BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Taman Kanak-Kanak Galilea Hosana Kids GHK, Jalan Bunga Terompet Raya no. 30 PB Selayang II, Medan. GHK
merupakan sekolah yang menerapkan sistem active learning dengan bahasa pengantar bilingual Inggris-Indonesia. Metode pendidikan yang dirancang
memungkinkan anak terlatih sejak usia dini untuk menyerap IQ kualitas intelektual, SQ sosial rohani, serta EQ bakat anak melalui pengalaman dalam
aspek ilmiah dan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan anak mampu menggapai tingkat tingkat prestasinya secara mandiri. Anak-anak
membutuhkan perasaan yang nyaman, dukungan serta mendorong untuk masa depan yang penuh harapan.
Taman Kanak-Kanak Galilea Hosana Kids mempunyai visi dan misi ‘beriman dan kreatif’ serta bertumbuh dengar firman karakter, commitment, dan
kompetensi dalam hidupnya. Dengan pengetahuan agama yang diberikan, anak dibimbing untuk menumbuhkembangan kreativitas usia prasekolah.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian tentang pemerolehan bahasa anak secara longitudinal di Indonesia telah dilakukan oleh Darjdowidjojo 1996 terhadap cucunya yang
bernama Echa. Penelitian pemerolehan bahasa Echa dimulai dari umur 0-5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian tersebut dibagi menjadi 5 tahapan. Hal ini disebabkan bahwa pemerolehan bahasa anak dimulai dari perkembangan komprehensi,
perkembangan fonologi, perkembangan sintaksis, perkembangan morfologi, dan perkembangan leksikon kosa kata.
23
Setelah melakukan studi pendahuluan secara langsung di lapangan selama dua tahun saat anak masuk pendidikan usia prasekolah maka penelitian ini
merupakan penelitian longitudinal. Teknik pengambilan data melalui pemilihan informan dengan purpossive sampling. Pengambilan data yang telah dilakukan
dalam kurun waktu menjadi tahap penyediaan data. Tahap penyedian data yang digunakan adalah metode simak dan teknik catat sebagai lanjutan. Untuk lebih
optimal, peneliti menerapkan konsep observer’s pardox dari Labov sehingga diperoleh data senatural mungkin, yaitu informan dibuat secara sengaja tidak
sadar bahwa dirinya sedang diteliti Wardhaugh dalam Rahadi,2001:9. Langkah - langkah yang ditempuh peneliti adalah dengan melakukan
pengamatan dalam aktivitas sekolah. Setelah peneliti dianggap tidak asing lagi oleh informan, selanjutnya dilakukan pengamatanlangsungtidak langsung
ketika murid dan guru mulai melakukan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Selama pengumpulan data berlangsung, peneliti juga menggunakan
teknik perekaman sehingga diperoleh data yang maksimal. Hasil rekaman ditranskripsi ke dalam bentuk tulisan dan dilanjutkan dengan klasifikasi data
berdasarkan fungsi tindak tuturnya. Selanjutnya tuturan data dianalisis pada konsep Austin dan Searle dalam Wijana,1996:43 untuk direalisasikan dalam
teori modus, yaitu 1 dengan mengelompokkan tuturan berdasarkan kategori
23
7 Dardjowidjojo,2000h.6.
Universitas Sumatera Utara
modus , 2 mengklasifikasi jenis tindak tutur berdasarkan fungsinya.
3.2 Pendekatan dan Metode yang Digunakan