Manfaat Sistematika Pembahasan 13122014170840RTBL JALAN NEGARA

LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung I -1 B B A A B B I I P P E E N N D D A A H H U U L L U U A A N N

1.1 Latar Belakang

Dalam upaya pemanfaatan ruang kota yang terkendali, rencana tata ruang kota harus diikuti dengan rencana tata bangunan. Perencanaan tata bangunan dan lingkungan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan didalam manajemen pembangunan perkotaan. Dalam operasionalnya, pembangunan perkotaan diperlukan suatu panduan wujud bangunan dan lingkungan serta pengendalian pembangunan setelah perencanaan tata ruang kota dan sebelum kegiatan pembangunan di perkotaan mencapai tahap perancangan serta pelaksanaan konstruksi fisik. Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung terletak di kawasan yang strategis yakni di Batas Kota Bukittinggi serta dilalui oleh Jalan Negara. Perkembangan kawasan jalan Negara IV Angkat Candung cukup pesat dicirikan oleh perkembangan kawasan terbangun serta aktivitas ekonomi seperti industri kecil makanan dan kerajinan, jasa, perdagangan dan perkantoran. Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung diperuntukan sebagai pusat pengembangan agropolitan yang perlu didukung oleh infrastruktur yang memadai. Sebagai Pusat Pengembangan Agropolitan Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung memiliki potensi berkembang menjadi ‘etalase agropolitan’, sekaligus sebagai etalase ekonomi Kabupaten Agam. Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung dilalui oleh Jalan Kereta Api yang dimasa yang akan datang akan difungsikan kembali, sehingga perlu diantisipasi sedini mungkin. Untuk mengembangkan potensi dan fungsi tersebut perlu didukung oleh tata bangunan yang sesuai dan memadai.

1.2 Maksud dan Tujuan

Rencana tata bangunan dan lingkungan RTBL dimaksudkan untuk memberikan arahan bagi bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan. Arahan tersebut hendaknya memenuhi kepentingan atau aspirasi masyarakat, pemanfaatan sumber daya setempat dan daya dukung lahan kelompok bangunanlingkungan, panduan perlindungan bangunan dan lingkungan, panduan perizinan serta panduan program investasi tanpa menghilangkan jati diri kawasan tersebut. Penyusunan RTBL, bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kota atau kawasan yang kaya dengan variasi, jati diri, berwawasan lingkungan, tidak monoton dan membosankan serta aman dan tertib. Dengan perwujudan tersebut diharapkan dapat menarik masyarakat dan investor untuk tinggal dan membangun kawasan tersebut. Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung juga ditujukan untuk mendukung fungsi kawasan sebagai pusat agropolitan serta mengantisipasi difungsikannya kembali jalan Kereta Api.

I.3 Manfaat

 Mengembangkan pemanfaatan lahan yang jelas berdasarkan jaringan infrastruktur dan kondisi lingkungan yang tertata dengan baik  Memperkuat identitas kawasan  Menciptakan keterpaduan antara bentuk, waktu, dan ruang pada seluruh kawasan  Menciptakan integrasi sosial dari berbagai bentuk kegiatan dan fasilitas yang mencakup seluruh lapisan masyarakat  Menciptakan arsitektur yang mampu mengikuti perkembangan jaman  Mengutamakan penghijauan yang sesuai dengan iklim daerah tropis serta ruang terbuka yang berperan positif bagi pembangunan kawasan secara terpadu  Meningkatkan kualitas hidup penduduk sekitar kawasan  Menyediakan ruang terbuka umum yang dapat dinikmati oleh seluruh warga  Memungkinkan penyesuaian modifikasi dan penambahan ekspansi sewaktu-waktu bila terjadi perubahan kondisi. LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung I -2

1.4 Sistematika Pembahasan

Pembahasan laporan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung ini akan mengikuti Sistematika Pembahasan Sebagai Berikut: BAB I meliputi Pembahasan Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Manfaat Rencana BAB II berisi Tinjauan terhadap kebijaksanaan yang berkaitan dengan Kawasan Perencanaan BAB III Penetapan Fungsi Kawasan, Konsep Pengembangan dan Skenario Pengembangan BAB IV Berisi materi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan BAB V Tahapan Pelaksanaan dan Pengelolaan Pembangunan LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung II - 1 B B A A B B I I I I K K E E B B I I J J A A K K S S A A N N A A A A N N D D A A N N P P R R O O G G R R A A M M P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D I I K K A A B B U U P P A A T T E E N N A A G G A A M M Pembangunan Daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan nasional akan sangat ditentukan oleh masing-masing daerah dalam menata segala aspek pembangunan di wilayahnya. Namun, pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, konsekuensinya maka sektor-sektor ekonomi yang dikembangkan adalah sektor-sektor ekonomi potensi yang dimiliki oleh sebahagian kecil masyarakat dan berada pada daerah-daerah tertentu. Implikasinya dari model pembangunan yang berorientasi pertumbuhan, hasilnya cenderung dinikmati oleh sebagian rakyat dan daerah tertentu, hal tersebut pada gilirannya menciptakan ketidakmerataan baik secara fungsional maupun regional. Rapuhnya fundamental ekonomi mengakibatkan runtuhnya perekonomian Indonesia akibat goncangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Klimaks dari hal tersebut telah ditunjukkkan oleh krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang sampai sekarang dampaknya masih dirasakan. Kabupaten Agam sebagai salah satu kabupaten di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak terlepas dari nuansa pembangunan nasional selama ini. Pola pembangunan nasional yang bersifat atas bawah Top Down Mechanism mengakibatkan intervensi pemerintah pusat terhadap daerah nyaris tidak dapat dihindari, akibatnya daerah tidak lebih sebagai miniatur dari pemerintah pusat. Keseragaman antar daerah hampir tidak dapat dihindari, padahal setiap daerah memiliki potensi alamiah, sumber daya manusia dan sosial budaya yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Namun, dengan akan dilaksanakan otonomi daerah yang dituangkan di dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 intervensi tersebut hendaklah dikurangi karena sudah beralihnya sentralisasi pemerintahan kepada desentralisasi pemerintahan dengan artian bahwa Buttom-Up Planning haruslah benar-benar dapat dilaksanakan agar daerah menjadi lebih mandiri dalam menata pembangunan dan pemerintahan daerahnya masing-masing. Sebagai wujud nyata dari otonomi daerah, maka setiap daerah haruslah mampu merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan setiap aspek pembangunan yang ada di wilayahnya.

2.1 Kebijaksanaan Pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Barat