LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat
Candung
II - 22 Nagari yang terlibat perkembangan pusat pertumbuhan adalah Nagari Balai Gurah,
Kampung XXIV, Lubuk Air Batu Barantai dan Koto Ilalang.
2.5.3.3 Rencana Tahapan IIITahun 2004
Program pembangunan meliputi penghijauan hutan lindung Gunung Merapi dan penataan Hutan Wisata Gunung Merapi demi untuk memperbaiki tata air, alur sungai dan
sumber mata air yang mengalir dari lereng Gunung Merapi atau bagian selatan Kawasan Agropolitan IV Angkat Candung.
Manfaat pengembangan ditujukan pada para petani tebu lereng Gunung Merapi, lahan sayur di Nagari Kubang Duo Koto Panjang, Batabuah Koto Baru, Gobah, Pasanehan Batang
Sulasih di bagian selatan kawasan dengan penunjangan perbaikan pemeliharaan jalan nagari yang ada dan pembangunan jalan usaha tani ke unit lahan potensi sayuran yang relatif luas
namun lokasi terpencar. Pada tahun inipun program peningkatan jalan arteri Bukittinggi-Payakumbuh, akan
mempercepat perkembangan Kawasan Agropolitan terutama semakin mudahlancarnya perjalanan pemasaran hasil produksi komoditi sayuran atau pun ternak sapi.
2.5.3.4 Rencana Tahapan IVTahun 2005
Program pengembangan tahun 2005 terutama menyangkut : pengadaan serta peningkatan fungsi kelembagaan perbankan, koperasi pasar, kemitraan permodalan,
pengadaan penggembalaan ternakpadang rumput alami, perlengkapan kantor informasi peternakan, industri pengolahan daging rumah potong hewan.
2.5.3.5 Rencana Tahapan VTahun 2006
Program pembangunan tahun 2006 pada umumnya hampir bersamaan dengan tahap IV di utara yaitu mengenai dukungan kelembagaan, serta bisnis usaha tani, dan industri
pengolahan daging. Namun dikosentrasikan di lokasi bagian barat kawasan yang berbatasan dengan Kota Bukittinggi.
Nagari terlibat adalah Nagari Batutaba, Pasia, Surau Tamba, Sitapung, Koto Tuo Ampang Gadang, Parit Putus, Balai Baru. Terkait dengan bagian kawasan ini ke arah bagian
hulu sungai, masih diprogramkan perbaikan irigasi si Rangka Gadang.
Untuk lebih jelas Penggunaan Lahan kecamatan IV Angkat Candung dapat
dilihat pada gambar 2.7
LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat
Candung
III - 1
B B
A A
B B
I I
I I
I I
S S
K K
E E
N N
A A
R R
I I
O O
P P
E E
N N
G G
E E
M M
B B
A A
N N
G G
A A
N N
3.1 Fungsi Kawasan
Penentuan fungsi Kawasan dimasa mendatang sangat terkait dengan potensi dan kendala baik dalam skala regional maupun lokal yang dimilikinya. Potensi dan kendala tadi
dilihat dari sisi elemen-elemen yang secara teoritis digunakan sebagai parameter dalam penentuan fungsi kawasan yang meliputi elemen harga lahan, fungsi pemerintahan dan institusi
publik, norma-norma yang dapat diterima oleh masyarakat setempat, karakteristik fungsional yang dikaji, hubungan kota yang dikaji dengan lingkungan yang lebih luas, serta letak kawasan
yang direncanakan dalam sistem perwilayahan yang ada. Berdasarkan hasil kajian tersebut diperoleh gambaran keadaan Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung seperti tercantum
dalam tabel 3.1. Tabel 3.1
Potensi dan Kendala Kawasan Berdasarkan Elemen Struktur Internal No.
Elemen struktur internal
Potensi Kendala
1 Fungsi
Pemerintahan dan Institusi Publik
Merupakan salah satu Kawasan Potensial di
Kabupaten Agam Lebih beriorientasi ke Kota
Bukit Tinggi daripada ke Kabupaten Agam
2 Norma-norma yang
dapat diterima oleh masyarakat
setempat Dapat melibatkan
masyarakat setempat dalam memanfaatkan
perencanaan tata bangunan yang akan
dibuat Pendayagunaan
masyarakat dalam pembangunan belum
optimal
3 Tahapan
pengembangan Kawasan
Masih berada pada tahap pengembangan kawasan
Masih membutuhkan dukungan fasilitas dan
sumberdaya dari wilayah di sekitarnya, untuk menuju
kawasan yang mandiri.
No. Elemen struktur
internal Potensi
Kendala
4 Karakter fungsional
dari kawasan berikut produk dan
basis ekonominya Memiliki potensi
pengembangan lahan perdesaan untuk
dikembangkan sebagai lahan perkotaan
Membutuhkan sentuhan teknologi dalam penyediaan
sumberdaya.
5 Hubungan kawasan
dengan lingkungan yang lebih luas
Merupakan Kota Satelit Bagi Kota Bukit Tinggi
Infrastruktur kawasan belum menunjang
6 Letak kawasan yang
direncana kan dalam sistem
perkotaan yang ada Memiliki keuntungan
aksesibilitas dalam pelayanan transportasi
darat, dilalui jalan arteri primer.
Potensi akses yang belum dimanfaatkan secara
optimal
Sumber : Hasil Analisis, 2001 Masih banyak potensi yang dimiliki Kawasan belum diolah secara maksimal. Tabel di
atas menerangkan potensi dan kendala pembangunan yang dihadapi Kawasan yang sekaligus tantangan pembangunan. Disamping hasil kajian terhadap potensi dan kendala untuk
pengembangan kawasan, maka perlu juga melihat arahan kebijakan pembangunan perkotaan dimasa mendatang. Berdasarkan Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Daerah maka pengembangan kawasan harus mampu menjadi kawasan yang mandiri, yang berarti :
Kawasan harus mampu menghidupi dirinya sendiri yang berarti kawasan harus dapat
mendatangkan pendapatan bagi pembangunan dan pemeliharaan prasarana, sarana, fasilitas pelayanan dan utilitas kawasan;
Tingkat ketergantungan kawasan terhadap pemerintah daerah khususnya dalam
pembiayaan pembangunan secara bertahap dapat dikurangi seiring dengan semakin mandirinya kawasan;
Kawasan perlu mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, artinya
mampu memberikan keuntungan bagi pelaku-pelaku kegiatan swasta maupun masyarakat yang pada akhirnya memberikan keuntungan terhadap pemerintah dengan semakin
meningkatnya penerimaanpendapatan yang dapat dipergunakan sebagai biaya pembangunan maupun pemeliharaan sarana-prasarana, fasilitas dan utilitas kawasan;