tutur direktif, temuan menunjukkan adanya efek perlokusi dalam kategori non verbal. Hal ini memperlihatkan adanya sedikit fenomena “pembangkangan”
pada usia ini. Tanggapanrespon berupa tindakan-tindakan yang lain seperti berlari ke sana kemari, bersenda gurau dengan temannya mulai muncul. Jadi,
temuan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa jenis tindak tutur anak usia prasekolah adalah jenis tindak tutur: lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
4.3 Tindak Tutur Direalisasikan dalam Modus
Hasil tindak tutur dalam wacana percakapan lazim disebut dengan tuturan untuk menunjuk penggunaan bahasa melalui medium lisan. Akan tetapi, Lyons
1996:34 menyebut tuturan sebagai istilah netral terhadap medium yang digunakan dalam penyampaiannya, baik secara lisan maupun tulisan. Tuturan
dijelaskannya sebagai produk penggunaan sistem bahasa. Sistem bahasa yang dimaksud mengacu pada kata-kata dan struktur gramatikal kalimat. Oleh karena
itu, makna kalimat dibedakan dari makna tuturan. Lyons 1996:37-38 secara umum membedakan antara makna kalimat dan
makna tuturan menjadi dua. Pertama, makna kalimat adalah makna konteks, sedangkan makna tuturan adalah terikat konteks. Kedua, perbedaan berdasarkan
hubungan hakiki antara makna kalimat dan karakteristik penggunaan. Makna kalimat didasarkan pada hubungannya dengan struktur gramatikal. Berdasarkan
hubungan struktur gramatikal dengan karakteristik penggunaannya, kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif masing-masing digunakan untuk membuat
pernyataan, pertanyaan, dan perintah. Sebaliknya, penggunaan kalimat atau tuturan dalam sebuah lingkungan yang normal dapat menghasilkan tindak tutur
Universitas Sumatera Utara
tidak langsung, misalnya kalimat deklaratif berita, digunakan untuk memerintah, kalimat interogatif tanya digunakan untuk meminta, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, makna tuturan tidak selamanya didasarkan atas hubungan hakiki antara struktur gramatikal dan karakteristik penggunaannya.
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa dalam menyatakan fungsi ujar terhadap maksud ujar, anak-anak usia prasekolah menggunakan cara dengan
susunan kata-kata yang lazim dan susunan kata tidak lazim. Kelaziman tindak tutur mereka ditandai dengan kesesuaian fungsi ujar dan maksud ujar, sedangkan
bentuk ketidaklaziman tersusun atas kata-kata yang mengandung metafora.
28
Selanjutnya, dalam tindak tutur asertif, Informan 3 melakukan gabungan tindak tutur deklaratif juga tindak tutur imperatif : “Sekarang pake baju oranye,
besok warna pink, Sani”. Tuturan ini direalisasikan dalam tindak tutur yang lazim menyatakan pernyataan tentang fakta asertif, namun keterangan berikutnya
Metafora merujuk sesuatu tidak sepenuhnya lagi atau hanya setengah merujuk sesuatu. Bentuk tindak tutur ekspresif dalam tindak tutur Informan 1,3, dan 4.
Tindak tutur Informan1 direalisasikan dalam modus deklaratif. Modus yang sama juga terlihat pada tindak tutur informan 3. Modus deklaratif yang diberikan
informan 1 dan 3 merupakan jawaban yang lazim. Namun, tindak tutur informan 4 menjawab dengan realisasi modus deklaratif sekaligus modus imperatif pada
tuturan : “ Iyalah, makanya juara supaya dibelikan kayak punyaku”. Pernyataan ini juga merupakan ketidaklaziman. Ketidaklaziman lainnya, fungsi asertif dalam
tindak tutur ini juga direalisasikan dalam modus komisif membicarakan tentang tekad.
28
10 Saragih, op.cit,hh.163-169
Universitas Sumatera Utara
merupakan tindak tutur komisif berjanji yang diungkapkan dengan kata ‘besok…’. Pernyataan atas tindak tutur komisif merupakan pernyataan yang tidak
lazim, yang direalisasikan dalam bentuk metafora. Seperti tindak tutur berikut.
Informan 10 : “Tasku juga mahal, lho”. Informan 5
: “Iya, belinya di pajak, kan?”
Kedua tindak tutur yang dilontarkan dua informan ; informan 10 bermaksud mengatakan bahwa tasnya juga mahal harganya padahal dia tahu tas
temannya itu memang bagus dan harganya pasti mahal. Maka, karena ‘kemahalannnya’ itu, informan 5 tuturan l menanyakan apakah tas yang dimiliki
informan 10 adalah tas yang mahal. Karena menurut pandangan informan 5 bukan barang yang mahal seperti yang ada di plasa, namun tas milik informan 10 adalah
tas murahan yang biasa dijajakan di pajak ‘pasar’. Hasil penelitian selanjutnya, menemukan bahwa secara tidak langsung
tindak tutur direalisasikan dalam modus percakapan berikut.
Informan 4 : “Yang sudah siap bawa ke depan”.
Informan 8 : “Kita pulang, kan Miss?”
Informan 3 : “Kasih warna apa, Miss ?”
Informan 10 : “Kulit pisang warnanya kuning”. Guru
: “Kalau pisangnya masih muda warnanya hijau, tapi kalau sudah masak warnanya kuning, anak-anak”.
Di akhir pelajaran mewarnai, Informan 4 selain menggunakan bentuk formal berita untuk memberitahukan juga memerintahkan kepada semua anak bila
sudah selesai mewarnai tugasnya supaya dikumpulkan ke depan. Namun, Informan 8 menggunakan kalimat berita untuk menanyakan apakah sudah boleh
Universitas Sumatera Utara
pulang dengan akhiran –kan. Makna tuturan itu sebenarnya sesuai dengan maksud yang sebenarnya ingin disampaikan Informan 4. Tetapi dalam
mengungkapkannya, Informan 8 menggunakan bentuk berita, untuk menanyakan apakah mereka sudah boleh pulang. Selanjutnya pada tuturan Informan 3
menggunakan bentuk formal tanya untuk menanyakan warna apa yang harus diberikan pada gambar pisang tapi dengan intonasi agak memerintah. Informan
10, yang duduk di sampinganya memberitahukan dalam bentuk kalimat berita sekaligus memerintah kepada Informan 3 bahwa kulit pisang berwarna kuning.
Makna tuturan yang disampaikan Informan 10 juga memiliki maksud yang sama dengan apa yang dikatakan guru, menginformasikan sekaligus memerintahkan
kepada anak-anak bahwa pisang yang masih muda diberi warna hijau, sedangkan pada pisang yang masak kulitnya berubah menjadi warna kuning. Jadi, tuturan
guru tidak berlawanan arti dengan maksud informan 10. Dalam tindak ilokusi, tuturan tidak langsung merupakan tindak tutur yang
diutarakan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan.
Informan 4 :”Hei..
baris yang lurus ” Informan 7
:”Ayo, tendang bolanya ke sini” Informan 8
:”Cepat, jangan lama-lama”
Informan 9 :”Awas, bolanya nanti keluar”
Informan 4 :”Kata
Miss, masuk ke kelas”
Tuturan Informan 4, merupakan tindak tutur tidak langsung. Informan ini memerintahkan teman-temannya agar mereka berbaris sejajar dengan barisan
teman yang di depannya. Informan 7 menggunakan bentuk perintah, tetapi
Universitas Sumatera Utara
direalisasikan dalam modus berita. Kepada mitra tutur, Informan 7 memerintahkan kepada temannya supaya cepat menendang bola ke arah posisi dia
karena dia khawatir bila tidak cepat terlalu lama lawan akan mengambil kesempatan dan bola permainan diarahkan ke tempat lain. Itulah sebabnya dalam
tuturan perintahnya dia merealisasikannya dalam modus berita. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara tuturan dengan modus
yang direalisasikan Informan 7. Sama halnya dengan Informan 9, yang menyuruh temannya menjaga keadaan bola agar tidak melampaui batas permainan. Oleh
karena itu, informan ini memerintahkan dalam modus berita kepada temannya. Kita juga dapat melihat tuturan Informan 4 memerintahkan temannya untuk
kembali ke kelas. Dari pertuturan antar informan, ditemukan bahwa tindak tutur mereka direalisasikan dalam modus yang berbeda. Jadi, anak usia prasekolah telah
menggunakan kata-kata yang berlawanan terhadap maksud kalimat dengan tindak tutur yang direalisasikan dalam modus. Dengan demikian dalam setiap tindak
tutur yang sesuai dengan modus yang sama merupakan realisasi kelaziman. Namun, tindak tutur yang direalisasikan dengan metafora merupakan realisasi
ketidaklaziman. Ketidaklaziman inilah yang disebut modus metafora sebagai realisasi ketidaklaziman itu. Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang lazim dan
dan tidak lazim dalam temuan penelitian menyebabkan tindak tutur direalisasikan ke dalam modus. lihat tabel 4.2a dan tabel 4.2b
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2a Tindak Tutur Anak yang Direalisasikan dalam Modus
L = Langsung TL = Tidak Langsung
Tabel 4.2b Tindak Tutur Anak yang Direalisasikan dalam Fungsi Modus
NO Klausa
Modus Tindak Tutur
L TL
1 Tasku juga mahal, lho.
Deklaratif
√
2 Iya, belinya di pajak, kan .
Deklaratif
√
3 Yang sudah siap bawa ke depan. Deklaratif
√
4 Kita pulang, kan Miss ?
Interogatif
√
5 Kasih warna apa, Miss ?
Interogatif
√
6 Kulit pisang warnanya kuning
Deklaratif
√
7 Hei..baris yang lurus
Imperatif
√
8 Ayo, tendang bolanya ke sini
Imperatif
√
9 Awas, bolanya nanti keluar
Imperatif
√
10 Kata Miss, masuk ke kelas
Deklaratif
√
NO Klausa
Modus Fungsi Modus
A D
E K DK
1 Tasku juga mahal, lho.
asertif
√
2 Iya, belinya di pajak, kan .
asertif
√
3 Yang sudah siap bawa ke depan .
direktif
√
4 Kita pulang, kan Miss.
direktif
√
5 Kulit pisang warnanya kuning.
asertif
√
6 Hei..baris yang lurus
direktif
√
Universitas Sumatera Utara
A
= Asertif; D = Deklaratif; E = Ekspresif, K = Komisif; DK = Deklarasi
Dalam aktivitas di TK GHK Medan, pengaruh teman sebaya sangat penting dalam perkembangan anak. Saat istirahat, sebagian waktu merek
dihabiskan bersama teman-temannya. Kebanyakan anak bermain mulai dari sendirian menuju ke kelompok. Mereka mudah mendapatkan teman dan
menunjukkan simpati pada anak lain. Rasa simpati merupakan salah satu bentuk pengenalan dengan lingkungan sekitarnya. Rasa simpati yang mereka miliki,
sudah mulai muncul dalam wujud sederhana, seperti suka menolong, membela teman yang lain, berbagi bekal makanan, mengajak bermain dan lain sebagainya
. Dalam merelisasikan wujud rasa simpati tadi, mereka menggunakan bahasa sebagai
alat : komunikasi, ekspresi diri, integrasi dan adaptasi sosial serta kontrol sosial.
7 Informan 9, jaga susuku ya, nanti
ada yang ngambil direktif
√
8 Ayo, tendang bolanya ke sini
direktif
√
9 Cepat, jangan lama-lama
direktif
√
10 Sekarang pake baju oranye, besok
warna pink, Informan 4 direktif
√ √
11 Awas, bolanya nanti keluar
direktif
√
12 Kata Miss, masuk ke kelas
direktif
√
13 Eh, tasmu bagus, teman, keren lagi
ada barbie-nya asertif
√
14 Wah, pasti harganya mahal, ya.
asertif
√
15 Iyalah, makanya juara, supaya
dibelikan kayak punyaku direktif
√
16 Sebelum makan, mari kita berdoa
supaya Tuhan memberkati makanan ini
direktif
√
17 Mamaku belikan coklat, kau mau?
direktif
√
18 Yang siap duluan, nanti dapat dua
coklat direktif
√
19 Semalam papa belikan mama kereta
mio, bagus, warnanya merah. direktif
√
20 Bukan aku kok, Miss
direktif
√
Universitas Sumatera Utara
Bahasa merupakan mitra memori ; menerjemahkan fakta dan ide-ide ke dalam kata- kata khususnya kata-kata mereka sendiri membantu anak menyimpan informasi
yang diterima. Bahkan bahasa membantu kontrol internal terhadap perilaku anak; seperti diketahui, berbicara dalam hati tentang konflik atau godaan yang dihadapi
seringkali dapat mencegah perilaku kasar atau keras. Bahasa juga efektif untuk memuluskan hubungan pertemanan karena memungkinkan anak berkomunikasi
dengan teman sekelas, menyampaikan perasaan positif, dan tak bersifat antagonis.
29
Agar menjadi pribadi yang utuh, anak-anak TK GHK Medan, memiliki berbagai ketrampilan. Selain ketrampilan berbahasa, mereka juga memilki
kemampuan bersosialisasi. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
yang berlaku di dalam masyarakat di mana anak berada. Selain itu, sosialisasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar seseorang mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yang berlaku serta agar yang bersangkutan menghargainya. .Selama masa prasekolah, anak TK GHK Medan, sudah mempelajari hal-hal di
luar kosa kata dan tata bahasa: mereka sudah dapat menggunakan bahasa di luar konteks sosial yang beraneka ragam. Mereka misalnya, dapat berkata mengenai
lelucon, berkata kasar pada temannya, dan dapat berkata sopan kepada orang tuanya.
Dengan demikian, mereka menggunakan bahasa sebagai interaksi. Interaksi yang diwujudkan dalam bahasa merekalah, sesungguhnya yang disebut dengan
pemerolehan bahasa. Jadi, pemerolehan bahasa anak usia prasekolah tidak sama dengan pemerolehan bahasa orang dewasa, yaitu pemerolehan bahasa yang
berdasarkan kognisi. Walaupun perilaku orang dewasa dapat menjadi cerminan anak usia prasekolah dalam berbahasa.
29
Levine, Mel. Menemukan Bakat Istimewa Anakh.141.
Universitas Sumatera Utara
Sosialisasi tersebut merupakan suatu kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan kelompoknya Hurlock, 2002. Proses sosialisasi mempunyai
kedudukan strategis bagi anak untuk dapat membina hubungan dalam berbagai lingkungan. Kegagalan dalam proses sosialisasi menyebabkan seseorang menjadi
pemalu, kurang percaya diri, menyendiri, keras kepala Hurlock, 2000 dalam Poerwanti, 2002. Proses sosialisasi anak, pertama-tama diperoleh melalui
interaksinya dengan keluarga. Anak usia prasekolah merasa aman dalam kelekatannya dengan orang tua. Orang tua sebagai model bagi anak-anak untuk
meniru cara berbahasa yang baik dan buruk, cara mendengarkan orang lain berbicara, cara merespon, serta cara membaca dan menulis yang benar Levine,
2004 : 141. Keterkaitan antara fungsi tindak tutur anak usia prasekolah dan perilaku
berbahasa di TK GHK Medan, ditunjukkan melalui hasil kuesioner terhadap para orangtua informan. Hasil kuesioner 10 orang tua informan dianggap dapat
mewakili 90 anak TK GHK Medan tahun ajaran 2010-2011. Pengamatan yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan indikator penelitian. Pilihan jawaban dalam setiap pertanyaan dihubungkan dengan sikap orang tua dalam menjawab pertanyaan
tersebut. Pertanyaan juga disesuaikan dengan kisi-kisi instrumen yang ditemukan dan telah dikemukakan pada Bab II halaman 38,
30
30
Baca Bab II, hal. 38
yaitu, dapat berkata mengenai lelucon, berkata kasar pada temannya, dan dapat berkata sopan kepada orang
tuanya.
Universitas Sumatera Utara
Di bawah ini dijelaskan data kuesioner orang tua terhadap perilaku bahasa secara fonologis yang terdiri dari 10 informan dan 10 pertanyaan. Dari data
kuesioner orang tua terhadap perilaku anak berbahasa, data kuesioner menunjukkan seperti di bawah ini.
Jumlah 10 informan dikaitkan dengan sikap orang tua terhadap perilaku anak
Data kuesioner di atas, menunjukkan : 1.
jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 1 :
Apakah anak BapakIbu termasuk anak yang suka bercerita tentang
sesuatu hal di sekolahnya tentang teman, guru, mainan, pelajaran di sekolah,
dan lain-lain ?
Dalam butir pertanyaan ini, enam orang tua informan memilih jawaban a ya ,sedangkan empat orang tua lainnya memilih jawaban d kadang-kadang.
Penelitian ini dapat menunjukkan enam informan tergolong anak yang suka
bercerita tentang sesuatu hal. Hal ini menunjukkan produktivitas tindak tutur anak sudah meningkat.
2. jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 2:
No. Informan
No. Butir Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
a a
b b
d b
d b
a a
10
2
a a
d b
a a
a a
d a
10
3
a c
b a
a d
d d
c b
10
4
a a
e d
a a
a c
e d
10
5
d a
d d
d d
a a
b d
10
6
a d
a a
d d
d b
b a
10
7
a a
e a
a c
a a
a b
10
8
d c
e d
a d
b b
d d
10
9
d d
b d
a a
a a
d b
10
10
d d
a b
a b
a a
d a
10
Universitas Sumatera Utara
Setelah tiba di rumah, apakah anak BapakIbu termasuk anak yang suka
menceritakan hal-hal yang baik tentang sesuatu hal di sekolahnya teman,
guru, hal lain ? Lima orang tua informan memilih jawaban a ya , tiga orang tua lainnya
memilih jawaban d kadang-kadang, dua orang tua informan lainnya memilih jawaban c sering . Data menunjukkan lima informan merupakan
anak yang suka menceritakan hal-hal yang baik tentang sesuatu hal. 3.
jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 3:
Setelah tiba di rumah, apakah anak BapakIbu termasuk anak yang suka
menceritakan hal-hal yang buruk tentang sesuatu hal di sekolahnya
teman, guru, hal lain ?
Dua orang tua informan memilih jawaban a ya , tiga orang tua lainnya memilih
jawaban b tidak, dua orang tua informan lainnya memilih jawaban d kadang-
kadang, dan tiga orang memilih jawaban e hampir tidak pernah. Data menunjukkan tiga informan yang tidak suka menceritakan hal-hal yang
buruk dan tiga informan hampir tidak pernah suka menceritakan hal-hal yang buruk tentang sesuatu hal, namun empat informan lainnya suka menceritakan
dan kadang-kadang menceritakan tentang sesuatu yang buruk. 4.
jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 4:
Setelah tiba di rumah, apakah anak BapakIbu termasuk anak yang suka menceritakan
hal-hal yang lucu tentang sesuatu hal di sekolahnya teman, guru, hal lain ?
Tiga orang tua informan memilih jawaban a ya , tiga orang tua lainnya memilih jawaban b tidak, empat orang tua informan lainnya memilih
jawaban d kadang-kadang.
Universitas Sumatera Utara
Data menunjukkan tiga informan suka menceritakan hal-hal yang lucu tentang sesuatu hal, tiga informan lainnnya tidak suka menceritakan tentang hal-hal
yang lucu dan empat informan hanya kadang-kadang suka menceritakan hal- hal yang lucu tentang sesuatu hal.
5. jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 5:
Setelah tiba di rumah, apakah anak BapakIbu termasuk anak yang suka menceritakan
hal-hal yang baru tentang sesuatu hal di sekolahnya teman, guru, hal lain ?
Tujuh orang tua informan memilih jawaban a ya , tiga orang tua lainnya memilih jawaban d kadang-kadang.
Data memperlihatkan tujuh orang informan yang suka menceritakan hal-hal yang baru tentang sesuatu hal, tiga informan lainnya hanya menjawab kadang-
kadang. 6.
jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 6:
Apakah anak BapakIbu telah mampu bersikap baik dan sopan dalam
bercakap-cakap dengan seluruh anggota keluarga di rumah ?
Tiga orang tua informan memilih jawaban a ya , dua orang tua lainnya memilih jawaban b tidak, satu orang tua informan memilih jawaban c
sering, dan empat orang tua informan lainnya memilih jawaban d kadang- kadang.
Data menunjukkan tiga informan kadang-kadang mampu bersikap baik dan sopan dalam bercakap-cakap dengan seluruh anggota keluarga di rumah, satu
informan menjawab sering dan empat informan lainnya hanya kadang-kadang mampu bersikap baik dan sopan.
7. jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 7:
Universitas Sumatera Utara
Apakah anak BapakIbu telah mampu memberikan jawaban dengan baik terhadap suatu pertanyaan kepada seluruh anggota keluarga ?
Enam orang tua informan memilih jawaban a ya , tiga orang tua informan lainnya memilih jawaban d kadang-kadang, satu orang tua memilih jawaban
b tidak. Enam informan telah menunjukkan kemampuan memberikan jawaban dengan
baik terhadap suatu pertanyaan kepada seluruh anggota keluarga, tiga informan lainnya hanya kadang-kadang dan satu informan ternyata tidak
mampu memberikan jawaban dengan baik terhadap suatu pertanyaan kepada seluruh anggota keluarga.
8. jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 8:
Apakah anak BapakIbu telah mampu menggunakan kata tanya dengan baik kepada seluruh anggota keluarga ?
Lima orang tua informan memilih jawaban a ya , tiga orang tua lainnya
memilih jawaban b tidak, satu orang tua informan memilih jawaban c sering, dan satu orang tua informan lainnya memilih jawaban d kadang-
kadang. Lima orang informan telah mampu menggunakan kata Tanya dengan baik
kepada seluruh anggota keluarga, tiga informan lainnya belum mampu, satu orang informan sering menggunakan kata Tanya dan satu orang hanya
kadang-kadang yang menggunakan kata Tanya dengan baik kepada seluruh anggota keluarga.
9. jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 9:
Apakah anak BapakIbu sering meminta pertolongan orang lain dalam melakukan pekerjaan rumahnya ?
Universitas Sumatera Utara
Dua orang tua informan memilih jawaban a ya , dua orang tua lainnya memilih
jawaban b tidak, satu orang tua informan memilih jawaban c sering, dua orang tua informan lainnya memilih jawaban d kadang-kadang, dan satu
orang tua memilih jawaban e hampir tidak pernah. Data menunjukkan dua informan sering meminta pertolongan orang lain
dalam melakukan pekerjaan rumahnya, dua informan kadang-kadang meminta pertolongan orang lain, dua informan tidak meminta pertolongan orang lain,
satu informan lain sering meminta pertolongan, dan satu informan hampir tidak pernah meminta pertolongan orang lain dalam melakukan pekerjaan
rumahnya. 10.
jawaban yang diberikan para orang tua informan terhadap butir soal no. 10 :
Apakah cara anak BapakIbu dalam berkomunikasi meniru salah satu anggota keluarga di rumah ayah,ibu, kakak, adik, dan orang lain ?
Empat orang tua informan memilih jawaban a ya , tiga orang tua lainnya memilih jawaban b tidak, tiga orang tua informan lainnya memilih jawaban
d kadang-kadang. Data menunjukkan empat informan dalam berkomunikasi meniru salah satu
anggota keluarga di rumah, tiga informan tidak meniru, dan tiga informan lainnya hanya kadang-kadang meniru salah satu anggota keluarga di rumah.
Berdasarkan hasil kuesioner di atas, temuan menunjukkan perilaku informan yang suka bercerita menunjukkan kompentensi tindak tuturnya
produktif. Asumsi atau anggapan penelitian merujuk bahwa pertumbuhan dan
Universitas Sumatera Utara
perkembangan anak TK GHK Medan, telah berkembang baik. Keharmonisan hubungan orang tua dan anaknya, guru dan murid di TK GHK Medan,
membentuk perilaku berbahasa yang memungkinkan anak-anak usia 4-5 tahun memiliki kompentensi tindak tutur. Namun, temuan juga menunjukkan perilaku
informan yang tidak suka bercerita “berkecenderungaan’ belum memiliki tindak tutur yang produktif. Sebagian anak lebih fasih berbicara daripada memahami,
sementara sebagian anak justru sebaliknya. Menurut Levine 2004:148, Hal ini yang disebut bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa Reseptif merupakan
pemahanan anak terhadap komunikasi produk bahasa sarana verbal percakapandan atau tulisan, termasuk di dalamnya kemampuan memahami
moral suatu cerita yang disampaikan guru TK atau gurauan teman. Bahasa ekspresif merupakan produk bahasa, sarana menafsirkan pemikiran ke dalam
bentuk kata-kata, kalimat, dan bentuk pesan yang lebih luas lagi. Dengan demikian ada asumsi bahwa jika seseorang menguasai bahasa reseptif dengan baik
tentu ia juga mahir dalam bahasa ekspresif sehingga produktivitas tindak tuturnya meningkat. Namun, berdasarkan data kuesioner yang dijawab oleh para orang tua
informan memperlihatkan perbedaan antara informan yang suka bercerita belum tentu produktivitas tindak tuturnya meningkat bila tidak disertai perilaku bahasa
yang baik. Begitu pula sebaliknya, informan yang tidak suka bercerita belum tentu produktivitas tindak tuturnya rendah. Hal ini terlihat dalam hasil jawaban
kuesioner orang tua informan 5, informan 8, informan 9, dan informan 10. Para informan tidak suka bercerita, tetapi nilai kuesioner perilaku berbahasanya baik.
Apakah hal ini muncul akibat pertumbuhan dan perkembangan informan yang
Universitas Sumatera Utara
dapat menghambat perilaku berbahasanya sehingga produktivitas tindak tutur anak kurang berkembang. Inilah yang belum terungkap dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis data , simpulan tentang temuan penelitian ini dikemukakan sebagai berikut.
1 Tindak tutur anak usia prasekolah direalisasikan dengan modus a
asertifrepresentatif, b direktif , c ekpresif dan d komisif. 2.
Jenis Tindak Tutur yang dikemukakan anak pada usia prasekolah mencakupi tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
3. Tindak Tutur anak usia prasekolah direalisasikan dalam berbagai modus
berdasarkan pernyataan-pernyataan yang lazim dan dan tidak lazim dalam bentuk metafora, yang menyebabkan tindak tutur direalisasikan dalam
modus.
5.2 Saran
Hasil penelitian ini merupakan penelitian kasus anak usia prasekolah, khususnya TK A di TK Galilea Hosana Kids, Jalan Bunga Terompet No. 30 Kelurahan PB Selayang
II Medan. Hal ini memungkinkan hasil penelitian yang berbeda bila dilakukan pada anak usia prasekolah pada tingkatan kelas yang berbeda. Oleh karena itu, saran yang dapat
disampaikan kepada pembaca: 1.
Penelitian ini kiranya dapat ditindaklanjuti dengan meneliti fungsi tindak tutur pada anak usia taman bermain play group atau anak usia prasekolah di kelas TK B.
Universitas Sumatera Utara