Analisa Organoleptik Aroma Biskuit Ceker Ayam dengan Berbagai Variasi Analisis Organoleptik Rasa Biskuit dengan Penambahan Tepung Ceker

Tabel 4.3 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Warna Sumber Keragaman Db JK KT 0,05 Keterangan Perlakuan 2 3,8 1,9 7,04 3,11 Ada perbedaan Galat 87 23,3 0,27 Berdasarkan analisis sidik ragam seperti hasil tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara biskuit ceker ayam terhadap warna biskuit yang dihasilkan F 7,04 F 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ceker ayam dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna pada biskuit, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Perlakuan A 3 A 2 A 1 Rata-rata skor warna A 2 – A 3 = 3,0 – 2,5 = 0,5 0,37 A 1 – A 2 = 2,9 – 3,0 = 0,1 0,40 A 1 – A 3 = 2,9 – 2,5 = 0,4 0,37 2,5 3.0 2,9 Jadi A 2 ≠ A 3 Jadi A 1 = A 2 Jadi A 1 ≠ A 3 Berdasarkan Uji Ganda Duncan seperti dilihat tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit ceker ayam 15 tidak berbeda dengan 20. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit ceker ayam 25 berbeda dengan kedua perlakuan yang lainnya.

4.4 Analisa Organoleptik Aroma Biskuit Ceker Ayam dengan Berbagai Variasi

Penambahan Tepung Ceker Ayam Hasil analisa organoleptik aroma biskuit ceker ayam dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Analisa Organoleptik Aroma Biskuit Tepung Ceker ayam Aroma Perlakuan Pembuatan Biskuit Kriteria Sko r A 1 A 2 A 3 Panel is Sko r Panel is Sko r Panel is Sko r Suka 3 23 69 76,6 7 27 81 90 19 57 63,3 3 Kurang Suka 2 6 12 13,3 3 3 6 6,67 7 14 15,5 6 Tidak Suka 1 1 1 1,11 4 4 0,44 Total 30 82 91,1 1 30 87 96,6 7 30 75 79,3 3 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil analisa organoleptik aroma pada biskuit yang mendapatkan total skor tertinggi adalah 87 96,67 yaitu pada aroma biskuit tepung ceker ayam 20 dengan kriteria suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah biskuit dengan penambahan tepung ceker ayam 15 dan 25, dimana skor yang diperoleh juga berada pada kriteria kurang suka. Hal ini bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma biskuit yang dibuat dengan penambahan tepung ceker ayam sebanyak 20. Tabel 4.6 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Aroma Sumber Keragaman Db JK KT 0,05 Keterangan Perlakuan 2 2,4 1,2 120 3,11 Tidak ada perbedaan Galat 87 1,1 0,01 Berdasarkan analisis sidik ragam seperti hasil tabel diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan antara biskuit ceker ayam 15, 20, dan 25 terhadap aroma biskuit yang dihasilkan F 120 F 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan biskuit ceker ayam dengan berbagai variasi tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma biskuit yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara

4.5 Analisis Organoleptik Rasa Biskuit dengan Penambahan Tepung Ceker

ayam Hasil analisa organoleptik rasa biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini : Tabel 4.7 Hasil Analisis Organoleptik Rasa Biskuit Tepung Ceker Ayam Rasa Perlakuan Pembuatan Biskuit Kriteria Sko r A 1 A 2 A 3 Panel is Sko r Panel is Sko r Panel is Sko r Suka 3 13 39 43,3 3 26 78 86,6 7 21 63 70 Kurang Suka 2 16 41 45,5 6 4 12 13,3 3 3 6 6,67 Tidak Suka 1 1 1 1,11 6 6 6,67 Total 30 81 90 30 90 100 30 75 83,3 4 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa total skor tertinggi dalam uji organoleptik terhadap rasa biskuit tepung ceker ayam adalah 90 100 yaitu biskuit tepung ceker ayam 20, dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah biskuit dengan penambahan tepung ceker ayam 25 dan 15. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa biskuit yang dibuat dengan penambahan tepung ceker ayam sebanyak 20. Tabel 4.8 Hasil Analisa Sidik Ragam Terhadap Rasa Sumber Keragaman Db JK KT 0,05 Keterangan Perlakuan 2 3,6 1,8 4,8 3,11 ada perbedaan Galat 87 32,2 0,37 Berdasarkan analisis sidik ragam seperti hasil tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara biskuit tepung ceker ayam 15 , 20 dan 25 terhadap rasa Universitas Sumatera Utara biskuit yang dihasilkan F 4,8 F 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung ceker ayam dengan berbagai variasi dapat memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa biskuit yang dihasilkan, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Perlakuan A 2 A 3 A 1 Rata-rata skor rasa A 2 – A 3 = 2,5 – 2,9 = 0,4 0,36 A 1 – A 3 = 2,4 – 2,5 = 0,1 0,38 A 1 – A 2 = 2,4 – 2,9 = 0,4 0,36 2,9 2,5 2,4 Jadi A 2 ≠ A 3 Jadi A 1 = A 2 Jadi A 1 ≠ A 3 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit ceker ayam 15 tidak berbeda dengan perlakuan lainnya. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit ceker ayam 20 berbeda dengan biskuit ceker ayam 25.

4.6. Analisa Organoleptik Tekstur Biskuit Ceker Ayam dengan Berbagai