Kajian Sosiologi
17
cara Anda bergaul dengan guru. Dalam pergaulan itu berbagai kenyataan sosial yang melatarbelakangi Anda, teman, dan guru Anda sangat berpengaruh.
Apabila bergaul dengan sesama teman, Anda lebih bebas, misalnya dengan menyebut namanya secara langsung. Akan tetapi, dalam bergaul dengan guru,
Anda tidak mungkin melakukan hal itu, kecuali kalau ingin disebut anak yang tidak sopan.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa setiap unsur realitas sosial saling berhubungan. Berikut ini dijelaskan adanya hubungan antarrealitas sosial itu.
Gambar 1.13 Bagan hubungan antarrealitas sosial.
a. Hubungan antara Nilai Sosial dengan Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu interaksi sosial di masyarakat tidak dapat dilepaskan dari pengaruh nilai-nilai yang berlaku di masyarakat itu. Hal ini terjadi karena
seseorang dalam bertindak harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku. Misalnya, ketika ada orang asing menanyakan alamat tertentu, maka dengan
senang hati Anda akan menjawabnya sejelas mungkin. Itu karena tindakan Anda didasari oleh kesadaran menjunjung tinggi nilai tolong-menolong.
b. Hubungan antara Norma Sosial dengan Interaksi Sosial
Agar pergaulan dalam masyarakat tertib dan teratur dibutuhkan aturan- aturan atau norma-norma yang dapat mengarahkan interaksi sosial. Sebaliknya,
interaksi sosial yang dilakukan seseorang akan selalu dipengaruhi oleh norma- norma yang berlaku.
Status dan Peran
Institusi Sosial
Perubahan Interaksi
Stratifikasi
Budaya Nilai dan
Norma
Di unduh dari : Bukupaket.com
18
Sosiologi SMAMA Kelas X
c. Hubungan antara Status dan Peranan Sosial dengan Interaksi Sosial
Setiap orang memiliki status dan peran tertentu di dalam masyarakat yang harus dijalankannya. Seorang yang berstatus sebagai ustad atau pendeta memiliki
peran sebagai pembimbing masyarakat dalam kehidupan beragama. Dengan peran sebagai pembimbing, maka tingkah laku atau tindakan sosial seorang
pemuka agama tersebut harus mencerminkan perilaku yang dapat dicontoh. Di sinilah terlihat hubungan antara status dan peran sosial dengan interaksi
sosial. Status sosial memberi bentuk dan pola terhadap interaksi sosial.
Perbedaan antara status dan peran sosial menimbulkan konsekuensi terhadap tindakan dan interaksi sosial. Misalnya, dalam hal hubungan antara
orang yang lebih tua dengan seorang anak yang lebih muda. Orang yang lebih tua memanggil seorang anak cukup dengan menyebut namanya langsung, tetapi
seorang anak kalau memanggil orang yang lebih tua harus menyebut dengan kata “pak”, “kak”, atau “om” walaupun tidak ada hubungan kekeluargaan atau
kekerabatan antarkeduanya. Dalam lingkungan yang lebih luas, misalnya dalam pergaulan di antara warga masyarakat Jawa. Perbedaan status dan peran sosial
juga memengaruhi pola berinteraksi. Seorang warga masyarakat biasa, apabila harus menemui seorang pejabat harus berdiri dengan sedikit membungkuk dan
kedua tangan menjuntai di depan sambil jari-jemarinya berjalinan
nga- purancang.
d. Hubungan antara Kebutuhan Dasar, Norma, dan Istitusi Sosial