Nilai dan Norma Sosial
55
C. Nilai dan Norma Sosial sebagai Bagian dari Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, nilai sosial terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup
dalam alam pikiran sebagian warga masya- rakat. Konsepsi-konsepsi itu mengenai hal-hal
yang mereka anggap bernilai dalam hidup dan memiliki kaitan erat dengan kebudayaan di
masyarakat. Oleh karena itu, nilai sosial ber- fungsi sebagai pedoman tertinggi bagi perilaku
manusia. Semua aturan lain yang bersifat lebih konkret berpedoman pada nilai sosial. Aturan-
aturan konkret itu berupa norma sosial dalam segala bentuknya.
Sistem nilai yang dianut oleh suatu masya- rakat merupakan inti suatu kebudayaan masya-
rakat itu. Dengan demikian, untuk memahami nilai dan norma yang berlaku di masyarakat
tidak bisa dilepaskan dari pemahaman ke- budayaan masyarakat tersebut.
1. Kebudayaan dan Unsur-unsurnya
Secara sempit kebudayaan diartikan se- bagai aktivitas di bidang seni, sastra, dan
musik. Dalam pengertian luas, kebudayaan meliputi semua bidang kehidupan manusia. Oleh karena itu, aktivitas seni meru-
pakan salah satu unsur kebudayaan. Kebudayaan terbentuk dan berkembang sejak terbentuknya masyarakat. Kebudayaan merupakan hasil upaya manusia
secara terus-menerus untuk menciptakan sarana dan prasarana yang diperlu- kan dalam kehidupan. Kehidupan sehari-hari selalu memberikan tantangan-
tantangan kepada manusia untuk menciptakan hal-hal baru. Semua hasil ciptaan manusia, baik yang bersifat benda-benda fisik maupun yang nonfisik menjadi
bagian dari kebudayaan.
Unsur-unsur kebudayaan di dalam masyarakat meliputi pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan segala kemampuan serta
kebiasaan anggota masyarakat. Itu berarti bahwa kebudayaan mencakup semua hal yang dipelajari dan dialami bersama oleh warga masyarakat. Koentjaraningrat
merinci tujuh unsur kebudayaan, yaitu: a.
sistem religi dan upacara keagamaan, b.
sistem dan organisasi kemasyarakatan, c.
sistem pengetahuan, d.
bahasa,
Infososio
CIPTA RASA KARSA
Kebudayaan tersusun dari tiga hal, yaitu cipta, rasa, dan karsa. De-
ngan daya cipta, manusia mam- pu menggerakkan pikiran sehing-
ga menghasilkan konsep-konsep, pemikiran-pemikiran, filsafat, dan
ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak. Dengan perasaannya,
manusia mampu membedakan an- tara sesuatu yang kasar dan halus,
buruk dan indah, sifat sewenang- wenang dan adil, rasa kecewa dan
puas, dan lain-lain. Lahirlah kai- dah-kaidah dan nilai-nilai sosial
yang mengatur kehidupan ber- masyarakat, sedangkan kemam-
puan manusia untuk berkarya menghasilkan benda material
dalam berbagai bentuk dan ke- gunaan, seperti rumah, pakaian,
dan berbagai peralatan.
Sumber: Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Di unduh dari : Bukupaket.com
56
Sosiologi SMAMA Kelas X
e. kesenian,
f. sistem mata pencaharian hidup, dan
g. sistem teknologi dan peralatan.
Tujuh unsur kebudayaan ini disebut juga sebagai culture universal, yaitu unsur-
unsur yang bersifat menyeluruh dan dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di dunia ini.
Unsur-unsur tersebut juga itu berhubungan dengan nilai dan norma di masyarakat tempat kebudayaan hidup. Sistem religi dan upacara keagamaan,
sistem pengetahuan, dan kesenian berhubungan dengan nilai-nilai rohani. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan berhubungan
dengan nilai material, sedangkan sistem organisasi kemasyarakatan ber- hubungan dengan nilai perserikatan.
Sistem organisasi kemasyarakatan terdiri atas nilai kekuasaan dan nilai solidaritas perserikatan. Nilai kekuasaan berhubungan dengan upaya untuk
memperoleh dan mempertahankan kekuasaan politik, dan nilai solidaritas ber- hubungan dengan hidup bersama berdasarkan cinta, persahabatan, dan ke-
bersamaan.
Dalam hal tingkah laku di masyarakat, pada awalnya manusia primitif tidak mengenal norma yang rumit seperti dalam masyarakat kita sekarang. Akan
tetapi, dengan semakin berkembangnya masyarakat, dibuatlah norma-norma. Norma-norma itu mengatur hubungan antarmanusia berdasarkan nilai-nilai sosial
yang dijunjung bersama. Karena nilai dan norma dibuat oleh manusia, maka nilai dan norma merupakan bagian dari kebudayaan.
Ketujuh unsur kebudayaan saling terintegrasi. Dengan kata lain, semua unsur saling berkaitan, saling mendukung, dan saling melengkapi. Hubungan
antar-unsur kebudayaan sangat harmonis dan saling menyesuaikan. Apabila terjadi perubahan terhadap salah satu atau beberapa unsur, maka unsur-unsur
lain akan terpengaruh atau menyesuaikan. Demikian pula, apabila terjadi peru- bahan dalam satu nilai atau norma sosial, maka akan memengaruhi yang lainnya.
Perkembangan masyarakat sejalan dengan perkembangan kebudayaannya. Perkembangan kebudayaan sejalan pula dengan perkembangan nilai dan norma
sosialnya.
Contoh integrasi unsur-unsur kebudayaan ialah ketika pada bulan April 2006 di Indonesia untuk pertama kalinya diterbitkan majalah
Playboy. Walau- pun disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia namun tetap mengangkat tema
utama yang berkisar pada penyebaran pornografi. Hasilnya, penerbitan itu mendapat reaksi keras dari berbagai kelompok masyarakat. Warga masyarakat
melakukan protes keras karena mereka menjunjung nilai-nilai ketimuran dan meng-anggap pornografi sebagai ancaman terhadap moral bangsa. Bukan saja
majalah yang sudah beredar dirampas dan dibakar, tetapi juga orang-orang yang berada di balik terbitnya majalah itu diadukan ke polisi dalam kasus penye-
Di unduh dari : Bukupaket.com
Nilai dan Norma Sosial
57
baran pornografi. Hal itu merupa- kan pencerminan budaya Indonesia
yang secara umum menganggap tabu dan tidak sopan, apabila aurat
seseorang dipertontonkan di depan umum baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui media apa saja. Nilai-nilai moral dalam kebu-
dayaan Indonesia mengatur soal itu. Namun, ada sekelompok orang de-
ngan alasan kebebasan pers menco- ba memaksakan nilai budaya asing
kepada masyarakat Indonesia, maka terjadilah perlawanan. Hal ini disebab- kan, nilai liberal negara asing bertentangan dengan nilai-nilai moral kebudayaan
Indonesia yang menjunjung tinggi sopan santun.
2. Perubahan Kebudayaan dan Pergeseran Nilai Sosial Masyarakat