simultan dibuktikan dari hasil uji F dan uji t yang memperoleh signifikansi dibawah 0,05
2.6 Kerangka Berpikir
Dalam mencapai tujuan, suatu koperasi harus mempersatukan berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan koperasi, di antaranya yaitu
partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus. Koperasi sebagai organisasi yang bukan hanya perkumpulan modal semata akan tetapi juga
perkumpulan orang seorang maka partisipasi anggota adalah instrumen yang paling penting untuk dapat terpeliharanya prinsip dari, oleh dan untuk anggota
koperasi. Salah satu upaya penting untuk pengembangan koperasi adalah meningkatkan kualitas partisipasi anggota koperasi dan kemampuan manajerial
pengurus anggota memperjuangkan hak-haknya dan melaksanakan kewajibannya. Maju mundurnya koperasi juga ditentukan oleh partisipasi anggotanya,
dimana peran aktif anggota koperasi terhadap koperasinya sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan koperasi itu sendiri dalam mencapai tujuannya.
Semakin aktif anggota berperan dalam koperasinya, maka semakin banyak pula dia terlibat dalam pengambilan keputusan di koperasi dan juga dalam kemajuan
unit-unit usaha yang di jalankan oleh koperasi serta dapat membantu pengawasan untuk mengontrol kinerja pengurus. Partisipasi anggota dapat diukur dari
kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan baik. Akan
tetapi jika ternyata sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan melaksanakan haknya secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan
buruk atau rendah. Berkembang tidaknya koperasi tergantung pada partisipasi dari anggotanya. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu
untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama para anggota. Partisipasi anggota koperasi dapat dilihat dari keaktifan anggota dalam
maupun di luar rapat serta keaktifan dalam melaksanakan transaksi dalam kegiatan usaha yang diusahakan oleh koperasi tersebut . Partisipasi anggota
tersebut dapat diukur dengan indikator yaitu partisipasi dalam rapat anggota tahunan, partisipasi dalam permodalan, dan Partisipasi dalam memanfaatkan
usaha atau jasa. Begitu pula dengan adanya pengurus yang berkemampuan memadai untuk
mengelola koperasi, akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan koperasi karena pengurus adalah pelaksana keputusan rapat anggota yang berperan sangat
penting untuk mengurusi organisasi koperasi dan usahanya. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha koperasi bukan di dapat dari
kerja keras atau usaha dari individu atau satu elemen dari koperasi, melainkan dari kerja sama yang baik dari semua elemen dalam koperasi, baik itu anggota,
pengurus, pegawai, maupun pengawas dalam organisasi koperasi. Dengan adanya partisipasi yang aktif dari anggota dan adanya pengurus yang mempunyai
kemampuan yang memadai, maka keberhasilan usaha koperasi akan bisa dicapai dengan tidak melupakan elemen-elemen yang lain juga. Secara sistematis
kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Skema Kerangka Berfikir Gambar 2.2
2.7
Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan dengan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai bukti melalui data yang disimpulkan
Arikunto, 2006:71 . Hipotesis juga bisa disebut konklusi, sebuah konklusi tertentu saja tidak dibuat semena-semena melainkan atas pengetahuan tertentu.
Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil penelitian sesuatu problematika- Partisipasi Anggota X1
1.Partisipasi dalam Rapat Anggota Tahunan.
2.Partisipasi dalam Penanaman Modal.
3.Partisipasi dalam Pemanfaatan Usaha atau Jasa.
Keberhasilan Usaha Y 1.Usaha Koperasi
Berkembang Sesuai dengan Kebutuhan
Anggota.
2.Perolehan Sisa Hasil Usaha yang Tinggi.
3.Manfaat Keberadaan Koperasi bagi Anggota.
Kemampuan Manajerial PengurusX2
1.Kemampuan Mengelola dan memanfaatkan dana Koperasi
Kemampuan Teknik.
2.Kemampuan Membangun Komunikasi dengan Anggota
Kemampuan Manusiawi.
3.Kemampuan Mengkoordinasi Anggota dan Melaksanakan
Program Kerja Kemampuan Konseptual.
problematika yang atas dasar penyelidikan yang mendahului. Dengan mengacu pada pedoman diatas, maka hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh partisipasi anggota terhadap keberhasilan keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
2. Ada pengaruh kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
3. Ada pengaruh partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten
Blora
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian Arikunto, 2006:130. Sedangkan menurut Sugiyono 2010:117, populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulan. Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota KPRI Dwi Eksa yang berada di Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang
berjumlah 383 orang. 3.1.2
Sampel
Menurut Arikunto 2006:131, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diteliti,
bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian itu merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar,
bisa diambil antara 10-15, atau lebih. Pada penelitian ini, untuk mendapatkan
sampel dilakukan dengan perhitungan rumus Slovin sebagai berikut:
Di mana: n
= Ukuran sampel N
= Ukuran populasi
40