Tindak Tutur Lokusi Jenis Tindak Tutur yang Terjadi pada Anak Usia Prasekolah

4.2.1 Tindak Tutur Lokusi

Tindak tutur lokusi adalah tindak mengucapkan sesuatu dengan makna kata dan makna kalimat sesuai dengan makna itu di dalam kamus dan makna sintaksis kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya. Hasil pengumpulan data dari 10 informan anak usia 4-5 tahun dapat dijelaskan sebagai berikut. Informan 1 :” Miss, Informan 9 jalan-jalan, ngga mau duduk”. Informan 2 :“Semalam mama belikan aku tas baru”. Informan 8 :“Aku udah siap warnain, teman”. Informan 5 :“ Opungku lagi sakit, jadi Tulang yang antar”. Informan 5 :“Kemarin aku tidak masuk karena opung sakit”. Tuturan-tuturan di atas dituturkan oleh informan anak usia prasekolah di kelas TK A. Dalam tuturan Informan 1 menggunakan bentuk formal berita untuk memberitahukan kepada Miss-nya ibu guru bahwa Informan 9 tidak mengerjakan tugas yang diperintahkan gurunya malahan jalan-jalan. Pada tuturan Informan 4 menuturkan kalimat bentuk formal berita untuk memberitahukan kepada teman sebelahnya bahwa ia dibelikan ibunya sebuah tas. Pada tuturan Informan 8 menggunakan bentuk formal berita untuk memberitahukan temannya, Informan 9, bahwa tugas mewarnai yang diperintahkan Miss-nya sudah diselesaikannya. Tuturan Informan 5 menyampaikan penegasan bentuk formal kalimat berita, yang menginformasikan bahwa ia tidak masuk sekolah karena opung-nya kakek sakit dan tidak ada yang mengantarkan dia ke sekolah. Keesokan harinya, dia masuk sekolah diantar oleh Tulang paman karena Opung- nya masih dalam keadaan sakit. Universitas Sumatera Utara Jika dilihat nilai komunikatifnya maka semua tuturan di atas adalah kalimat berita. Dalam bentuk tulisnya, kalimat berita diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentuk lisantuturan nada suara berakhir dengan nada turun. 27 Informan 10 : “ Apa warna langit, Miss?” Dengan demikian, makna kalimat berita yang diterbitkan oleh anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak telah menunjukkan jenis tinda tutur lokusi. Temuan lokusi dalam bentuk kalimat tanya, seperti percakapan di bawah ini. Informan 3 : “ Crayon di meja ini punya siapa?” Informan 4 :”Informan 5, Miss mana?” Informan 2 :”Informan 6, mana pensilku?” Informan 7 :”Siapa yang ambil pensil Informan 5?” Pada tuturan Informan 10 menggunakan bentuk formal tanya untuk menanyakan kepada Miss-nyaibu guru warna langit. Sementara itu pada tuturan Informan 3 menggunakan bentuk formal tanya untuk menanyakan siapa pemilik crayon yang ada di atas meja kepada teman sebelahnya. Demikian pula pada tuturan Informan 4 menggunakan bentuk formal tanya untuk menanyakan keberadaan Miss-nyaibu guru. Selanjutnya pada tuturan Informan 2, juga menggunakan bentuk formal tanya untuk menanyakan keberadaan pensil miliknya yang dipinjam oleh temannya. Sebaliknya, Informan 7 juga menggunakan bentuk formal tanya untuk menanyakan siapa yang mengambil pensil yang dipinjamnya dari Informan 2. Kadangkala pola pembentukan kalimat tanya di atas, dapat disusun secara sintaksis sebagai beikut. 1. Langit warna apa, Miss? 27 Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Depdikbud.1997hh.284-285. Universitas Sumatera Utara 2. Punya siapa crayon di meja ini? 3. Siapa punya crayon di meja ini? 4. Mana Miss, Informan 5 ? 5. Mana Pensilku, Informan 6? 6. Pensilku, Informan 6, mana? 7. Yang ambil pensil Informan 5, siapa? Ternyata setelah diubah susunan secara sintaksis, makna imperatifnya tetap menunjukan jenis tindak tutur lokusi. Tuturan dengan kalimat imperatif yang terjadi dalam interaksi informan anak usia taman kanak-kanak, seperti petikan percakapan berikut ini. Informan 4 :” Hei.. baris yang lurus ” Informan 7 :”Ayo, tendang bolanya ke sini” Informan 8 :”Cepat, jangan lama-lama” Informan 9 :”Awas, bolanya nanti keluar” Informan 4 :”Kata Miss, masuk ke kelas” Tuturan Informan 4 dituturkan saat kegiatan menuju lapangan olah raga di sekolah kepada teman-temannya dengan menggunakan bentuk formal perintah. Informan 4 memerintahkan supaya teman-temannya berbaris dengan rapi. Kalimat perintah yang diproduksinya bersifat tak transitif karena unsur S subyek dihilangkan. Pada tuturan Informan 7 juga menggunakan bentuk formal perintah untuk memerintahkan kepada temannya yang hendak menendang bola saat permainan bola sepak. Modus perintah yang dihasilkan adalah mengubah verbanya menjadi bentuk perintah dengan menghilangkan bentuk meng- Selanjutnya Informan 8 yang berada di belakang Informan 7 menunggu dengan Universitas Sumatera Utara tidak sabar, memproduksi modus perintah dengan bentuk ingkar. Pemakaian kata: jangan, tolong, dan coba kadang juga dilekati partikel –lah menghasilkan bentuk ingkar pada kalimat perintah. Pada tuturan Informan 9 yang juga turut di dalam permainan itu menggunakan bentuk formal perintah. Yaitu, memerintahkan kepada temannya untuk tidak menendang terlalu keras, yang mengakibatkan bola keluar dari arena permainan. Namun, tiba-tiba tuturan Informan 4 menghentikan permainan karena Miss-nyaibu guru menyuruh supaya murid-murid masuk ke kelas dan memperhatikan apa yang akan disampaikannya. Dari beberapa uraian di atas para informan telah mampu menunjukan jenis tindak tutur lokusi, yang disampaikan dalam bentuk kalimat deklaratif, interogatif, dan kalimat imperatif untuk memberitakan, bertanya, bahkan memerintah. Tindak tutur lokusi mereka disampaikan secara langsung literal . Tidak tutur ini merupakan tindak tutur yang dimaksud sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Jadi, ada kesesuaian antara fungsi ujar dan modus tindak tuturnya.Terlihat dalam petikan percakapan di antara mereka yang menggambarkan tindak tutur langsung Informan 9 : “Tas yang dibelikan mamaku mahal, lho ”. Informan 10 : “Berapa sih harganya?” Dalam tuturan selanjutnya, Informan 9 memberitahukan bahwa tas yang dibelikan mamanya adalah tas yang mahal. Dan tuturan ini direspon oleh Informan 10, yang menanyakan berapa harga tas yang mahal tersebut. Jadi, dalam dua tuturan di atas, kedua informan telah menyampaikan fungsi ujaran sama dengan maksud yang sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Mari kita perhatian petikan percakapan berikut. Universitas Sumatera Utara Informan 1 :”Miss Waty sudah datang”. Informan 10 :” Apakah Miss Waty yang datang ?” Informan 9 :”Jangan ambil kueku ” Informan 5 :” Kata Miss, kita ke kebun binatang minggu depan ” Informan 3 :” Sejak tadi, botol minumanku tidak nampak”. Pada tuturan Informan 1 menggunakan bentuk formal berita untuk memberitahukan atau menjelaskan kepada teman-temanya bahwa Miss-nyaibu guru sudah datang. Makna yang terkandung dalam tuturan Informan 10 sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan Informan 10 kepada temannnya, yaitu menanyakanmenginginkan jawaban apakah guru mereka Miss Waty sudah datang. Demikian juga tuturan Informan 9 memerintahkanmelarang agar temannya tidak mengambil kuenya. Sementara itu Informan 5 dalam tuturannya memberitahukan teman sebelahnya: bahwa minggu depan mereka akan mengunjungi kebun binatang. Lain halnya Informan 3, informan ini menginformasikan bahwa sejak tadi botol minumannya tidak kelihatan. Dengan kata lain, dalam pertuturan di atas, tidak terdapat kata-kata yang berlawanan antara tuturan dengan makna yang sebenarnya. Jadi, dalam tuturan ini tidak ada perbedaan maksud dengan kata-kata yang dituturkannya itu. Dengan demikian, tindak tutur langsung mudah diresponditanggapi oleh anak usia taman kanak- kanak. Tindak tutur dalam percakapan modus tanya, modus berita, serta modus perintah menunjukkan kelaziman atas fakta yang nyata secara semantis. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Tindak Tutur Ilokusi