ditugaskan dalam melaksanakan asuhan keperawatan masih sangat kurang. Berdasarkan tabel 4.18 diatas, maka pengukuran variabel kinerja perawat
pelaksana dapat dikategorikan kedalam kategori baik, sedang dan kurang baik, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.
Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia
Lhokseumawe
No Kategori Kinerja Perawat Pelaksana
Jumlah Persentase
1 Baik 4
4,9 2 Sedang
65 79,3
3 Kurang baik 13
15,9
Jumlah 82
100,0
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kinerja sedang, yaitu yaitu 65 orang 79,3 selebihnya memiliki
kinerja perawat pelaksana baik dan kurang baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persentase kinerja perawat pelaksana
yaitu sedang dalam melaksanaan tugasnya kepada pasien yaitu dalam pemberian asuhan keperawatan.
4.4. Analisis Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian untuk melihat hubungan variabel
independen yaitu kompetensi dan kerja tim terhadap kinerja perawat pelaksana dengan menggunakan uji chi square test dengan tingkat kepercayaan 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4.4.1. Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe
Hubungan variabel bebas, yaitu variabel kompetensi dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe, dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4.20 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe
Kompetensi Kinerja Perawat Pelaksana
Baik Sedang
Kurang Baik Total
p n
n n
n
Baik 2
50,0 1
1,5 0,0
3 3,7
Sedang 2
50,0 57
87,7 9
69,2 68
82,9 0,000
Kurang baik 0,0
7 10,8
4 30,8
11 13,4
Total 4
100,0 65
100,0 13
100,0 82
100,0
Sumber : Lampiran 4 diolah
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas diketahui bahwa responden yang kompetensi perawat baik dan kinerja perawat baik lebih rendah, yaitu sebesar 50,0 di
bandingkan yang kompetensinya sedang dan kinerja perawat sedang sebesar 87,7. Sedangkan responden yang kompetensinya kurang baik dan dan kinerja perawatnya
kurang baik sebesar yaitu 30,8. Hasil analisis hubungan kompetensi dengan kinerja perawat menggunakan uju chi-square di peroleh nilai p sebesar 0,000 0,05, yang
berarti ada hubungan bermakna antara kompetensi dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum daerah Cut Meutia Lhokseumawe.
4.4.2. Hubungan Kerja Tim dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe
Hubungan variabel bebas, yaitu variabel kerja tim dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe, dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
sebagai berikut :
Tabel 4.21 Hubungan Kerja Tim dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe
Kerja Tim Kinerja Perawat Pelaksana
Baik Sedang
Kurang Baik Total
P N
n n
n
Baik 1
25,0 0,0
0,0 1
1,2 Sedang
1 25,0
64 98,5
13 100,0
78 95,1
0,000 Kurang baik
2 50,0
1 1,5
0,0 3
3,7
Total 4
100,0 65
100,0 13
100,0 82
100,0
Sumber : Lampiran 4 diolah
Berdasarkan Tabel 4.21 di atas diketahui bahwa responden yang kerja tim perawat baik dan kinerja perawat baik lebih rendah, yaitu sebesar 25,0 di
bandingkan yang kerja timnya sedang dan kinerja perawat sedang sebesar 98,5. Sedangkan responden yang kerja timnya kurang baik dan dan kinerja perawatnya
kurang baik sebesar yaitu 0,0. Hasil analisis hubungan kerja tim dengan kinerja perawat menggunakan uju chi-square di peroleh nilai p sebesar 0,000 0,05, yang
berarti ada hubungan bermakna antara kerja tim dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum daerah Cut Meutia Lhokseumawe.
4.5. Analisis Multivariat