Suatu  makanan  yang  dinilai  bergizi,  enak,  dan  teksturnya  sangat  baik  tidak akan  dimakan  apabila  memilki  warna  yang  tidak  sedap  dipandang  atau  memberi
kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya. Warna makanan yang menarik akan meningkatkan cita rasa suatu makanan  Winarno,1997.
Penentuan  mutu  makanan dapat  juga ditentukan  dengan  melihat warna suatu makanan  tersebut.  Dimana  terkadang  sebelum  faktor-faktor  lain  dipertimbangkan,
secara  visual  faktor  warna  tampil  lebih  dahulu  dan  kadang-kadang  sangat menentukan selera dari konsumen.
Fungsi  warna  pada  suatu  makanan  sangatlah  penting,  karna  dapat membangkitkan  selera  makan.  Warna  makanan  yang  menarik  dapat  memengaruhi
dan  membangkitkan selera  makan konsumen, bahkan warna dapat menjadi petunjuk bagi kualitas makanan yang dihasilkan. Warna juga memepunyai peran dan arti yang
sangat  penting  pada  komoditas  pangan  karena  memengaruhi  penerimaan  konsumen terhadap komoditas tersebut Winarno, 1997.
Warna  juga  dapat  menandakan  rasa  suatu  makanan.  Bila  warna  suatu makanan menyimpang dari warna yang umumnya berlaku, makanan tersebut pastinya
tidak akan dipilih oleh konsumen. Meskipun sesungguhnya  makanan tersebut  masih baik  kondisinya.  Meskipun  demikian  warna  juga  tidak  selalu  identik  dengan  suatu
rasa tertentu Astawan, 2008.
5.3  Daya  Terima  Panelis  Terhadap  Aroma  Biskuit Ceker  Ayam  dengan
Berbagai Variasi Penambahan Ceker Ayam
Pengujian  organoleptik  terhadap  aroma  oleh  panelis  menunjukkan  bahwa panelis  lebih  menyukai  aroma  biskuit  ceker  ayam  20  dengan  skor  tertinggi  87
Universitas Sumatera Utara
96,67  dan  skor  ini  masuk  dalam  kategori  suka.  Dan  pada  penilaian  aroma  oleh panelis terhadap biskuit ceker ayam ini setiap perlakuan mendapat skor yang hampir
sama dan kategorik kurang suka. Hal ini dapat terjadi karena aroma ceker ayam yang ada pada biskuit s kurang diminati oleh panelis.
Berdasarkan  hasil  analisia  sisik  ragam  terhadap  aroma  dari  ketiga  perlakuan pada biskuit ceker ayam dengan nilai
F
120  ternyata lebih kecil dari
F
3,11 bermakna  bahwa penambahan ceker ayam dengan  berbagai  variasi konsentrasi tidak
memberi pengaruh secara nyata terhadap aroma biskuit ceker ayam. Munculnya  aroma  pada  biskuit  ceker  ayam  disebabkan  oleh  bahan-bahan
yang digunakan yaitu ceker ayam yang memilki aroma yang khas.  Menurut winarno 1997,  aroma  suatu  makanan  banyak  menentukan  kelezatan  bahan  makanan,  dan
dalam  hal  ini  aroma  lebih  banyak  sangkut  pautnya  dengan  alat  panca  indera penghidu.  Indera  penghidu  sendiri  sangat  sensitif  terhadap  bau,  dan  kecepatan
timbulnya  bau  lebih  kurang  0,18  detik.  Kepekaan  indera  penghidu  diperkirakan
berkurang 1 setiap bertambahnya umur satu tahun. 5.4  Daya  Terima  Panelis  Terhadap  Rasa  Biskuit
Ceker  Ayam  dengan  Berbagai Variasi Penambahan
Ceker Ayam
Pengujian  organoleptik  terhadap  rasa  pada  biskuit  ceker  ayam  yaitu  yang mendapat  skor  tertinggi  yaitu  biskuit  ceker  ayam  20  dengan  skor  90  100.
Begitupun biskuit dengan perlakuan yang lain mendapat skor yang tidak jauh berbeda dengan  biskuit  25
dan  15,  atau  dapat  dikatakan  ketiga  biskuit  ini  mendapat penilaian  yang  baik  dari  panelis  dimana  panelis  menyukai  semua  rasa  biskuit  ceker
ayam baik 15 sampai 25.
Universitas Sumatera Utara
Rasa  berbeda  dengan  bau  dan  lebih  banyak  melibatkan  panca  indera  lidah. Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi empat yaitu asin, asam, manis, dan pahit
Winarno, 1997. Makin  banyak  lemak  yang  dikandung  dalam  suatu  makanan,  maka  rasanya
makin enak. Rasa enak dan nikmat dari suatu makanan hanya berada di lidah. Setelah masuk  kedalam  pencernaan  dan  diserap  oleh  pembuluh  darah,  maka  makanan  yang
tinggi lemak akan menimbun lemak Suhardjo, 2008 Rasa  pada  ceker  ayam  yang  khas  dan  lezat  akan  muncul,  apabila  pada  saat
pembuatan  biskuit  dilakukan  dengan  penambahan  bumbu  yang  sesuai  untuk menghilangkan bau amis ceker ayam Hanny, 2011.
Berdasarkan  hasil  analisa  sidik  ragam  terhadap  rasa  dari  ketiga  perlakuan pada  biskuit  ceker  ayam  diperoleh
F
4,8
F
3,11  yang  bermakna  bahwa penambahan  ceker  ayam  dengan  berbagai  variasi  telah  memberi  pengaruh  yang
berbeda terhadap rasa biskuit ceker ayam yang dihasilkan. Tanggapan  panelis  terhadap  rasa  biskuit  ceker  ayam  memperlihatkan
tanggapan yang positif semuanya dimana ketiga perlakuan mendapat skor yang tinggi yaitu masuk dalam kategori suka. Hal ini disebabkan oleh meskipun ceker ayam yang
dimasukkan  jumlahnya  sedikit  tetap  akan  memberikan  sumbangan  rasa  kepada ketiga biskuit yang dihasilkan hampir memilki rasa yang sama.
Rasa  yang  ditimbulkan  oleh  ceker  ayam  dan  bumbu  yang  digunakan  dalam pembuatan biskuit ceker ayam tersebut dapat memengaruhi selera dari konsumen dan
dapat membangkitkan selera makan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
5.5  Daya  Terima  Panelis  Terhadap  Tekstur  Biskuit Ceker  Ayam  dengan