Mengembangkan Dilema Moral

1. Mengembangkan Dilema Moral

Bagaimanakah guru melibatkan siswa dalam diskusi tentang dilema moral di kelas? Prosedur-prosedur dan atau teknik-teknik apa sajakah yang digunakan? Galbraith dan Jones (1975: 16-22,) dan Beyer (1976: 194-202) dalam Fraenkel, 1977: 61) mengembangkan model strategi pembelajaran untuk mendiskusikan perilaku moral, yang terdiri dari 3 bagian; daftar instruksi- instruksi umum untuk menyajikan dilema orisinal, kumpulan dilema-dilema alternatif untuk digunakan dalam kasus dilema asli gagal memunculkan kontroversi, dan daftar pertanyaan-pertanyaan penelitian. Galbraith dan Jones (1975: 19) mengemukakan bahwa: “meskipun dilema-dilema alternatif menggunakan kisah yang sama, karakter-karakter yang sama, isu-isu moral yang sama, mereka merubah situasi dalam memaparkan problem asli dalam upaya memunculkan kontroversi mengenai apa yang pantas dilakukan karakter utama”. Mari kita lihat satu contoh dilema alternatif dan pertanyaan-pertanyaan penelitian, bersama-sama dengan dilema asli, yang pertama kali dirancang bersama-sama, diikuti oleh deskripsi dan ilustrasi bagaimana menggunakannya dalam kelas.

a. Dilema Helga

Helga dan Rachel tumbuh bersama. Mereka berteman baik, meskipun dalam kenyataan keluarga Helga beragama Kristen dan Rachel beragama Yahudi. Untuk

beberapa tahun, perbedaan kepercayaan tidak banyak menimbulkan persoalan di Jerman, tetapi setelah Hitler merebut kekuasaan, situasi berubah. Hitler mewajibkan orang Yahudi untuk memakai ban lengan dengan Bintang Daud terhadap mereka. Ia mulai mendorong pengikutnya untuk menghancurkan milik orang Yahudi dan menghalau mereka di jalan. Akhirnya Hitler mulai menangkap orang-orang Yahudi dan membuang mereka. Kabar-kabar angin yang berkembang di sekitar kota adalah bahwa banyak orang Yahudi yang telah dibunuh. Orang-orang Yahudi bersembunyi dari Gestapo (polisi rahasia Hitler) yang melihat mereka sebagai pelaku kriminal dan pelanggar hukum serius terhadap pemerintah German.

Suatu malam Helga mendengar pintu diketok. Ketika dibuka, ia melihat Rachel berjalan membungkuk dalam mantel gelap. Dengan cepat Rachel masuk ke dalam. Ia telah bertemu, dan berkata, dan ketika ia kembali ke rumah, ia menemukan anggota-anggota Gestapo mengeliling rumahnya. Orang tua dan saudara-saudaranya telah diangkut. Mengetahui nasibnya jika Gestapo menangkapnya Rachel berlari ke rumah teman lamanya.

Bagaimana Mengajar tentang Nilai-nilai: Sebuah Pendekatan Analitik

Sekarang apa yang diakukan Helga? Jika ia menolak Rachel, Gestapo akhirnya akan menemukan mereka. Helga mengetahui sebagian besar orang Yahudi yang disuruh pergi telah dibunuh, dan ia tidak ingin teman terbaiknya menanggung nasib seperti itu. Tetapi menyembunyikan orang Yahudi yang dianggap melanggar hukum. Helga akan menanggung resiko terhadap keamanan dan keluarganya, jika ia mencoba menyembunyikan Rachel. Tetapi ia memiliki kamar kecil di samping cerobong asap di lantai tiga di mana Rachel mungkin aman.

Pertanyaan: Maukah Helga menyembunyikan Rachel

b. Dilema-dilema Alternatif

Jika kelas setuju bahwa Helga mau menyembunyikan Rachel, satu dari dilema-dilema alternatif berikut dapat digunakan untuk perbedaan pendapat.

A. Andaikata Helga hanya bertemu sekali dan tidak mengenalnya dengan baik. Apa yang dilakukannya dalam kasus ini?

B. Andaikata ayah dan ibu Helga mendengar apa yang terjadi di pintu dan meminta Helga untuk tidak mengijinkan ke dalam rumah.Dalam kasus ini apa yang dilakukannya?

Jika kelas setuju bahwa Helga tidak mau menyembunyikan Rachel, satu dari dilema-dilema alternatif dapat digunakan untuk membangkitkan perbedaan pendapat.

A. Andaikata beberapa teman Helga juga menyembunyikan orang- orang Yahudi dari Gestapo. Apa yang dilakukan Helga dalam kasus ini?

B. Andaikata Helga mendengar Gestapo datang dan mengetahui bahwa Rachel akan ditembak pada saat terlihat dalam beberapa menit, jika Helga menyembunyikan. Apa yang akan dilakukan Helga dalam kasus ini?

c. Pertanyaan-pertanyaan Penyelidikan

1) Apa sesuatu yang sangat penting jika seorang teman berhutang dengan yang lain? Mengapa?

2) Maukah seseorang menanggung resiko keselamatan keluarga untuk keselamatan teman-temannya? Mengapa?

3) Maukah seseorang menanggung resiko kehidupannya sendiri untuk orang lain? Mengapa?

Penalaran Moral

4) Benarkah seseorang dapat dibenarkan untuk menyembunyikan seseorang yang melarikan diri dari petugas yang berwenang?

5) Dari beberapa hal tentang Rachel, apayang patut dilakukan Helga?

6) Dari beberapa hal tentang ayah Helga, apa yang patut dilakukan Helga?

Beyer (1976: 196-197, dalam Fraenkel, 1977: 62) mengemuka- kan lima kegiatan nyata di mana guru mungkin melibatkan para siswa sebagai bagian dari mendiskusikan dilema-dilema seperti yang dikemukakan terdahulu (Lihat gambar 4. 1), meliputi;

GAMBAR 5.1. Strategi Membimbing Diskusi Moral

(Beyer, 1976:199, dalam Fraenkel, 1977:63) Menyajikan dilema (mengenalkan, dalam bentuk tulisan, lisan,

audio, atau visual, situasi dilema tertentu dari kelas untuk dipikirkan).

Bagaimana Mengajar tentang Nilai-nilai: Sebuah Pendekatan Analitik

Beyer mengemukakan bahwa hal itu kadang-kadang bermanfaat, pertama menyiapkan para siswa terhadap suatu situasi yang disampaikan dalam dilema melalui menyebutkan atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan, contoh-contoh saat kini dari situasi seperti dilema itu.

1. Merekomendasikan materi-materi sementara, berupa tindakan untuk memecahkan dilema dan memberikan alasan beberapa rekomendasi (meningkatkan para siswa untuk mengambil posisi sementara mengenai apa tindakan tertentu yang ia pikir tokoh utama dalam dilema mau lakukan).

2. Mendiskusikan alasan di balik rekomendasi-rekomendasi mereka dalam kelompok kecil. Beyer mengusulkan beberapa hal yang dilakukan sebelum diskusi dimulai. Beyer mengemukakan bahwa diskusi moral yang lebih produktif terjadi, bila kelompok kecil berinteraksi dan diikuti oleh diskusi seluruh kelas. Selanjutnya, guru akan bergerak dari kelompok ke kelompok, menolong para siswa utuk memusatkan perhatian terhadap isu-isu moral yang disajikan dalam dilema. Mungkin menetapkan dua kelompok. Di mana tindakan pembagian kelas tidak sama rata, kelompok- kelompok dari 4 hingga 6 siswa dapat dibentuk di mana semua anggota dari setiap memiliki posisi yang sama. Para siswa dalam kelompok dapat mendaftar semua alasan yang mereka miliki untuk posisi mereka masing-masing, memilih paling terbaik dari semua alasan, dan kemudian menyatakan mengapa alasan itu merupakan alasan terbaik. Secara terbuka dilakukan tindakan pembagian kelas, guru dapat mengorganisir kelompok dengan jumlah yang sama untuk para siswa yang mewakili posisi setuju dan tidak setuju. Anggota kelompok dapat mendiskusikan posisi mereka dan alasan- alasan selanjutnya membuat daftar dua alasan yang terbaik untuk setiap posisi yang diwakili. Para siswa merasa bebas berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain jika di tengah diskusi kelompok, mereka memutuskan merubah posisi mereka, setuju atau tidak setuju. Ketika tugas-tugas kelompok sudah selesai, para siswa dapat dipanggil untuk memasuki diskusi kelas.

3. Menguji alasan mereka di kelas dan alasan-alasan lain mengguna- kan seperti mereka menilai solusi-solusi yang direkomendasikan terhadap dilema. Tujuan di sini adalah memberikan kesempatan pada para siswa untuk melaporkan alasan di balik posisi mereka

Penalaran Moral

dan untuk mendengar alasan di balik posisi yang lain, menolak alasan yang lain, dan menjadi pihak yang alasannya ditolak. “Proses menyatakan, menolak, ditolak, mempertahankan, menjelaskan, membahas, dan membandingkan adalah eksistensi terpenting dari jarak antara satu tingkatan alasan yang dimiliki seseorang dan alasan pada tingkatan berikutnya yang lebih tinggi. Pada saat ini, para siswa menjadi sadar terhadap adanya jarak dan bergerak untuk menutupnya”. Bagian penting dari diskusi kelas adalah para guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan penyelidikan. Mereka menolong para siswa menilai isu-isu yang mereka miliki, diabaikan atau bukan berpikir seperti sebelumnya.

4. Merefleksi alasan mereka sendiri dan alasan orang lain. Tugas pemimpin diskusi di sini adalah membawa diskusi untuk ditutup. Para siswa dapat diminta untuk meringkas semua alasan yang mereka dengar dan memilih satu yang mereka nilai lebih meyakinkan. Beyer mengemukakan bahwa deklarasi publik terhadap pilihan mereka adalah “baik tidak diperlukan maupun tidak diinginkan, untuk melakukan hal demikian mungkin berimplikasi bahwa itulah jawaban benar, sebuah asumsi lawan yang tepat untuk strategi masuk”

Ini merupakan contoh dilema yang didesain untuk digunakan oleh para siswa sekolah menengah pertama, diikuti oleh perencanaan mengajar yang dikembangkan Beyer yang mengilustrasikan bagaimana setiap dari lima dasar aktivitas dapat digunakan sebagai penuntun moral diskusi.

Sharon dan Jill mereka berteman baik. Suatu hari mereka pergi belanja bersama. Jill mencoba kemeja dari wol dan kemudian, hingga Sharon terkejut, Jill berjalan ke luar toko memakai kemeja dari wol di balik jas. Peristiwa berikutnya, petugas keamanan toko menahan Sharon dan meminta ia menceritakan kepadanya nama gadis yang berjalan keluar toko. Petugas keamanan toko menceritakan kepada pemilik toko bahwa ia melihat dua gadis bersama, dan ia yakin gadis yang satu telah pergi sudah mencuri. Pemilik toko menjelaskan kepada Sharon bahwa ia jelas mendapat kesulitan, jika ia tidak memberitahu nama temannya.