Teori Modus Landasan Teori

2.2.1 Teori Modus

Kata mood atau mode dalam bahasa Inggris atau modus dan juga modalitas dalam bahasa Indonesia, memiliki definisi yang variatif dalam sejumlah literatur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2006:750 dinyatakan modus bentuk verba yang mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dengan perbuatan menurut tafsiran pembicara tentang apa yang diungkapkannya. Dalam Kamus Linguistik, modus adalah kategori gramatikal dalam bentuk verba yang mengungkapkan suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran pembicara, atau sikap pembicara tentang apa yang diucapkan Kridalaksana,2008:156. Secara lebih spesifik, mood adalah pandangan, pertimbangan atau pendapat pribadi pemakai bahasa terhadap makna paparan pengalaman dalam bentuk klausa yang disampaikan dalam interaksi 8 a. Mood adalah kategori gramatikal dalam bentuk verba ; . Dari penjelasan di atas, secara linguistik modus dapat didefinisikan sejumlah konsep sebagai berikut. b. Mood mengungkapkan suasana psikologis perbuatan ; c. Mood adalah sikap pembicara terhadap bahasa yang digunakan ; d. Mood berkaitan dengan makna paparan pengalaman linguistik ; e. Mood berbentuk klausa. Pemahaman terhadap mood menggunakan landasan teori Linguistik Sistemik Fungsional LSF. 9 8 Saragih,Amrin.Linguistik,Sistemik Fungsional.Pasca Sarjana USU,2010.h.54. Teori ini dikembangkan oleh M.A.K Halliday, 9 Catatan Kuliah Prodi Linguistik 2010 a. teori ini menganalisis bahasa sebagaimana bahasa itu apa adanya ; b. menganalisis makna dari suatu unit bahasa dari segi ideasional, interpersonal, tekstual secara simultan; c. mengungkapkan kegunaan dan fungsi bahasa. Universitas Sumatera Utara seorang sarjana kelahiran Inggris tahun 1925. Teori ini adalah pengembangan dari teori Struktural Ferdinand de Saussure yang lebih menitikberatkan pada pengakuan terhadap ekspresi dan situasi Verhaar, 1970:14. Ekspresi berkaitan dengan tata bahasa, sedangkan situasi berkaitan dengan konteks situasi atau konteks sosial. Hubungan antara sistem bahasa dengan konteks situasi inilah yang menentukan pilihan bentuk dan makna dalam metafungsi bahasa dan sekaligus menentukan sistem dan struktur mood dalam fungsi berbicara speech function. Seperti dalam menyampaikan pernyataan statement, mengajukan pertanyaan question, memberikan perintah command serta menyampaikan penawaran offer. Karya-karya dalam linguistik kritis banyak dipengaruhi oleh pandangan Halliday. Beliau berpandangan bahasa sebagai semiotika sosial dan linguistik sebagai tindakan. Konteks tuturan itu sendiri sebuah konstruksi semiotis yang memiliki sebuah bentuk yang memungkinkan partisipan memprediksikan fitur- fitur register yang berlaku untuk memahami orang lain. Melalui tindakan pemaknaan act of meaning sehari-hari, masyarakat memerankan struktur sosial, menegaskan status dan peran yang dimilikinya, serta menetapkan dan mentransmisikan sistem nilai dan pengetahuan yang dibagi. Jadi, penggunaan bahasa tidak pernah lepas dari konteks sosial. Penggunaan unsur-unsur bahasa sangat ditentukan oleh konteks sosial untuk terjadinya tindak ujar dalam komunikasi. Pilihan unsur bahasa seperti kalimat deklaratif, imperatif, dan sebagainya oleh penutur dan petutur senantiasa berdasarkan konteks sosial. Bahasa merupakan sistem semiotik yang kompleks yang terdiri dari banyak tingkatan atau strata. Strata yang paling utama dalam bahasa, adalah gramatika, Universitas Sumatera Utara yang dalam konteks fungsional sistemik disebut dengan leksikogramatika. Halliday, 1985:15. Leksikogramatika dalam makna antarpersona adalah modus, di mana di dalam modus inilah terealisasi Subjek sebagai partisipan terpenting dan Finite sebagai bagian proses klausa agar dapat bernegosiasi tentang partisipan Subyeknya. Modus, seperti dikatakan sebelumnya, berhubungan dengan fungsi ujaran dengan jaringannya yang dapat terbentuk. Kajian bahasa secara fungsional menjelaskan bentuk bahasa yang disebut kalimat sebagai tindak tutur speech act. Dengan demikian, kalimat dibedakan berdasarkan maksud ujaran penuturnya untuk apa ujaran itu dilontarkan. Dalam berbagai tulisannya, Halliday 1985 selalu menegaskan bahwa bahasa adalah produk proses sosial. Seorang anak yang belajar bahasa dalam waktu yang sama belajar sesuatu yang lain melalui bahasa, yakni membangun gambaran realitas di sekitar dan di dalamnya. Tidak ada fenomena bahasa yang vakum sosial, tetapi ia selalu berhubungan erat dengan aspek-aspek sosial. Dengan demikian, modus adalah pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran si pembaca atau sikap si pembicara tentang apa yang diungkapkannya. Modus adalah sistem pilihan peranan kepada penutur dan pendengarnya. 10 10 Lihat Kamus Linguistik Kridalaksana,2008:156. Modusmood,mode : kategori gramatikal dalam bentuk verba yang mengungkapkan suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran pembicara atau sikap pembicara tentang apa yang diucapkan. Modus kalimat adalah cara bagaimana kalimat itu diekspresikan kepada mitra bicara. Terdapat tiga cara, yakni i deklaratif, ii pertanyaan gramatis, dan iii imperatif. Tiga modus tersebut menempatkan subjek secara berbeda. Penempatan ini mengakibatkan pembagian modus antar partisipan menjadi penunjuk dari hubungan partisipan. Bertanya, misalnya, pada umumnya berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara “posisi kekuasaan”. Bertanya dapat menjadi “tindakan” atau “informasi”, dan dapat juga sebagai pemberi informasi. Bertanya selain berarti permintaan informasi juga dapat bernilai perintah; modus pertanyaan memiliki nilai menawarkan tindakan; modus deklaratif memiliki nilai permintaan untuk informasi; deklaratif selain berarti pemberian informasi dapat juga berarti perintah; modus imperatif dapat menjadi sebuah saran atau anjuran. Jadi, yang menjadi pembeda antara kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif adalah modus.

2.2.2 Teori Tindak Tutur