Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

49 nilai-nilai pendidikan anti korupsi yang terdapat dalam buku bacaan. Dalam penelitian ini, produk yang dihasilkan menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual terletak bukan hanya terkait isi cerita yang diangkat oleh peneliti, namun lebih dari itu peneliti ingin nilai yang terkandung dalam cerita dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan Anti Korupsi merupakan usaha sadar dan terencana dalam memberikan penanaman dan penguatan nilai-nilai dalam membentuk sikap anti korupsi yang diharapkan mampu diwujudkan generasi muda dalam usaha melawan korupsi. Di samping merupakan usaha penanaman dan penguatan nilai anti korupsi, pendidikan anti korupsi juga merupakan usaha dalam pengamalan nilai-nilai anti korupsi menjadi kebiasaan hidup sehari-hari. Mengangkat penanaman nilai menjadi kebiasaan hidup bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Kebiasaan dapat terbentuk dalam waktu yang relatif lama. Oleh sebab itu, pendidikan anti korupsi layak untuk diperkenalkan pada anak sedini mungkin. Pendidikan anti korupsi dewasa ini, dirasa perlu diperkenalkan pada anak melihat fenomena korupsi yang kian menjadi-jadi menyeret pejabat publik di berbagai sektor pemerintahan. Korupsi seakan-akan membudaya dan terus menggerogoti karakter bangsa ini. Pengenalan nilai-nilai anti korupsi pada anak dapat dilakukan melalui berbagai cara salah satunya dengan buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar merupakan salah satu media efektif yang dapat digunakan dalam pengenalan nilai pendidikan anti korupsi. Selain dipercaya dekat dengan dunia anak yang menyukai tampilan penuh gambar, 50 buku cerita bergambar memungkinkan anak dapat menerima pesan yang disampaikan oleh penulis seperti halnya nilai pendidikan anti korupsi. Buku cerita bergambar menjadi media yang realistis diberikan pada anak terutama bagi anak usia SD. Buku cerita bergambar juga dapat digunakan sebagai bahan bacaan dalam proses latihan membaca anak, terutama bagi anak yang benar-benar belum dapat membaca. Gambar yang dominan terdapat dalam buku cerita bergambar bermanfaat untuk merangsang pikiran anak terhadap maksud kejadian yang diceritakan dalam buku cerita bergambar tersebut. Oleh sebab itu, sasaran peneliti kepada anak-anak yang belum dapat membaca diharapkan melalui buku cerita bergambar ini, dapat sedikit membantu anak untuk belajar membaca. Buku cerita bergambar ini juga menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Penggunaan buku cerita bergambar ini dapat menjadi salah satu referensi anak untuk membantu memahami mengenai pendidikan anti korupsi terkait nilai-nilai positif anti korupsi dalam cerita yang dapat diaplikasikan di kehidupan sehari- hari. Berdasarkan oleh pemaparan yang ditulis di atas, peneliti bermaksud untuk mengembangkan sebuah buku cerita terkait pendidikan anti korupsi dan pembelajaran membaca untuk anak SD kelas II. Pengembangan buku cerita bergambar yang disesuaikan oleh peneliti mengandung nilai-nilai terkait sikap anti korupsi ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

1.4 Pertanyaan Penelitian