Teori S-O-R Kerangka Teori

40 Setiap pengiklan atau produsen tentunya mempunya tujuan akhir agar mereknya menjadi Top of mind, namun periklanan sendiri dapat dikatakan cukup berhasil apabila merek tersebut setidaknya mencapai tahap recall. Dari gambaran mengenai brand awareness yang telah dijelaskan diatas dapat menunjukan dua tingkat kesadaran akan adanya merek, yaitu tingkatan mengetahui akan merek brand recognition dan tingkatan merek brand recall, kedua tingkatan tersebut mencerminkan kesadaran yang lebih mendalam.konsumen dapat mengidentifikasikan sebuah merek jika mereka diberi rangsangan berupa petunjuk-petunjuk dari merek tertentu. Hanya sedikit konsumen yang dapat mengingat sebuah merek dari memori tanpa adanya bantuan suatu pengingat atau petunjuk.

II.1.7 Teori S-O-R

Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model Stimulus-Respons S-R adalah model komunikasi paling mendasar dan sederhana. Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan timbul reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimilikinya Wiryanto, 2004:13. Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan Organism dalam bagiannya sehingga menjadi S-O-R. unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari Stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, Organism yakni manusia atau seseorang penerima receiver dan Respons yakni reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Teori ini merupakan turunan dari Bullet Teory dan Teori Hipodermik. Terdapat beberapa dasar pemikiran yang mempelopori lahirnya teori ini. Yang pertama latar belakang filosofis Philosophical Ground, yaitu gambaran dari seseorang yang pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua, perkembangan teori ilmu psikologis dan sosiologi Theorytical Developmentin Universitas Sumatera Utara 41 Psicology and Sociology, yang mendeskriditkan pandangan individu yang berbeda dalam teori komunikasi massa. Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh organism tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa responden yang dapat diamati. Pengolahan stimulus dalam S-O-R merupakan konsep black box atau kotak hitam, yakni struktur khusus dan fungsi proses antara yang internal dianggap kurang penting dibandingkan dengan proses pengubahan pemasukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black fox ini, penjelasan memerlukan pengamatan masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkit dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan langsung pada proses internal memang merupakan hal yang tidak mungkin, karena itu kita hanya dapat mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal secara hakiki merupakan pengamatan tidak langsung, dengan kata lain penarikan kesimpulan inferensi dari perilaku yang dapat diamati Rakhmat, 1990:196. Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organism menghasilkan perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula Rakhmat, 2006:198. Secara gambling prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan pesan yang disampaikan tersebut Amir Purba, 2006:255. Dalam proses komunikasi berkenaan dalam perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why” . jelasnya “how to communicate”, dalam hal ini how to communicate the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan Universitas Sumatera Utara 42 bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu: Perhatian, Pengertian dan Penerimaan. Pada gambar diatas dilihat bahwa response bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang disampaikan pada komunikan bisa diterima atau ditolak. Komunikasi yang hanya dapat berlangsung apabila komunikan akan dapat memikirkan tentang arti, maksud ataupun tujuan dari stimulus tersebut yang pada akhirnya akan timbul pengertian dan penerimaan atau bahkan penolakan. Apabila komunikan telah menerima atau mengolah stimulus tersebut, barulah akhirnya akan dapat terbentuk sikap ataupun perubahan perilaku. Perubahan sikap terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif ataupun behavioral konatif. Menurut Effendy 2000:318-319, efek komunikasi yang melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis yang dapat diklasifikasikan dalam 3 efek yaitu sebagai berikut: 1. Efek Kognitif Berhubungan dengan pemikiran dan penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu dan tidak mengerti menjadi jelas. 2. Efek Afektif Berkaitan dengan perasaan. Perasaan akibat terpaan media massa yang bermacam-macam, contohnya sedih sehingga mencucurkan air mata atau senang hingga tertawa terbahak-bahak. Stimulus Organism • Perhatian • Pengertian • Penerimaan Response Perubahan Sikap Universitas Sumatera Utara 43 3. Efek Konatif Berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka konatif sering disebut efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media massa melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Ketiga efek komunikasi ini menjadi indikator atau tolak ukur keberhasilan komunikasi. Keterkaitan teori S-O-R dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Pesan Stimulus, S adalah pesan yang disampaikan Iklan NutriSari versi Joshua Suherman kepada para Atlet Pelatda Baseball dan Softball Medan. 2. Komunikan Organism, O dalam penelitian ini adalah seluruh Atlet Pelatda Baseball dan Softball Medan 3. Respon Response, R adalah tanggapan atau respon para Atlet Pelatda Baseball dan Softball Medan terhadap iklan NutriSari versi Joshua Suherman sebagai brand awareness iklan tersebut.

II.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi, 2001: 40. Sedangkan Kerlinger 1986 menyebutkan konsep sebagai suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek Rachmat, 2008:17. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesa, yang sebenarnya jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Iklan Dan Brand Awareness Siswa (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan)

2 55 107

Iklan Dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan “Mie Gelas“ Versi Luna Maya Di Televisi Terhadap Brand Awareness Khalayak di SMA Negri 13 Medan)

0 35 102

Pengaruh penggunaan celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan serta dampaknya dalam menumbuhkan brand awareness pada program periklanan produk indosat IM3

0 12 136

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 16

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 2

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 11

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 25

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 3

Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)

0 0 8