131
4.5.3. Analisis Retrospektif HLT Media dari Koran Online
Pada pengerjaannya siswa berusaha fokus dengan tugasnya masing- masing. Temuan yang cukup menarik dari penelitian pada kondisi ini adalah
semua siswa sama sekali tidak saling mencontek. Baik yang pintar mengajari yang lemah atau yang kurang mampu secara akademik meminta jawaban
kepada yang pintar tidak terjadi dalam kejadaian ini. Mereka semua fokus terhadap pemahaman dan permasalahan masing-masing. Kesadaran untuk
mencoba dan menemukan permasalahan sendiri sudah tumbuh pada diri mereka masing-masing.
Pada penelitian sebelumnya beberapa kali peneliti tidak sungkan untuk memuji siswa atau anggota kelompok yang mampu menemukan permasalahan
yang cukup bagus untuk diangkat. Mungkin hal ini menjadi salah satu faktor juga mengapa mereka fokus mengerjakan menggunakan kemampuan mereka
sendiri. Selain hal itu, karena hasil penelitian tidak peneliti nilai dan peneliti hanya memberi masukan membuat siswa menjadi lebih percaya diri untuk
menunjukkan kemampuan yang mereka miliki untuk ditunjukkan kepada teman kelompok atau bahkan kelompok lain. Hal lain yang menjadi faktor
adalah mereka sadar bahwa ini tugas cukup berat dan mereka tidak mau pulang terlalu sore maka dari itu mereka langsung fokus untuk mengerjakan
tugas sesegera mungkin dan fokus dengan apa yang harus diselesaikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Setelah waktu menunjukkan pukukl 14.25 wib sebagian besar siswa sudah selesai mengerjakan. Sesuai janji peneliti jika sudah selesai mereka
dapat pulang kerumah. Pukul 14.30 sebagian besar siswa sudah selesai, satu persatu siswa sudah pulang meninggalkan kelas. Akhirnya tinggal 1 siswa
yang belum. Menariknya siswa yang tertinggal ini bukan anak laki-laki ataupun anak yang sering bikin onar di kelas namun seorang siswi perempuan
yang cukup aktif dalam kelompok. Pada pertengahan jalan siswa perempuan ini meminta kepada peneliti untuk dikerjakan dirumah saja.
Peneliti sebenarnya tidak enak hati jika membiarkan dia sendirian mengerjakan dikelas. Namun aturan tetaplah aturan siswi itu tidak dapat
pulang sebelum semuanya selesai. Siswi itu menjadi lebih panik ketika orang tua dari siswi tersebut sudah menjemput karena dia takut kena marah orang
tuanya. Peneliti meminta dia untuk tetap tenang dan fokus saja menyelesaiakan tugasnya. Peneliti akan bertemu orang tuanya untuk
menjelaskan masalah tersebut jika orang tuanya ingin tahu. Setelah peneliti memberi keyakinan bahwa siswi tersebut tidak perlu
khawatir maka siswi melanjutkan pekerjaannya hingga selesai. Setelah selesai siswi dapat pulang meninggalkan kelas. Peneliti cukup heran mengapa siswi
tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuat soal. Setelah di lihat hasil pengerjaannya menunjukkan bahwa siswi tersebut mencoba
133
membuat soal yang berkualitas sehingga dia juga membutuhkan waktu cukup lama.
Pada minggu berikutnya, peneliti memulai dengan meminta siswa masuk kedalam kelompoknya masing-masing. Setelah semua berada dalam
kelompoknya masing-masing peneliti membagikan hasil pekerjaan mereka. Peneliti memberi tugas baru untuk setiap siswa di mana mereka diminta untuk
membuat minimal 15 soal setiap kelompok. Ada sedikit perbedaan antara perintah membuat 15 soal dalam pengerjaan individu dan pengerjaan
kelompok. Pada tugas pengerjaan kelompok peneliti meminta kelompok untuk membuat soal dalam 3 kategori.
Kategori tersebut yaitu soal sederhana, soal cerita sederhana dan soal kompleks. Setiap kategori siswa diminta membuat minimal 5 soal. Selain itu
peneliti memperbolehkan siswa untuk menggunakan hasil pengerjaan individunya ke dalam pengerjaan kelompok namun dengan persetujuan
kelompok tersebut. Sebelum menyuruh siswa untuk mengerjakan, peneliti juga memberi contoh hasil setiap soal yang dimaksud. Peneliti memberi
contoh yang termasuk soal sederhana seperti apa, soal cerita sederhana seperti apa dan soal kompleks seperti apa. Setelah menjelaskan peneliti baru
memperbolehkan siswa untuk mengerjakan. Waktu yang diberikan oleh peneliti sekitar 45 menit.
134
Pada proses pengerjaannya siswa mulai membuat permasalahan matematika berdasarkan 3 kategori. Semua kelompok mampu membuat
permasalahan pada kategori soal sederhana dengan mudah. Hal ini disebabkan banyak dari anggota kelompok sudah membuat soal kategori tersebut pada
pengerjaan mereka sehingga mereka hanya perlu berdiskusi dari bahan yang sudah ada. Seperti kelompok 3 mereka langsung membagi tugas dengan setiap
kelompok menuliskan satu permasalahannya kedalam tugas kelompok. Sedangkan pada kelompok 2, mereka mendiskusikan hasil pengerjaan tiap
anggota sebelumnya kepada kelompok.
4.5.4. Proses Kerjasama pada Media Koran