118
Sosiologi SMAMA Kelas X
Selanjutnya, pengalaman yang diterima seorang anak tidak sekadar bertambah, tetapi juga menyatu. Arti dan pengaruh suatu pengalaman
tergantung kepada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya. Ini berarti bahwa pengalaman setiap orang merupakan suatu jaringan yang luar biasa
rumitnya. Jaringan itu terbentuk oleh jutaan peristiwa yang masing-masing memperoleh arti dan pengaruh dari semua pengalaman yang telah mendahului-
nya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau kepribadian seseorang bersifat rumit.
d
Unsur Sejarah Sejarah yang dimiliki kelompok masyarakat merupakan bagian yang tidak
dapat pisahkan dari kelompok masyarakat tersebut. Nilai yang dikandung dalam sejarahnya secara turun-temurun akan dijadikan semangat dan pegangan dalam
bertindak. Sebagai perbandingan, rasa nasionalisme suatu negara yang meng- alami penjajahan. Misalnya, orang Surabaya bangga dengan sejarah kepah-
lawanannya sehingga disebut Kota Pahlawan. Orang Sumatera Barat bangga dengan sejarah yang dibuat oleh Imam Bonjol. Sejarah-sejarah tersebut secara
tidak langsung memengaruhi kepribadian anggota-anggota masyarakatnya dalam dalam proses interaksi dan bersosialisasi dengan anggota-anggota masyarakat
lain. e
Unsur Pengetahuan Secara teoritik, semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang
semakin baik pula kepribadiannya. Seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi biasanya dijadikan panutan dan teladan bagi anggota masyarakat lainnya.
Hal ini menyebabkan, seseorang yang menjadi panutan merasa bahwa dia harus bertindak dan bertingkah laku sebagimana yang diharapkan masyarakat yang
meneladaninya. Selain itu, pengetahuan yang dimilikinya berpengaruh terhadap pola pikir yang lebih arif dan bijaksana sehingga kepribadiannya seseorang
akan berkembang secara positif.
d. Faktor Kejiwaan
Faktor kejiwaan tidak bersumber pada faktor biologis tetapi bersumber pada proses interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat. Sebagai hasil dari
proses sosial, faktor kejiwaan yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang adalah terdiri atas motivasi dan kebutuhan untuk
berprestasi atau need for achievement yang disingkat n ach.
1 Motivasi Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang melakukan tingkah
laku tertentu. Motivasi ada yang berasal dari dalam diri seseorang intrinsik dan ada pula yang berasal dari luar ekstrinsik. Setiap manusia memiliki dorongan
untuk berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya. Misalnya, kebutuhan untuk bergaul, kebutuhan berprestasi, kebutuhan untuk bebas dari rasa takut, dan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
119
lain-lain. Apabila motivasi itu muncul dengan sendirinya, berarti termasuk doro- ngan intrinsik. Akan tetapi, bila motivasi itu dibangkitkan oleh orang lain, maka
disebut dorongan ekstrinsik.
Motivasi mengarahkan perilaku seseorang. Misalnya, orang yang
bermotivasi tinggi untuk berprestasi, perilakunya terarah pada usaha pen-
capaian prestasi. Dengan demikian hal-hal yang dipikirkannya pun
mengarah ke cara-cara memperoleh prestasi. Motivasi juga membuatnya
pantang menyerah walaupun mungkin beberapa kali mengalami
kegagalan. Berbagai risiko yang merintangi tidak menyurutkan
kegigihannya. Dengan demikian, motivasi telah membentuk pola tindakan, pola berpikir, dan semangat kerja
seseorang. Itu semua merupakan bagian dari kepribadian.
2 N ach
N ach adalah kebutuhan yang dimliki oleh setiap orang untuk berprestasi dalam lingkungan sosialnya. Bentuk-bentuk prestasi berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Bagi pelajar, bentuk n ach adalah berprestasi dalam bidang
akademik, misalnya naik kelas atau lulus ujian. N ach muncul dari proses interaksi
yang berkembang dan kompetitif. Bagi seseorang yang memiliki n ach akan
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Keinginan untuk terus berpretasi memunculkan kepribadian positif seperti tekun, pantang menyerah,
optimis, dan sebagainya.
3. Tahap-tahap Pembentukan Kepribadian