Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Gugatan ganti Rugi

kasasi pada umumnya tidak memperhatikan kontra memori kasasi. Meskipun demikian bagi termohon kasasi sebaiknya mengajukan saja kontra memori kasasi karena setidaknya termohon kasasi telah mematuhi apa yang telah dikehendaki oleh Undang-Undang. 28 Setiap orang atau badan hukum yang bermaksud hendak mengajukan tuntutan hak kepada pihak lain guna memperoleh perlindungan hak serta Setelah berkas perkara kasasi sudah lengkap selanjutnya panitera Pengadilan Niaga mengirim berkas tersebut ke Mahkamah Agung dalam waktu 14 empat belas hari setelah kontra memori kasasi diterima dari termohon kasasi. Lamanya persidangan sampai dengan putusan untuk perkara pelanggaran hak cipta di tingkat kasasi sama dengan persidangan di Pengadilan Niaga yaitu 90 sembilan puluh hari. Pemeriksaan sidang permohonan kasasi mulai dilakukan paling lama 60 enam puluh hari setelah permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung. Kemudian perkara tersebut harus diputus oleh Mahkamah Agung dalam waktu 90 sembilan puluh hari sejak permohonan kasasi diterima. Setelah perkara diputus, panitera Mahkamah Agung menyampaikan salinan putusan kasasi beserta berkas perkara kepada panitera Pengadilan Niaga dalam waktu 7 tujuh hari setelah putusan diucapkan. Selanjutnya jurusita Pengadilan Niaga diwajibkan menyampaikan salinan putusan tersebut dalam waktu 7tujuh hari kepada para pihak yang bersengketa setelah putusan kasasi diterima di kepaniteraan.

B. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Gugatan ganti Rugi

28 Gatot Supramono, Bagaimana Mendampingkan Seseorang di Pengadilan Dalam Perkara Pidana dan Perdata, 2008, Jakarta: PT. Penerbit Djambatan, hlm. 132. mencegah pihak yang mengajukan tuntutan melakukan tindakan main hakim sendiri eigenrichting, dapat mengajukan tuntutannya ke pengadilan. Ada 2 dua macam perkara yang dapat diajukan ke pengadilan, yaitu tuntutan hak yang mengandung sengketa yang diajukan ke pengadilan yang melibatkan Penggugat dengan Tergugat untuk ,mendapatkan putusan. Tuntutan tersebut sering disebut dengan “gugatan”. Misalnya, gugatan mengenai warisan, wanprestasi atau ingkar janji, perbuatan melawan hukum, gugatan pembatalan Hak Kekayaan Intelektual, dan lain sebagainya. Tuntutan yang lainnya diajukan ke pengadilan oleh seorang atau lebih pemohon yang di dalamnya tidak terdapat sengketa, misalnya permohonan menjadi wali dari anak yang belum dewasa pengampuan, permohonan pengangkatan anak, permohonan Penetapan Sementara Pengadilan dan sebagainya. Tuntutan seperti ini sering disebut “permohonan”. Suatu tuntutan atau gugatan yang diajukan oleh penggugat haruslah mempunyai kepentingan hukum yang cukup. Ini merupakan syarat mutlak agar gugatan atau tuntutan tersebut dapat dikabulkan oleh pengadilan. Akan tetapi hal tersebut juga masih tergantung pada pembuktian, artinya apabila gugatan atau tuntutan hak tersebut dapat dibuktikan di pengadilan, maka dapat dipastikan akan dikabulkan. Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu gugatan ganti rugi adalah pihak penggugat dan pihak tergugat. Pasal 55 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 menyebutkan bahwa: Penyerahan Hak Cipta atas seluruh Ciptaan kepada pihak lain tidak mengurangi hak Pencipta atau ahli warisnya untuk menggugat yang tanpa persetujuannya: a. Meniadakan nama Pencipta yang tercantum pada Ciptaan itu; b. Mencantumkan nama Pencipta pada Ciptaannya; c. Mengganti atau mengubah judul Ciptaan; atau d. Mengubah isi Ciptaan. Lebih lanjut di dalam Pasal 56 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 disebutkan: “Pemegang Hak Cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga atas pelanggaran Hak Ciptanya dan meminta penyitaan terhadap benda yang diumumkan atau hasil Perbanyakan Ciptaan itu.” Berdasarkan uraian pasal-pasal tersebut diketahui bahwa yang berhak sebagai penggugat dalam gugatan ganti rugi hak cipta musik dan lagu adalah pemegang, yaitu Pencipta dan pemegang hak cipta. Setiap Pencipta adalah pemilik Hak Cipta, kecuali jika diperjanjikan lain dalam hubungan kerja. Pemegang Hak Cipta adalah : a. Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta b. Penerima hak dari Pencipta, yaitu ahli waris atau penerima hibah atau penerima wasiat atau penerima hak berdasarkan perjanjian lisensi. c. Orang lain sebagai penerima lebih lanjut hak dari penerima Hal Cipta. Negara juga merupakan pemegang Hak Cipta atas karya : d. Peninggalan sejarah, prasejarah, dan benda budaya nasional. e. Hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama dipelihara dan dilindungi oleh Negara. Negara hanya pemegang hak cipta terhadap luar negeri. Siapa saja yang dimaksudkan dengan Pencipta itu, dalam hal ini Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 menyebutkan: Pasal 5 1 Kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai Pencipta adalah: a. orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat Jenderal; atau b. orang yang namanya disebut dalam Ciptaan atau diumumkan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan. 2 Kecuali terbukti sebaliknya, pada ceramah yang tidak menggunakan bahan tertulis dan tidak ada pemberitahuan siapa Penciptanya, orang yang berceramah dianggap sebagai Pencipta ceramah tersebut. Pasal 6 Jika suatu Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta ialah orang yang memimpin serta mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan itu, atau dalam hal tidak ada orang tersebut, yang dianggap sebagai Pencipta adalah orang yang menghimpunnya dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-masing atas bagian Ciptaannya itu. Pasal 7 Jika suatu Ciptaan yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan oleh orang lain di bawah pimpinan dan pengawasan orang yang merancang, Penciptanya adalah orang yang merancang Ciptaan itu. Pasal 8 1 Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan pekerjaannya, Pemegang Hak Cipta adalah pihak yang untuk dan dalam dinasnya Ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak Pencipta apabila penggunaan Ciptaan itu diperluas sampai ke luar hubungan dinas. 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku pula bagi Ciptaan yang dibuat pihak lain berdasarkan pesanan yang dilakukan dalam hubungan dinas. 3 Jika suatu Ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan, pihak yang membuat karya cipta itu dianggap sebagai Pencipta dan Pemegang Hak Cipta, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak. Pasal 9 Jika suatu badan hukum mengumumkan bahwa Ciptaan berasal dari padanya dengan tidak menyebut seseorang sebagai Penciptanya, badan hukum tersebut dianggap sebagai Penciptanya, kecuali jika terbukti sebaliknya. Selanjutnya mengenai Negara sebagai pemegang hak cipta, dalam hal ini ketentuan Pasal 3 ayat 2 menyatakan bahwa hak cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena: a. Pewarisan; b. Hibah; c. Wasiat; d. Perjanjian tertulis; atau e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, misalnya berdasarkan pemberian lisensi. Pasal 11 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 menyebutkan satu lagi sebab hak cipta itu dipegang oleh Negara sebagai subjeknya yakni apabila suatu ciptaan tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum diterbitkan. Namun Negara dalam hal ini memosisikan dirinya sebagai “pelindung” terhadap hak yang dimiliki oleh penciptanya. Manakala penciptanya diketahui di kemudian hari Negara akan menyerahkannya kembali. Jadi Negara berperan sebagai pelindung kepentingan hukum pencipta yang tidak diketahui itu. Namun khusus terhadap suatu ciptaan yang telah diterbitkan, tetapi tidak diketahui penciptanya, atau pada ciptaan tersebut terdapat nama samaran penciptanya, maka penerbitlah yang memegang hak cipta tersebut, tetapi tetap untuk kepentingan hukum penciptanya. Produser rekaman merupakan pemegang hak cipta yang mendapatkan haknya berdasarkan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang- undangan, yaitu melalui pembayaran royalti. Produser rekaman suara adalah orang atau badan hukum yang pertama kali merekam dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perekaman suara atau perekaman bunyi, baik perekaman dari suatu pertunjukan maupun perekaman suara atau perekaman bunyi lainnya. Hak eksklusif yang dimiliki oleh produser rekaman suara adalah sebagai berikut: a. Memperbanyak karya rekaman: 1 Menambah jumlah ciptaan; 2 Keseluruhan atau sebagian; 3 Bahan yang sama atau tidak; 4 Mengalihwujudkan secara permanen atau temporer; b. Menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya. Selain itu ada juga lembaga penyiaran yang merupakan organisasi penyelenggara siaran yang berbentuk badan hukum, yang melakukan penyiaran atas suatu karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik. Hak eksklusif yang dimilikinya adalah membuat, memperbanyak, atau menyiarkan ulang karya siarannya. Pihak yang dapat digugat dalam kasus pelanggaran hak cipta pada pokoknya adalah pelakunya. Pelaku pelanggaran hak cipta tidak semuanya adalah pihak ketiga akan tetapi pihak pemegang hak cipta yang telah menerima lisensi dari pencipta juga tidak terlepas dari perbuatan yang menyimpang.

C. Hal-Hal yang dapat Digugat dalam Gugatan Ganti Rugi