Seorang Idealis yang Kehilangan Idealisme

Peristiwa 2: Seorang Idealis yang Kehilangan Idealisme

Saat saya lulus dari perguruan tinggi, saya banyak mempunyai cita-cita tentang kejujuran, berlaku adil dan kerja sama, yang telah saya pelajari di rumah, di sekolah dan dari literatur. Pekerjaan pertama saya, setelah lulus sekolah adalah salesman mesin tik. Pada hari pertama, saya mempelajari bahwa berbagai mesin tik, tidak dijual

Indikator-indikator Nilai

dengan harga yang sama, tetapi orang yang menawar dan memasukkan ke daftar tunggu, dapat mendapatkan mesin tik dengan setengah harga dari daftar harga. Saya merasa bahwa itu tidak adil bagi pembeli yang membayar sesuai dengan daftar harga. Salesman lain menertawakan saya dan tidak mengerti ketololan sikap saya. Mereka memberitahu saya untuk melupakan hal-hal yang telah saya pelajari di sekolah. Dan bahwa saya tidak dapat memperoleh uang yang banyak, kalau terlalu jujur. Bila saya menjawab bahwa uang bukanlah segala-galanya. Mereka mengejek saya: “Oh! Bukan? Baiklah, itu menolong”. Saya seorang ideal dan saya telah berhenti.

Saya berhenti kerja, sebelum saya dapat memperoleh pekerjaan yang lain. Selama waktu itu, saya kadang-kadang bertemu dengan berbagai teman sekolah dan mereka menceritakan pengalaman- pengalaman yang serupa kepada saya. Mereka mengatakan bahwa mereka menderita kelaparan. Jika mereka terlalu jujur. Semua dari mereka adalah para gadis yang menunggu-nunggu untuk menikah dengan standar yang menyenangkan dan mereka mengatakan mereka tidak mengerti bagaimana mereka dapat mampu untuk menjadi jujur sekali. Perasaan saya menjadi kurang stabil, mereka telah menjadi orang dibandingkan dengan saya saat melepaskan pekerjaan pertama saya.

Kemudian saya memperoleh kesempatan dalam bisnis mobil bekas. Saya mempelajari bahwa bisnis ini mempunyai lebih banyak tipu muslihat untuk menipu para konsumen daripada saya bekerja sebelumnya. Mobil-mobil dengan silindernya yang sudah retak dengan separo dari giginya lepas dari las rodanya, dengan banyak kecacatan, dijual dengan “digaransi”. Ketika konsumen kembali dan meminta garansinya, dia harus menuntut untuk mendapatkan garansinya tersebut dan amat sedikit yang mau, karena sulit dan mahal biaya mengurusnya. Bos mengatakan kamu dapat percaya kepada sifat manusia. Jika mobil-mobil yang sulit dapat dijual dan penjualannya aman, bos menyatakan tidak ragu-ragu. Ketika saya mempelajari kejadian tersebut, saya tidak berhenti meninggalkan bisnis ini, seperti sebelumnya, saya merasa jijik dan ingin berhenti, tetapi saya berargumen bahwa saya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menemukan sebuah perusahaan yang bagus. Saya mengetahui bahwa permainan tersebut curang, buruk, tetapi permainan tersebut harus dimainkan, - hukum rimba dan yang

Bagaimana Mengajar tentang Nilai-nilai: Sebuah Pendekatan Analitik

dipilih orang -, saya mengetahui bahwa saya tidak jujur dan pada tingkatan itu saya merasa bahwa saya lebih jujur daripada kawan saya. Perihal tersebut menggores dan menembus hati saya, sebagai hal yang asing, yaitu di mana semua orang-orang itu merasa bangga dengan kemam- puannya untuk menipu para konsumen. Mereka menyombongkan ketidakjujuran yang mereka miliki dan dipuji oleh kawan-kawan dan musuhnya sebagai ukuran kemampuannya, untuk melepaskan diri dari transaksi yang tidak jujur: hal tersebut disebut kelicikan. Hal yang lain adalah bahwa orang-orang tersebut bersepakat dalam mengutuk perampok-perampok, gangster-gangster, pembobol rumah, dan pencuri- pencuri. Mereka tidak pernah menganggap mereka sendiri satu golongan yang dikutuknya, dan akan marah sekali, jika dituduh tidak jujur, dan mereka menganggap hal itu sebagai bisnis yang baik.

Kadang-kadang, seperti tahun-tahun yang telah lewat, saya telah memikirkan saya sendiri sewaktu di universitas, yang idealistis, jujur dan bijaksana, tenggang rasa terhadap yang lainnya dan kadangkala sekarang saya malu pada diri sendiri. Tidak lama lagi ingatan-ingatan sedemikian itu menjadi berkurang dan hal tersebut menjadi sulit untuk membedakan saya dengan kawan-kawan saya. Jika anda telah menuduh saya tidak jujur, saya akan menyangkal tuduhan itu, tetapi dengan sedikit agak berapi-api daripada teman-teman bisnis saya, dan setelah kesemuanya itu, bagaimanapun saya telah belajar sebuah kode perilaku yang berbeda.