satu kesatuan karya cipta.
2. Pengertian Hak Cipta Lagu dan Musik
Di Indonesia istilah Hak Cipta sudah sejak lama dikenal, untuk pertama kalinya diusulkan oleh Moh. Syah, pada Kongres Kebudayaan di Bandung tahun
1951. istilah hak pengarang itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah Belanda Auteurs Recht.
12
Di dalam Universal Copy Right Convention Pasal V menyatakan, Hak Cipta meliputi hak tunggal si Pencipta untuk membuat, menerbitkan dan memberi
kuasa untuk terjemahan dari karya yang dilindungi perjanjian ini.
13
Istilah Hak Cipta atau droit d’auteur adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau Penerima Hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
14
Hal yang mempengaruhi dan menyebabkan disepakatinya sebuah perlindungan terhadap karya yang digolongkan dalam ruang lingkup Hak Cipta,
Berbicara tentang Hak Cipta secara umum, akan dihadapkan pada sebuah pemikiran yang dapat dikatakan cukup rumit namun sekaligus menarik. Apalagi di
era teknologi sekarang ini, aktifitas budaya tidak hanya berbentuk konvensional, namun telah merambah ke dunia maya yang dijadikan batas-batas wilayah Negara
di dunia sudah terkesan tanpa pagar.
12
Ajip Rosidi, Undang-Undang Hak Cipta 1982: Pandangan Seorang Awam, Djambatan, Jakarta, 1984, hlm. 3.
13
Ibid., hlm. 30.
14
Jurnal Hukum Bisnis, Julius Indra Dwipayono Singara: Hak Cipta Versus Teknologi Peer to Peer, Volume 24 No. 1 Tahun 2005, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta,
2005, hlm. 74.
sebenarnya berawal dari terciptanya alat-alat pengganda atau pengkopian seperti percetakan, mesin duplicating atau apa pun bentuknya. Dari alat cetak tertua
Guttenberg sampai alat yang tercanggih dalam bentuk digital. Sebelum alat-alat tersebut ada, orang tidak meributkan masalah hak Cipta karena semua karya yang
dibuat selalu ditampilkan dan dibawakan secara eksklusif atau setidak-tidaknya karya tersebut tidak disebarkan dan tidak dieksploitir secara besar-besaran.
15
Terdapat 2 dua unsur penting yang terkandung dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 tersebut, yaitu :
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 berbunyi :
“Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
16
1. hak yang dapat dipindahkan, dialihkan kepada pihak lain;
2. hak moral yang dalam keadaan bagaimanapun dan dengan jalan apapun tidak
dapat ditinggalkan daripadanya, seperti mengumumkan karyanya, menetapkan judulnya, mencantumkan nama sebenarnya atau nama samarannya dan
mempertahankan keutuhan dan integritas ceritanya. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak
Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu Ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut
15
Husain Audah, Hak Cipta dan Karya Cipta Musik, PT. Litera Antarnusa, Jakarta, 2004, hlm.4.
16
Rachmadi sman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, PT. Alumni Bandung, 2003, hlm. 58.
peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 2 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002. Yang dimaksud dengan hak eksklusif adalah hak yang
semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya.
Pengertian “mengumumkan atau memperbanyak” termasuk juga kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan, menjual,
menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan kepada publik, menyiarkan, merekam dan mengkomunikasikan Ciptaan kepada
publik melalui sarana apa pun. Bertolak dari rumusan Pasal 1 tersebut, beberapa pengertian di dalam Hak
Cipta antara lain : 1.
Pencipta Author Pasal 1 angka 1 UUHC No. 19 Tahun 2002 menentukan bahwa, Pencipta
adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk khas dan bersifat pribadi.
Defenisi tersebut menjelaskan bahwa pada dasarnya yang digolongkan sebagai Pencipta adalah seorang yang melahirkan suatu Ciptaan untuk pertama
kali sehingga ia adalah orang pertama yang mempunyai hak-hak sebagai Pencipta dan lebih ringkasnya disebut Hak Cipta.
Mengetahui siapa yang merupakan Pencipta pertama suatu Ciptaan adalah sangat signifikan, karena :
a. hak-hak yang dimiliki seorang Pencipta pertama sangat berbeda dengan
hak-hak Pencipta dan hak-hak yang berkaitan dengan Hak Cipta. b.
masa berlakunya perlindungan hukum bagi Pencipta biasanya lebih lama dari orang yang bukan Pencipta pertama.
c. pengidentifikasian Pencipta pertama secara benar, merupakan syarat bagi
keabsahan pendaftaran Ciptaan Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002, walaupun pendaftaran tidak mutlak harus
dilakukan.
2. Ciptaan Work
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002, yang dimaksud dengan Ciptaan adalah hasil karya Pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra. Menunjuk keaslian artinya bukan tiruan atau jiplakan dari Ciptaan orang lain. Ciptaan itu
bersifat pribadi artinya berasal dari kemampuan intelektual yang menyatumanunggal dengan diri Pencipta.
Hal yang dilindungi Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002 adalah Pencipta yang atas inspirasinya menghasilkan setiap karya dalam bentuk
yang khas dan menunjukkan keasliannya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Perlu ada keahlian Pencipta untuk dapat melakukan karya cipta yang khas
dan menunjukkan keaslian sebagai Ciptaan seseorang atas dasar kemampuan dan kreativitasnya yang bersifat pribadi Pencipta.
17
17
Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, Penerbit Alumni, Bandung, 2002, hlm, 131.
Berdasarkan bentuknya, Ciptaan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Karya tulis berupa buku, program komputer, pamphlet, perwajahan lay
out, karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya. Menurut penjelasan perubahan ini hanya merupakan penataan ulang dari
rumusan mengenai jenis-jenis Ciptaan yang termasuk dalam lingkup Hak Cipta telah dikelompokkannya sesuai dengan jenis dan sifat Ciptaannya.
b. Karya lisan, berupa ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis
dengan itu yang diwujudkan dengan cara diucapkan. c.
Karya alat peraga, berupa alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
d. Karya seni rupa, berupa lukisan, gambar ukiran, kaligrafi, pahatan, patung,
seni terapan berupa kerajinan tangan. e.
Karya seni musik, berupa lagu atau musik dengan atau tanpa teks termasuk karawitan dan rekaman suara. Jelas bahwa lagu dan musik juga dapat
merupakan Ciptaan yang diberikan perlindungan Hak Cipta.
f. Karya tampilan dan siaran, berupa drama, tari koreografi, pewayangan,
pantomim, pertunjukan, konser, film. g.
Karya seni gambar, berupa fotografi, sinematografi, seni batik, peta, arsitektur.
h. Karya pengalihwujudan berupa terjemahan, saduran, bunga rampai, dan
karya lainnya hasil pengalihwujudan. Bahwa terjemahan juga dapat merupakan suatu Hak Cipta tersendiri dan dapat dipandang sebagai wajar
jika memang diingat pada berapa besarnya usaha yang harus dilakukan untuk melakukan terjemahan secara tepat.
18
3. Pemegang Hak Cipta Copyright Holder
Setiap Pencipta adalah pemilik Hak Cipta, kecuali jika diperjanjikan lain dalam hubungan kerja. Pemegang Hak Cipta adalah :
a. Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta
b. Penerima hak dari Pencipta, yaitu ahli waris atau penerima hibah atau
penerima wasiat atau penerima hak berdasarkan perjanjian lisensi. c.
Orang lain sebagai penerima lebih lanjut hak dari penerima Hak Cipta. Walaupun bukan Pencipta, Negara adalah pemegang Hak Cipta atas karya:
a. Peninggalan sejarah, prasejarah, dan benda budaya nasional.
18
Sudargo Gautama, Rizawanto Winata, Pembaharuan Undang-Undang hak Cipta, 1997, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
b. Hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama dipelihara dan
dilindungi oleh Negara. Negara hanya pemegang hak cipta terhadap luar negeri.
c. Ciptaan yang tidak diketahui penciptanya dan Ciptaan itu belum
diterbitkan.
19
Dalam Pasal 11 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 diadakan perubahan untuk menegaskan status daripada Hak Cipta jika Pencipta
karya tidak diketahui dan juga belum diterbitkan atau tidak terbit, seperti lazimnya Ciptaan itu diwujudkan. Sebagai contoh, dalam Penjelasan dinyatakan misalnya
dalam hal karya musik, Ciptaan tersebut belum diterbitkan dalam bentuk buku atau direkam. Dalam hal ini, maka karya cipta bersangkutan dipegang oleh Negara
untuk melindungi Hak Cipta bagi kepentingan Penciptanya. Sedangkan apabila karya tersebut berupa karya tulis dan telah diterbitkan, maka Hak Cipta dipegang
oleh Penerbit. Penerbit juga dianggap pemegang Hak Cipta atau Ciptaan yang diterbitkan dengan menggunakan nama samaran penciptanya.
Suatu Ciptaan yang diterbitkan dengan “pseudoniem”, dan tidak diketahui siapa Penciptanya kalau telah memakai nama samaran dari Penciptanya, maka
Penerbit yang namanya tertera di dalam Ciptaan tersebut adalah Pencipta. Hal ini tidak berlaku jika Pencipta dapat membuktikan bahwa Ciptaan tersebut adalah
Ciptaannya. Dalam Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun
2002 dinyatakan :
19
Ibid., hlm. 114.
“Jika suatu Ciptaan tidak diketahui Penciptanya dan Ciptaan itu belum diterbitkan, Negara memegang Hak Cipta atas Ciptaan tersebut untuk
kepentingan Penciptanya.” Perbedaan antara Pencipta dan Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta
merupakan seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19
Tahun 2002. Sedangkan Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak yang menerima lebih lanjut dari pihak yang menerima hak
tersebut Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002. Dengan demikian, Pencipta otomatis menjadi Pemegang Hak Cipta yang
merupakan Pemilik Hak Cipta, sedangkan yang menjadi Pemegang Hak Cipta tidak harus Penciptanya, tetapi bisa pihak lain yang menerima hak tersebut dari
Pencipta atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan.
3. Pengaturan Hak Cipta Lagu dan Musik