Ruang Terbuka dan Tata Hijau Tata Bangunan

LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung IV -7 terletak pada satu daerah perencanaan yang sama dan terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan KLB-nya minimal 60 dari KLB yang ditetapkan di daerah perencanaan dimaksud. Sebagaimana halnya dengan Sistem Insentif Bonus, TDR tidak dibatasi pada satu peruntukan khusus dalam blok yang baru. Bila suatu developer memilih untuk tidak menggunakan hak TDR bagi bloknya, maka hak atas kelebihan luas lantai bangunan akan tetap berada di tangan developer tersebut.

4.3 Sistem Sirkulasi

Sasaran : meningkatkan kemampuan lahan land capability melalui perbaikan tingkat pencapaian ke dalam dan di dalam Kawasan. Tujuan : - menjamin keterkaitan linkage diantara sistem sirkulasi Kawasan Pembangunan Terpadu dengan sistem sirkulasi pada kawasan sekitarnya - meningkatkan hubungan fungsional diantara berbagai jenis peruntukan di dalam Kawasan - mengupayakan keterkaitan linkage serta pemisahan yang jelas diantara berbagai moda sirkulasi pejalan kaki, angkutan umum, kendaraan pribadi dan servis - mengupayakan keterpaduan sistem dan sarana parkir

4.3.1 Sirkulasi Kendaraan

Sistem sirkulasi kendaraan pada Kawasan merujuk kepada keterkaitan linkage antara sirkulasi eksternal dan internal, serta merupakan unsur penting dalam konsep perancangan Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung, sistem sirkulasi eksternal terdiri atas Jalan Arteri Primer. Sirkulasi internal pada Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung juga harus memungkinkan pencapaian kendaraan pemadam kebakaran, pemeliharaan dan pelayanan lainnya. Perubahan moda jenis transportasi dari kendaraan bermotor ke pejalan kaki terjadi dimana sirkulasi eksternal dan internal saling bersilangan. Halte Bisangkutan kota ditempatkan pada persilangan dengan jalur pejalan kaki.

4.3.2 Sirkulasi Pejalan Kaki

Sirkulasi pejalan kaki dapat melalui trotoar di tepi jalan, melalui daerah hijau, bahkan dapat menembus bangunan komersial bila dirasakan perlu. Peruntukan lantai dasar yang menghadap jalur ini harus mampu merangsang tumbuhnya kegiatan bagi pejalan kaki serta memberikan pengalaman ruang dan pemandangan yang menarik. Elemen-elemen perancangan yang dianjurkan harus berorientasi pada pejalan kaki, seperti etalase toko showcase windows, daerah masuk ke bangunan, café, kanopi-kanopi pelindung. Sistem sirkulasi ini juga perlu menyediakan jalur bagi pemakai kursi roda wheel chair.

4.3.3 Sistem Parkir

Parkir mempengaruhi kualitas lingkungan kota dalam kaitannya dengan kegiatan sosial ekonomi serta dampak visualnya pada bentuk fisik Kawasan. Sebagian besar parkir pada Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung terletak di areal kapling bangunan perkantoran dan bangunan publik lainnya, ditepi jalan dengan pola sejajar jalan0  karena lebar jalan yang sempit, sedangkan untuk fasilitas komersial dianjurkan untuk parkir di Basement. Kaitan langsung dari tempat parkir ini ke jalur pejalan kaki diharuskan.

4.4 Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Sasaran : meningkatkan kualitas kehidupan pada Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung dengan menyediakan lingkungan yang aman, sehat dan menarik serta berwawasan ekologis, melalui penciptaan berbagai jenis ruang terbuka dan pola tata hijau. Jenis-jenis ruang terbuka dan pertimbangan perancangannya : - ruang terbuka yang bersifat umum public - ruang terbuka yang bersifat tidak umum privetely-owned namun terbuka untuk umum - ruang terbuka yang bersifat tertutup untuk umum private - aspek keterpaduan antara ketiga jenis ruang terbuka ini, secara fungsional, sosial, iklim, dan ekologi lingkungan - pola tata hijau Citra Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung sangat tergantung dari konsep ruang terbukanya. Upaya perbaikan lingkungan pejalan-kaki membantu tercapainya sasaran Kawasan. Ruang terbuka juga merupakan sarana dalam mengakomodasi pertumbuhan serta menghindari dampak negatif dari pembangunan baru. LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung IV -8

4.4.1 Ruang Terbuka Umum

Pada Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung, ruang terbuka umum utama major public open space terdapat pada daerah pusat kota dan lapangan Olah Raga. Jalur-jalur pejalan kaki menuju ruang terbuka umum harus dapat dipergunakan baik pada siang dan malam.

4.4.2 Ruang Terbuka Private yang Terbuka bagi Umum

Pada Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung, ruang terbuka yang bersifat tidak umum privately-owned namun terbuka bagi umum publicly accessible terdapat di blok-blok Komersial dan tempat-tempat rekreasi. Ruang terbuka yang bersifat menerus tersebut harus menampung fungsi kios, jalur pejalan kaki serta tempat duduk.

4.4.3 Ruang Terbuka Private

Ruang terbuka yang bersifat tertutup bagi umum private merupakan ruang terbuka yang memiliki pencapaian terbatas. Pada Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung, ruang terbuka jenis ini terdapat pada Blok-Blok Hunian. Ruang terbuka tersebut harus menyediakan tempat duduk serta penerangan yang layak, sehingga penghuni dapat berinteraksi sosial dengan baik. Aspek yang sangat penting dalam konsep ruang terbuka adalah keterpaduan dari ketiga jenis ruang terbuka tersebut dalam hal fungsi, sosial, ekologis dan iklim, serta keterkaitan antara ruang terbuka umum public dan tidak umum private. Pertimbangan perancangan khusus perlu diberikan bagi daerah masuk utama, sub-blok sudut dan jalur pejalan kaki.

4.4.4 Tata Hijau

Pola tata hijau dan iklim mikro merupakan unsur penting pada perancangan ruang terbuka di lingkungan tropis. Konsep tata hijau pada Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung menganjurkan penanaman pohon tropis yang memiliki cabang dan daun rimbun. Tata hijau harus mampu memberikan kesatuan antar sub-blok. Unsur air dan sirkulasi udara alami merupakan aspek perancangan ruang luar yang baik. Pola tata hijau yang diutamakan pada blok Komersial adalah yang berkarakter formal.

4.5 Tata Bangunan

Sasaran : menetapkan bentuk, besaran dan massa bangunan yang dapat menciptakan serta mendefinisikan ruang luar yang akomodatif terhadap berbagai bentuk kegiatan yang mengambil tempat dalam Kawasan. Tujuan : - menentukan garis sempadan, “setback” bangunan dan jarak bebas antar bangunan - menentukan kepadatan bangunan - menentukan besar sosok serta proporsi massa bangunan - menentukan ketinggian bangunan - mengupayakan keterpaduan konsep arsitektural yang selaras antara kinerja dan fungsi. Tata bangunan mencakup bentuk dan pengelompokan massa bangunan yang membantu terciptanya suatu lingkungan kota yang terpadu. Faktor utama dalam menentukan bentuk dan massa bangunan adalah kaidah-kaidah di balik wujud fisik kota tersebut. Bentuk dan massa bangunan menciptakan batas ruang yang membantu terwujudnya sistem ruang terbuka. Secara umum, tata bangunan dibentuk oleh suatu batas khayal ambang volume building envelope yang tercipta dari penggabungan ketinggian maksimum bangunan serta batasan luas bangunan. Pendekatan ini dilakukan untuk menjamin terpeliharanya kelenturan fleksibilitas yang tinggi dalam perancangan bangunan dengan tetap mengupayakan terpenuhinya peruntukan lahan, serta mengenali batasan dari intensitas pembangunan yang dapat ditampung dalam suatu kawasan. Sasaran dari perancangan arsitektur kota adalah untuk menciptakan citra dan identitas arsitektural pada Kawasan sehingga terwujud suatu “sense of place”. Hal tersebut dicapai dengan mengupayakan keterpaduan konsep arsitektur dan konsep ruang luar dalam lingkungan kota, serta menyelaraskan kinerja arsitektural berdasarkan fungsi. Diharapkan suatu tingkat kinerja perancangan arsitektur tertentu dapat terwujud pada Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung. Hal ini mencakup citra bangunan, bahan, warna, tekstur, pola tampak dan detail. Bangunan baru, baik untuk fungsi komersial maupun hunian, seharusnya tidak sekadar meniru bentuk atau detail arsitektur tradisional. Penjiplakan mentah-mentah akan justru LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung IV -9 meremehkan arti serta nilai arsitektur tradisional dengan segala aspek sosial budayanya. Namun demikian, beberapa pelajaran dapat dipetik dari arsitektur tradisional, diantaranya menyangkut penyelesaian perancangan terhadap aspek iklim, cuaca, sinar matahari, suhu udara, ventilasi, hubungan antara ruang luar dan ruang dalam, bahan bangunan, tata hijau, kinerja struktur serta ekspresi atap.

4.6 Tata informasi signage dan “streetscape”