tepung ceker ini kepada masyarakat akan lebih efektif diterapkan sebagai bahan baku atau bahan tambahan dalam pembuatan makanan yang sudah dikenal dimasyarakat,
salah satunya adalah biskuit. Penetapan dengan perbandingan sebesar 15,20, dan 25 ini telah
dilakukan karena peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan sebelum melakukan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, apabila
persentase terlalu besar akan menghasilkan adonan biskuit yang sulit untuk dicetak, dan sedangkan jika persentase terlalu kecil maka tidak akan menambah pengaruh
terhadap rasa, aroma, tekstur terhadap penambahan tepung ceker. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba memanfaatkan ceker ayam dalam
pembuatan biskuit. Hal ini menarik untuk diteliti dalam sebuah penelitian yang berjudul ”pemanfaatan tepung ceker ayam pada pembuatan biskuit dan uji daya
terima.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan tepung ceker ayam pada kandungan gizi terutama kalsium pada
pembuatan biskuit dan untuk meningkatkan nilai gizi dan uji daya terima.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan tepung ceker ayam terhadap kandungan gizi terutama kalsium pada pembuatan biskuit dan daya terima.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh pemanfaatan ceker ayam terhadap cita rasa biskuit yang dilihat dari indikator aroma.
2. Mengetahui pengaruh pemanfaatan ceker ayam terhadap cita rasa biskuit yang dilihat dari indikator warna.
3. Mengetahui pengaruh pemanfaatan ceker ayam terhadap cita rasa biskuit yang dilihat dari indikator rasa.
4. Mengetahui pengaruh pemanfaatan ceker ayam terhadap cita rasa biskuit yang dilihat dari indikator tekstur.
5. Mengetahui kandungan zat gizi kalsium pada biskuit.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penganekaragaman suatu produk dari pemanfaatan ceker ayam yang diolah dalam pembuatan biskuit.
2. Sebagai salah satu usaha penganekaragaman pengolahan pangan agar tidak cepat rusak.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai nilai gizi dari ceker ayam sebelum dan sesudah dilakukan diversifikasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ceker ayam
Ceker adalah bagian dari tubuh ayam yang berhubungan langsung dengan benda-benda kotor. Meski demikian, tanpa ceker ayam tidak mungkin menjadi
gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh, ternyata mampu mendukung kokohnya badan ayam yang melebar ke samping, tidak
lurus seperti manusia. Bukan hanya itu, sepasang ceker juga menjadi modal utama seekor ayam untuk bertahan hidup, berlari, bertarung purwatiwidiastuti, 2011.
Ceker ayam sendiri memiliki kandungan protein dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan kandungan lemak dan karbohidrat, masing –masing
sebanyak 19,8 per 100 gram ceker. Kemudian protein yang cukup tinggi tersebut dapat memberikan zat gizi yang sangat bagus untuk dikonsumsi oleh anak- anak yang
sedang mengalami proses tumbuh kembang. Selain rasanya gurih ternyata ceker ayam sangat kaya dengan kandungan omega 3 dan omega 6, masing-masing 187 mg dan
2,571 mg per 100 gram. Omega 3 dan omega 6 merupakan asam lemak tak jenuh yang sangat penting bagi kesehatan tubuh Purwatiwidiastuti, 2011.
Tulang sendiri merupakan jaringan tulang yang berbentuk padat dan kuat, dan tulang terdiri dari jaringan ikat yang mengandung sel. Tulang sendiri berfungsi
sebagai pembentuk, penegak tubuh serta pelindung bagian tubuh yang lemah, tulang juga merupakan gudang kalsium yang bila perlu dapat digunakan untuk
mempertahankan kadar dalam darah Hartono,1989.
Universitas Sumatera Utara