Latar Belakang Gugatan Ganti Rugi Terhadap Pelaku Pembajakan Karya Cipta Lagu dan Musik (Studi Kasus No. 76/Hak Cipta/2008/PN.Niaga.Jkt.Pst)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Kita mengetahui bahwa Negara Indonesia ini terdiri dari berbagai suku tersebar di seluruh daerah. Keberadaan suku-suku tersebut menyebabkan adanya keanekaragaman budaya, karya seni dan sastra yang diciptakan. Sejalan dengan itu keanekaragaman secara keseluruhan merupakan potensi nasional yang perlu dilindungi. Kekayaan seni dan budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang dapat dan perlu dilindungi oleh undang-undang. Kenyataan itu tidak semata-mata untuk seni dan budaya itu sendiri, tetapi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan di bidang perdangangan dan industri yang melibatkan para penciptanya. Dengan demikian, kekayaan intelektual yang dilindungi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan tidak hanya bagi para penciptanya saja, tetapi juga bagi bangsa dan Negara. Pada zaman globalisasi sekarang ini yang setiap bangsa, termasuk manusia-manusia di dunia ini, secara tidak langsung diharuskan mengikuti perkembangan teknologi digital yang mengharuskan semuanya berhadapan dengan teknologi-teknologi yang serba canggih. Dengan adanya perkembangan teknologi yang super canggih tersebut mendorong daya kreativitas para pencipta untuk menciptakan sesuatu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan suatu paradigma baru dalam konsepsi ekonomi. Paradigma yang dimaksud saat ini bahwa harus diyakini pengetahuan sudah menjadi landasan dalam pembangunan ekonomi knowledge based economy. Hak Kekayaan Intelektual HKI merupakan jawaban atas paradigma ini. Oleh karena itu, tak mengherankan bahwa hampir setiap Negara di dunia ini mulai melirik bahwa Hak Kekayaan Intelektual merupakan salah satu jalan alternatif dalam pembangunan ekonomi bangsa. Hal ini tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia. 1 Seseorang yang menciptakan sesuatu yang merupakan hasil karya ciptanya pada umumnya selain untuk digunakan sendiri, juga kemudian diperbanyak untuk dapat dimanfaatkan kepada orang lain. Sebuah barang hasil karya cipta biasanya Perkembangan teknologi industri yang terjadi pada hampir di setiap negara telah mendorong kepada persaingan yang makin ketat terutama dalam memasarkan produk yang sejenis ke negara lain. Dalam dunia bisnis sering kali ditemukan suatu praktek yang dikategorikan sebagai persaingan curang Unfair Competition, seperti misalnya dengan cara pemalsuan merek, pencurian teknologi maupun pembajakan ciptaan orang lain. Perbuatan demikian sangat merugikan pemilik hak bahkan mengelabui konsumen yang dapat menjatuhkan reputasi barang asli. Pada dasarnya manusia itu mempunyai banyak kreativitas dalam menciptakan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan sejak zaman dahulu kala. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan hidup sehari-hari agar dapat dipenuhi dengan baik. 1 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, 2004, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT. Raja Grafindo, Persada, Jakarta, hlm.1. dapat diperbanyak oleh orang lain karena orang yang menciptakan kemampuannya terbatas, sehingga tidak mampu mengerjakan sendiri dalam jumlah banyak sesuai permintaan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa menciptakan suatu karya cipta bukan sesuatu yang mudah dilakukan seseorang. Oleh karena itu, orang lain diwajibkan untuk menghormatinya dan hal ini merupakan sebuah kebutuhan yang tidak boleh dilalaikan begitu saja. Orang lain sudah pasti mengetahui sebuah karya cipta pasti ada penciptanya sehingga tidak dapat seenaknya mengatakan itu sebagai karyanya atau meniru ciptaan yang bukan karyanya. Apabila hendak memperbanyak ada sopan santunnya yaitu meminta ijin kepada pemiliknya. Sebaliknya bagi orang yang menciptakan pencipta mempunyai hak yang timbul atas ciptaan dan mengawasi terhadap karya cipta yang menggunakan ciptaannya yang beredar di masyarakat. Hanya Pencipta yang berhak mengumumkan dan memperbanyak ciptaannya, sehingga apabila ada yang melanggar haknya tersebut maka Pencipta berhak pula menuntut orang yang bersangkutan secara hukum. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan pencipta diperlukan sebuah pengakuan baik oleh masyarakat maupun hukum. Adapun latar belakangnya adalah menyangkut bidang ekonomi, karena sesuatu ciptaan yang diperbanyak tanpa izin penciptanya kemudian dijual kepada masyarakat, maka akan menguntungkan orang lain yang memperbanyak ciptaan tersebut. Sedangkan pihak pencipta akan merasa dirugikan atas perbuatan tersebut karena secara moril nama pencipta yang dijual dan secara materiil pencipta tidak memperoleh keuntungan dari ciptaan yang diperbanyak orang lain. Di bidang ciptaan diperlukan campur tangan negara dengan tujuan untuk menyeimbangkan antara kepentingan pencipta dengan kepentingan masyarakat dan juga kepentingan negara itu sendiri. Seperti yang diketahui bahwa pencipta mempunyai hak untuk mengontrol masyarakat dalam mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, di lain pihak warga masyarakat dapat menggunakan ciptaan secara resmi dan menghindari peredaran barang bajakan, sedangkan negara kepentingannya dapat menjaga kelancaran dan keamanan masyarakat di bidang ciptaan. Untuk kepentingan tersebut alat yang dipergunakan adalah dengan cara membentuk undang-undang yang mengatur bidang ciptaan. Undang-undang pada hakekatnya adalah merupakan perjanjian antara rakyat dengan pemerintah sehingga peraturan ini mengikat seluruh rakyat maupun pemerintah termasuk kepada para pejabatnya, sehingga siapapun yang melanggar undang-undang wajib dilakukan penindakan. Hal ini sejalan dengan Negara kita yang menganut paham negara hukum, bahwa semua tingkah laku warga negara dan para pejabatnya wajib dilandasi atas hukum yang berlaku. Di Negara kita sejak tahun 1982 telah mempunyai Undang-Undang Hak Cipta yang bersifat nasional dan sekarang telah disesuaikan dengan ketentuan TRIPs Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights atau aspek-aspek hak kekayaan intelektual yang terkait dengan perdagangan, karena Indonesia ikut menandatangani perjanjian Putaran Uruguay dalam rangka pembentukan World Trade Organization dan telah pula meratifikasi dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization. Setelah mengalami perubahan beberapa kali, sekarang peraturan di bidang ciptaan adalah Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Salah satu hak cipta yang dilindungi dalam ketentuan Undang-Undang Hak Cipta tersebut adalah Hak Cipta atas Karya Musik dan Lagu. Musik terlahir dari kekuatan cipta, karsa dan karya serta pengorbanan pikiran, tenaga dan waktu penciptanya, dan juga merupakan cerminan peradaban manusia. Di dalamnya terdapat norma-norma hasil jerih payah penciptanya. Bila disadari peran perlindungan hukum terhadap hak cipta maka perlindungan hukum terhadap hak cipta musik memberikan nilai ekonomi yang cukup besar bagi Negara, dimana ketika nada-nada mulai tersusun rapi lewat lantunan lirik seorang pencipta lagu, yang kemudian secara intuitif terlahir pulak susunan kata-kata yang terikat erat pada komposisi melodi yang kemudian terciptalah sebuah lagu. Nilai inlah yang menjadi sebuah kekayaan intelektual bagi si Pencipta yang didalamnya terdapat hak moral dan hak ekonomi. 2 Seiring dengan perkembangan jaman, bentuk-bentuk pelanggaran hukum terhadap karya musik dan lagu ini banyak terjadi mulai dari penjiplakan lagu, pembajakan kaset, VCD, DVD, pembajakan peer to peer atau program napster Oleh karena hak cipta ini memiliki nilai ekonomi dan nilai moral yang cukup menjanjikan keuntungan ekonomi secara bisnis, maka hak cipta ini sering diperdagangkan oleh orang-orang tertentu ataupun badan-badan hukum untuk mendapatkan keuntungan yang amat besar tanpa izin atau persetujuan dari penciptanya. Memperdagangkan atau menjual hak cipta ini tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak lokal melainkan juga terjadi dalam dunia internasional. 2 Husain Audah, Hak Cipta dan Karya Cipta, Cetakan Pertama, PT Pustaka Litera Antarnusa, Jakarta, 2004, hlm.7. sampai kepada pemakaian karya cipta musik dan lagu tanpa mencantumkan nama penciptanya pada program-program televisi ataupun siaran radio. Problematika yang sering terjadi di dalam masyarakat berkaitan dengan karya cipta musik dan lagu adalah kurangnya kesadaran untuk melakukan perndaftaran karya cipta musik tersebut. Maraknya pelanggaran hukum terhadap karya cipta musik dalam masyarakat modern sekarang ini tidak terlepas dari kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap penghargaan kreativitas para insan musik. Mengumumkan atau memperbanyak karya musik dan lagu tanpa izin pencipta ataupun mengkomersialkan musik tradisional oleh beberapa pihak tanpa izin Negara dan masyarakat adat itu sendiri tentulah merugikan berbagai pihak baik itu pencipta lagu, masyarakat dan Negara. Untuk itu penegakan atau perlindungan hukum atas karya cipta musik dan lagu harus didukung oleh semua pihak baik itu aparat penegak hukum maupun masyarakat itu sendiri.

B. Perumusan Masalah