buku teks pelajaran. Selain itu peserta didik diperkenankan memilih buku bacaan sesuai minat mereka dengan memberi keleluasaan untuk membawa buku dari rumah. Kegiatan membaca tidak diikuti oleh tugas lain seperti menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain. Adapun dalam kegiatan membaca dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca ataupun kegiatan yang menyenangkan lainnya terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 lanjutan ini tidak dinilaidievaluasi. Kegiatan membaca juga berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku dikdas.kemdikbud 2016: 8. 2.1.3.3 Prinsip-prinsip Literasi Sekolah Menurut Beers 2009, praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi.

Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antar tahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.

b. Program literasi yang baik bersifat berimbang

Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak dan remaja.

c. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum

Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI