Tindak Tutur Ilokusi KONSEP, LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA

b. Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusioner atau tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu the act of doing something. Berbeda dengan tindak tutur lokusioner, tindak tutur ilokusioner merupakan tindak melakukan sesuatumaksud. Dengan kata lain, tindak tutur ilokusioner adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan suatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, hal ini merupakan tindak bahasa yang dilihat dari pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji, pertanyaan,dan sebagainya Austin 1968:99 mengatakan bahwa”…an illocunary act, i.e. performance of act in saying something as opposed to performance of an act of saying something”. ‘…suatu tindak ilokusi adalah melakukan tindakan dalam mengatakan Sesuatu yang berlawanan dengan melakukan tindakan mengadakan sesuatu’. Tindak ini berbeda dengan lokusi karena memiliki daya force, misalnya melapor, memerintah, dan mengancam. Ketiga hal ini dinamakan daya ilokusi illocutionary force c Intan sudah ke Medan Mall kemarin. d Mama lagi sakit. Kalimat c jika diucapkan murid kepada gurunya, bukan hanya sekadar memberikan informasi saja akan tetapi juga melakukan sesuatu, yaitu memberikan informasi agar lawan bicaranya temanguru untuk mengunjungi tempatlokasi tersebut. Sedangkan kalimat d jika diucapkan kepada gurunya yang menanyakan Universitas Sumatera Utara perihal ibunya yang tidak mendampinginya, berarti bukan saja sebagai informasi tetapi juga untuk memohon agar menjenguk ibunya. Tindak tutur ilokusi sangat sulit diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tuturnya. Tindak tutur ilokusioner merupakan bagian sentral dalam kajian tindak tutur. Untuk itu, Searle kemudian mengajukan taksonomi dengan menggunakan klasifikasi yang berbeda dari Austin. Dalam bukunya Speech Acts : An Essay in the Philosophy of language Searle 1969 menguraikan tindak tutur ilokusiner yang merupakan bagian sentral dalam kajian tindak tutur dibagi menjadi lima kelompok: representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. 16 a Tindak Tutur AsertifRepresentatif Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran, atas apa yang diujarkan. Jenis tindak tutur ini kadang-kadang disebut juga tindak tutur asertif. Berikut ini adalah tuturan asertifrepresentatif. 1 Semua sudah habis. Dalam tuturan itu, penutur memberi pernyataan bahwa semua yang dicarinya tidak ada sudah habis. Tuturan yang memberikan pernyataan atau menyatakan termasuk tuturan asertifrepresentatif. Termasuk ke dalam jenis tindak tutur asertifrepresentatif adalah tuturan-tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan kesaksian, berspekulasi dan sebagainya. Dalam tuturan itu, penutur bertanggung jawab atas kebenaran isi 16 19 ibid.,hh. 164-166 Universitas Sumatera Utara tuturannya. Penutur, dalam hal ini,memberi pernyataan bahwa segala sesuatu yang dicarinya tidak ada karena sudah habis. b Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Jenis tindak tutur ini disebut juga tindak tutur impositif. Tuturan berikut ini merupakan tuturan direktif. 2 Harap tenang, ada rapat Dalam tuturan ‘Harap tenang, ada rapat’, penutur meminta mitra tuturnya untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ada dalam tuturannya, dalam hal ini adalah jangan membuat kegaduhankeributan. Tuturan yang meminta mitra tutur untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dituturkan oleh penuturnya dinamakan tindak tutur direktif. Tuturan-tuturan memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba, dan menantang termasuk ke dalam tindak tutur direktif. c Tindak Tutur Ekspresif Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tindak tutur ekspresif ini disebut juga sebagai tindak tutur evaluatif Nadar : 2009. Tuturan berikut ini merupakan tuturan evaluatif. 3 Wah, bagus sekali lukisanmu. Universitas Sumatera Utara Dalam tuturan itu, penutur memberikan evaluasi tentang hal yang ada dalam tuturannya, yaitu kedatangan mitra tuturnya. Dengan mengucapkan terima kasih atas kedatangan mitra tuturnya, penutur memberikan evaluasi terhadap kedatangan mitra tuturnya itu. Memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, menyanjung termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif atau evaluatif ini. d Tindak Tutur Komisif Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan berikut ini termasuk ke dalam tindak tutur komisif. 4 Besok Papa belikan lagi, nak Dalam tuturan ‘Besok papa belikan lagi, nak’, penutur terikat untuk melakukan atau melaksanakan apa yang ada dalam tuturannya. Dalam tuturan itu, penutur terikat untuk membelikan sesuatu pada keesokan harinya. Tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang dituturkan termasuk ke dalam jenis tindak tutur komisif. Dengan demikian, ujaran Besok Papa belikan lagi,nak termasuk ke dalam tindak tutur komisif. Termasuk ke dalam jenis tindak tutur komisif adalah tuturan-tuturan berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, dan berkaul. Universitas Sumatera Utara e Tindak Tutur Deklarasi Deklarasi 17 5 Hari ini saya resmikan kalian menjadi pasangan suami-istri. adalah kategori tindak ujar yang sangat khusus declrarations are a very special category of speech acts, misalnya tindak ujar memberi nama kepada sebuah kapal, mengucapkan kaul, menjatuhkan hukuman kepada penjahat, atau melakukan tawar menawar dalam pelelangan: bila kita tahu adat kebiasaan yang melatari tindak ujar itu, pada umumnya kita dapat mengetahui dengan pasti bilamana tindak ujar semacam itu betul-betul dilakukan atau tidak. Jadi, dengan mengucapkan sesuatu, yang diucapkan terjadi. Leech dalam Oka, 1993:285 Dalam tuturan itu, penutur menciptakan keadaan atau status baru karena apa yang dituturkannya. Dengan mengatakan ‘Hari ini saya resmikan kalian menjadi pasangan suami-istri, penutur mengubah status seorang perempuan menjadi istri dari seorang laki-laki dan sebaliknya. Adanya perubahan status atau keadaan merupakan ciri dari tindak tutur isi hati atau deklarasi ini. Oleh karena itu, tuturan “Hari ini saya resmikan kalian menjadi pasangan suami-istri” termasuk tindak tutur deklarasi karena tuturan ini dimaksudkan oleh pewicara untuk menciptakan hal status, keadaan dan sebagainya yang baru. Tuturan-tuturan dengan maksud mengesahkan,memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni, memaafkan termasuk ke dalam tindak tutur deklarasi dalam bentuk langsung dan tak langsung. f Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur Tak Langsung 17 Deklarasi tidak sama dengan deklaratif Universitas Sumatera Utara Tindak tutur langsung dapat dibedakan atas tindak tutur tak langsung melalui struktur kalimat Yule, 1996: 54-55. Tindak tutur langsung disebut juga tindak tutur literal literal speech act adalah tindak tutur yang dimaksudkan sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Sebaliknya tindak tutur tidak langsung tidak literal nonliteral speech act adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan kata-kata yang menyusunnya seperti dalam kalimat no. 5. Wijana,1996:36. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini. 1. Inopaku bagus. 2. Papa beli inopa. 3. Siapa mamanya? 4. Bukakan sepatuku 5. Suaramu merdu sekali kawan Kalimat di atas no. 1,2,3,4 merupakan tindak tutur langsung berupa kalimat berita, tanya, dan perintah. Secara umum kalimat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan modusnya Wijana,1996:30. Kalimat dibedakan menjadi kalimat berita deklaratif, kalimat tanya interrogative dan kalimat perintah imperative. Penggunaan ketiga macam kalimat itu secara konvensional akan menandai kelangsungan suatu tindak tutur. Dengan demikian , kesesuaian antara modus kalimat dan fungsinya secara konvensional itu merupakan tindak tutur langsung direct speech act. Lebih lanjut Nadar, 2009:19 mempertegas bahwa tindak tutur tak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya maka maksud dari tindak tutur tak langsung dapat beragam dan tergantung pada konteksnya. Dengan kata Universitas Sumatera Utara lain, ketidaksesuaian antara modus kalimat dan fungsinya menandai adanya tindak tutur tak langsung indirect speech act terlihat pada kalimat no. 5. Dalam kalimat itu dituturkan bahwa ibu guru bermaksud mengatakan bahwa suara muridnya jelek karena kelas menjadi ribut dan bising. Jadi, jika tuturan deklaratif digunakan untuk bertanya atau memerintah atau tuturan yang bermodus lain yang digunakan secara tidak konvensional, tuturan itu merupakan tindak tutur tak langsung tak literal indirect speech act. Tindakan ini dilakukan dengan memanfaatkan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa dirinya diperintah. Misalnya, seorang ibu guru menyuruh muridnya mengambil tugasnya, diungkapkan dengan: Abi, bukunya di mana?” Kalimat tersebut selain untuk bertanya sekaligus memerintah muridnya untuk menyelesaikankan tugas. Dari uraian tindak tutur tidak langsung, kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah tidak selalu merupakan tindak tutur langsung. Nadar, 2009:69 a Kalimat Berita Kalimat berita deklaratif merupakan kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pendengar. Berdasarkan bentuknya, kalimat berita dapat diuraikan atas kalimat aktif, kalimat pasif, dan kalimat inversi. Bentuk tulisan diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentuk lisan, kalimat berita ditandai dengan nada suara penutur berakhir dengan nada turun. Namun, dalam kenyataan sehari-hari kalimat berita dapat dipergunakan untuk memerintah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kesopanan bahasa: 1. “Bajunya kotor”. Universitas Sumatera Utara Kalimat itu jika diucapkan murid kepada gurunya bukan saja menginformasikan, tetapi sekaligus menyuruh untuk membersihkannya 2. “Bajumu bersih, kok”. Kalimat ini sebenarnya ingin menjelaskan memberitahukan bahwa baju temannya agak kotor. b Kalimat Tanya Kalimat Tanya interrogative merupakan kalimat yang menyatakan sesuatu atau seseorang untuk memberikan jawaban tentang suatu masalah atau keadaan. Biasanya kalimat tanya dilakukan dengan intonasi dengan nada naik serta memakai kata tanya, partikel -kah dan tanda tanya ?, yakni siapakah, apakah, di manakah, dan sebagainya. Sama halnya dalam kalimat berita, kalimat tanya juga dapat digunakan untuk memerintah: 3. “Siapakah yang mau membantu Ibu?” 4. “Di mana tadi diletakkan pensilnya?” Dua kalimat tanya ini selain menginginkan jawabaninformasi juga ada maksud menyuruh. Dalam kalimat 3 kalimat tanya ini memerintahkan seseorang agar dapat membantu ibu. Kalimat 4 selain menanyakan tempat juga memerintahkan orang lain untuk mencari pensil. c Kalimat Perintah Kalimat perintah imperative adalah kalimat yang maknanya memerintah atau si pembicara menginginkan suatu tindakanaksi. Dalam bentuk lisan, kalimat tanya ini diikuti oleh nada yang sedikit naik sedangkan dalam raga tulisan diakhiri dengan tanda seru . Kalimat ini digunakan untuk melarang Universitas Sumatera Utara memohon, mengajak, mengizinkan, menganjurkan, meminta izin, membujuk,anjuran, desakan. 5. “Sampahnya jangan dilihatin saja ” 6. “Maafkan saya, teman ” 7. “Boleh ke luar sebentar” 8. “Silakan Anda di luar ” 9. “Sebaiknya Anda beristirahat dulu ” 10. “Kita makan apa adanya, ya ” 11. “Boleh minta satu, Miss ” 12. “Ayo, tendang ke sini ”

c. Tindak Tutur Perlokusi