Permasalahan Keseimbangan Lintasan Terminologi Lintasan

2. Hubungan antar simbol biasanya menggunakan anak panah untuk menyatakan hubungan dari elemen simbol yang satu terhadap elemen lainnya. Precedence dinyatakan dengan perjanjian bahwa elemen pada ekor panah harus mendahului elemen pada kepala panah. Hubungan antar simbol dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Hubungan Antar Simbol Gambar menunjukkan bahwa elemen A harus mendahului Precedence elemen B dan elemen B harus mendahului elemen C.

3.1.1.2. Zoning Constraint

Selain precedence constraint, pengalokasian dari elemen-elemen kerja pada stasiun kerja juga dibatasi oleh zoning constraint yang menghalangi atau mengharuskan pengelompokan elemen kerja tertentu pada stasiun tertentu. Zoning constraint yang negatif menghalangi pengelompokkan elemen kerja pada stasiun kerja yang sama. Sebaliknya zoning constraint yang positif menghendaki pengelompokan elemen-elemen kerja pada stasiun kerja yang sama dengan alasan tertentu.

3.1.2. Permasalahan Keseimbangan Lintasan

2 2 Nasutin, Arman Hakim. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. pp 137-154 B C A Pengelompokkan tugas-tugas yang akan menghasilkan keseimbangan lintasan produksi memberikan informasi tentang kinerja waktu dari tugas-tugas tersebut, kebutuhan-kebutuhan pendahuluan yang menentukan urutan-urutan yang fleksibel, dan tingkatan output yang diinginkan atau siklus waktu per unit. Permasalahan keseimbangan lintasan paling banyak terjadi pada proses perakitan dibandingkan pada proses pabrikasi. Pabrikasi dari sub-sub komponen- komponen biasanya memerlukan mesin-mesin berat dengan siklus panjang. Ketika beberapa operasi dengan peralatan yang berbeda dibutuhkan secara proses seri, maka terjadilah kesulitan dalam menyeimbangkan panjangnya siklus-siklus mesin, sehingga utilitas kapasitas menjadi rendah. Pergerakkan yang terus menerus kemungkinan besar dicapai dengan operasi-operasi perakitan yang dibentuk secara manual ketika beberapa operasi dapat dibagi-bagi menjadi tugas-tugas kecil dengan durasi waktu yang pendek. Semakin besar fleksibilitas dalam mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat keseimbangan yang dapat dicapai. Hal ini akan membuat aliran yang mulus dengan utilitas tenaga kerja dan perakitan yang tinggi.

3.1.3. Terminologi Lintasan

3 1. Elemen Kerja Terminologi atau istilah-istilah yang ditemukan dalam line balancing dapat diuraikan sebagai berikut : Adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan perakitan. 3 Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. ppl. 119-121 2. Stasiun Kerja Adalah lokasi-lokasi tempat elemen kerja dikerjakan. 3. Waktu Siklus Cycle Time Adalah waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk pada satu stasiun kerja. 4. Waktu Stasiun Kerja WSK Adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah stasiun kerja untuk mengerjakan semua elemen kerja yang didistribusikan pada staiun kerja tersebut. 5. Waktu Operasi Adalah waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi. 6. Balance Delay Balance delay merupakan rasio antara waktu idle dalam lini perakitan dengan waktu yang tersedia. Balance delay dihitung untuk memberikan gambaran apakah telah tercapai keseimbangan yang baik atau belum, yakni dengan rumus sebagai berikut: Sm n Si Sm n D n i . . 1 ∑ = − = Di mana: D = balance delay Sm = waktu stasiun yang paling maksimum dalam lintasan n = jumlah stasiun kerja S i = waktu masing-masing stasiun i = 1,2,…,n 7. Precedence Diagram Adalah diagram yang menggambarkan urutan dan keterkaitan antar elemen kerja perakitan sebuah produk. Pendistribusian elemen kerja yang dilakukan untuk setiap stasiun kerja harus memperhatikan precedence diagram. 8. Efisiensi Lini Adalah rasio anatara waktu yang digunakan dengan waktu yang tersedia. Berkaitan dengan waktu yang tersedia, lini akan mencapai keseimbangan apabila setiap daerah pada lini mempunyai waktu yang sama. Efisiensi dihitung dengan rumus: Efisiensi = 100 . 1 x C n Si n i ∑ = Di mana: C = Waktu Siklus Si = Waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n 9. Indeks Penghalusan Smoothness Index SI Adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relatif dari penyeimbang lini perakitan tertentu. Formula yang digunakan untuk menentukan besarnya SI adalah sebagai berikut : SI = ∑ = − N i i WSK WSK 1 2 max Di mana : WSK max = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk WSK i = Waktu stasiun kerja ke -i yang terbentuk N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk

3.1.4. Beberapa Teknik Line Balancing