Kebijaksanaan Pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Barat

LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung II - 1 B B A A B B I I I I K K E E B B I I J J A A K K S S A A N N A A A A N N D D A A N N P P R R O O G G R R A A M M P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D I I K K A A B B U U P P A A T T E E N N A A G G A A M M Pembangunan Daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan nasional akan sangat ditentukan oleh masing-masing daerah dalam menata segala aspek pembangunan di wilayahnya. Namun, pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, konsekuensinya maka sektor-sektor ekonomi yang dikembangkan adalah sektor-sektor ekonomi potensi yang dimiliki oleh sebahagian kecil masyarakat dan berada pada daerah-daerah tertentu. Implikasinya dari model pembangunan yang berorientasi pertumbuhan, hasilnya cenderung dinikmati oleh sebagian rakyat dan daerah tertentu, hal tersebut pada gilirannya menciptakan ketidakmerataan baik secara fungsional maupun regional. Rapuhnya fundamental ekonomi mengakibatkan runtuhnya perekonomian Indonesia akibat goncangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Klimaks dari hal tersebut telah ditunjukkkan oleh krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang sampai sekarang dampaknya masih dirasakan. Kabupaten Agam sebagai salah satu kabupaten di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak terlepas dari nuansa pembangunan nasional selama ini. Pola pembangunan nasional yang bersifat atas bawah Top Down Mechanism mengakibatkan intervensi pemerintah pusat terhadap daerah nyaris tidak dapat dihindari, akibatnya daerah tidak lebih sebagai miniatur dari pemerintah pusat. Keseragaman antar daerah hampir tidak dapat dihindari, padahal setiap daerah memiliki potensi alamiah, sumber daya manusia dan sosial budaya yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Namun, dengan akan dilaksanakan otonomi daerah yang dituangkan di dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 intervensi tersebut hendaklah dikurangi karena sudah beralihnya sentralisasi pemerintahan kepada desentralisasi pemerintahan dengan artian bahwa Buttom-Up Planning haruslah benar-benar dapat dilaksanakan agar daerah menjadi lebih mandiri dalam menata pembangunan dan pemerintahan daerahnya masing-masing. Sebagai wujud nyata dari otonomi daerah, maka setiap daerah haruslah mampu merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan setiap aspek pembangunan yang ada di wilayahnya.

2.1 Kebijaksanaan Pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Barat

Dalam rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Agam adalah : 1. Sebagai pusat-pusat pertumbuhan yang diarahkan di Lubuk Basung dan Bukittinggi, dengan potensi ekonomi wilayah belakang adalah pertanian dan pariwisata. 2. Sebagai pengembangan wilayah prioritas yang dimaksud pada kawasan pariwisata, kawasan pertanian tanaman pangan dan penanganan lahan kritis. Berdasarkan sistem permukimansistem kota – kota dalan RTRW Propinsi Sumatera Barat memiliki 11 kota yang fungsinya dapat diarahkan sama dan berbeda satu sama lainnya dalam lingkup peran kegiatan ekonominya. No Kota PPN PPAD PPD PPL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Batusangkar Padang Panjang Pariaman Padang Bukittinggi Payakumbuh Lubuk Sikaping Solok Muara Sijunjung Sawahlunto Painan LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung II - 2 Keterangan : PPN = Pusat Pengembangan Nasional PPAD = Pusat Pengembangan Antar Daerah PPD = Pusat Pengembangan Daerah PPL = Pusat Pengembangan Lokal Dalam kaitannya dengan fungsi kota-kota di Sumatera Barat maka Kota Lubuk Basung merupakan hinterland dari Wilayah Pengembangan Bukittinggi yang mempunyai efek langsung baik ekonomi maupun fisik terhadap Kabupaten Agam. Struktur jaringan jalan Kabupaten Agam dilalui oleh pengembangan jaringan propinsi Sumatera Barat dengan fungsi jalan arteri yaitu : 1. Padang – Pariaman – Manggopoh – Pasaman - Propinsi Sumatera Utara 2. Padang – Bukittinggi – Baso – Payakumbuh – Riau 3. Bukittinggi – Palupuh – Pasaman – Sumatera Utara Struktur pengembangan Propinsi Sumatera Barat untuk Kabupaten Agam terdapat 2 pusat pertumbuhan yaitu Agam bagian Barat dengan pusat pertumbuhan di Kota Bukittinggi, sedangkan Agam bagian Timur dengan pusat pertumbuhan di Lubuk Basung. Adapun fungsi Lubuk Basung, sebagai pusat pertumbuhan lokal sedangkan Bukittinggi berfungsi sebagai pusat pengembangan regional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 2.2 Kebijaksanaan Kabupaten Agam 2.2.1 Visi dan Misi Kabupaten Agam