73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan
Pada penelitian pengembangan ini terdapat permasalahan yang hendak dikemukakan yaitu mengenai bagaimana pengembangan buku cerita bergambar
ini. Permasalahan tersebut akan dijelaskan melalui beberapa langkah berikut:
4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita
Pengembangan buku cerita ini dijelaskan berdasarkan tahap yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya seperti :
4.1.1.1 Potensi dan Masalah
Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian pengembangan buku cerita bergambar anak adalah melakukan
analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan wawancara dengan wali kelas II B SD Negeri Dayuharjo.
Wawancara dilakukan di SD Negeri Dayuharjo yang beralamat lengkap di jalan Damai, Prujakan, Sindhuharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Pelaksanaan wawancara dilakukan demi mendapatkan spesifikasi produk yang sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah tersebut.
Kejujuran merupakan salah satu sikap yang melawan budaya korupsi. Kejujuran perlu dipupuk sedini mungkin agar korupsi tidak
membudaya dan menggerogoti karakter generasi muda dewasa ini. Salah satu cara dalam melawan budaya korupsi adalah melalui bidang
74 pendidikan. Pendidikan menjadi wahana yang paling rasional dalam
meletakkan nilai-nilai kejujuran pada siswa di lingkungan sekolah. Selain melalui peran guru di sekolah, hadirmya media penunjang pendidikan
turut berperan dalam menyukseskan pendidikan karakter bagi siswa. Media penunjang dapat berupa buku dan alat peraga pendidikan
lainnya. Buku menjadi media yang paling dekat dengan siswa. Terutama untuk mengajarkan siswa dalam membaca dan menulis. Membaca
menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari buku. Melalui kegiatan membaca, informasi terkait pesan yang disampaikan oleh penulis berupa
nilai maupun amanat sebuah karangan cerita, dapat tersampaikan dengan baik untuk pembaca.
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Peneliti dalam hal ini melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara dengan narasumber terkait yaitu dengan guru kelas.
Pelaksanaan wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi terkait keberadaan siswa yang masih kesulitan dalam membaca dan juga untuk
mengetahui sejauh mana pengenalan nilai pendidikan anti korupsi melalui pengembangan buku cerita bergambar ini mampu membantu siswa dalam
pembelajaran membaca. Di bawah ini merupakan rangkuman hasil wawancara yang
dilakukan kepada guru kelas II B SD Negeri Dayuharjo sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Daftar Pertanyaan Wawancara
Rangkuman Hasil Wawancara
Apakah BapakIbu
mengetahui keberadaan siswa yang saat ini masih
mengalami kesulitan dalam membaca? Iya mengetahui. Terdapat 4 anak
dari jumlah keseluruhan siswa di kelas sebanyak 29 anak.
Sejauh mana kesulitan yang siswa alami terkait dengan pembelajaran di kelas yang
tentunya mengandalkan
kemampuan siswa dalam membaca?
Kesulitan yang
siswa alami
seperti belum
lancar ketika
membaca dan juga kurang cermat dalam memahami bacaan.
Kesulitan apa
yang BapakIbu
temukanpada saat memberi pelatihan membaca
terhadap siswa
yang bersangkutan?
Sebenarnya tidak ada kesulitan yang berarti ketika memberikan
pelatihan membaca, hanya saja dibutuhkan
kesabaran dan
pemilihan metode yang sesuai. Apakah siswa di sekolah ini tertarik
dengan buku cerita bergambar? Cukup tertarik terlebih buku
cerita bergambar
dilengkapi dengan gambar dan warna yang
dapat menarik minat siswa dalam membaca.
Apakah di sekolah ini telah menyediakan kelengkapan buku bacaan bagi siswa
sepertibuku cerita bergambar? Buku cerita bergambar tersedia di
perpustakaan sekolah meskipun jumlah buku bacaan tersebut
masih terbatas.
Bagaimana pandangan BapakIbu terkait penanaman nilai anti korupsi bagi siswa
sekolah dasar? Cukup
penting diberikan
penanaman nilai pendidikan anti korupsi
pada siswa
SD dikarenakan mengingat usia anak
yang masih cukup dini sehingga nilai yang ditanamkan diharapkan
dapat lebih tertanam pada diri anak
melalui pengaplikasian
perilaku sehari-hari.
Seberapa penting menurut BapakIbu penanaman nilai anti korupsi bagi siswa
sekolah dasar? Berikan beberapa alasan Sangat penting, semisal contoh
nilai kejujuran yang saya temukan sehari-hari di kelas seperti saat
siswa pernah menemukan uang yang bukan miliknya kemudian
melaporkannya pada saya. Hal ini dapat dijadikan contoh apabila
penanaman nilai anti korupsi penting diberikan pada anak
seperti halnya nilai kejujuran.
Pernahkah BapakIbu
memberikan pembelajaran
di kelas
menyangkut penanaman nilai anti korupsi bagi siswa?
Berikan contoh Pernah,
hal itu
dapat diintegrasikan
pada pelajaran
PKN dan
Bahasa Indonesia
terdapat nilai-nilai
yang menyangkut
pendidikan anti
76 korupsi seperti nilai kejujuran
pada pelajaran PKN, mengenal amanat dari suatu cerita pada
pelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut BapakIbu apakah sekolah
membutuhkan buku cerita bergambar untuk kebutuhan membaca siswa dalam
bentuk cerita tentang pendidikan anti korupsi?
Boleh juga
karena buku
bertemakan pendidikan
anti korupsi cukup penting diberikan
pada anak terkait nilai yang dapat diteladani dari cerita tersebut.
Adakah saran yang mungkin dapat BapakIbu berikan terkait dengan buku
cerita bergambar yang telah beredar menyangkut
kebutuhan pembelajaran
membaca siswa? Ada, buku cerita bergambar
sebaiknya dibuat
semenarik mungkin seperti penuh dengan
warna, gambar, bahasa yang dipakai
sederhana sehingga
mudah ditangkap anak, tidak terlalu tebal, kontekstual dan lain
sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan narasumber, terdapat 4 anak yang masih mengalami kesulitan dalam membaca dari total
keseluruhan jumlah siswa di kelas sebanyak 29 anak. Selain itu, narasumber mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam membaca
lebih kepada kurang lancar dalam membaca seperti masih mengeja dan kurang cermat dalam memahami bacaan. Hal itu terlihat dalam pembelajaran
sehari-hari apabila siswa membaca dan kurang cermat mengetahui maksud dari bacaan. Kemudian narasumber juga menambahkan apabila sekolah
membutuhkan buku cerita bergambar mengingat terbatasnya ketersediaan buku cerita bergambar yang dimiliki oleh sekolah.
Minimnya buku yang dimiliki oleh sekolah menurut narasumber berbanding terbalik dengan ketertarikan siswa terhadap buku cerita
bergambar yang cukup besar. Hal ini dikatakan narasumber berdasarkan temuan terhadap siswa meminjam buku di perpustakaan sekolah pada jam
istirahat dan setelah pulang sekolah. Oleh karena itu, narasumber cukup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77 mengapresiasi buku cerita bergambar bertemakan pendidikan anti korupsi
dikarenakan oleh pentingnya nilai-nilai pendidikan anti korupsi yang dapat diteladani anak setelah membaca cerita tersebut.
4.1.1.3 Desain Produk Awal