Tata informasi signage dan “streetscape”

LAPORAN RENCANA Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Jalan Negara IV Angkat Candung IV -9 meremehkan arti serta nilai arsitektur tradisional dengan segala aspek sosial budayanya. Namun demikian, beberapa pelajaran dapat dipetik dari arsitektur tradisional, diantaranya menyangkut penyelesaian perancangan terhadap aspek iklim, cuaca, sinar matahari, suhu udara, ventilasi, hubungan antara ruang luar dan ruang dalam, bahan bangunan, tata hijau, kinerja struktur serta ekspresi atap.

4.6 Tata informasi signage dan “streetscape”

Sasaran : menciptakan lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai berorientasi dan bersirkulasi. Jenis- jenis “signage” dan “streetscape” : - Sistem Informasi yang Terpadu Built-In Signage System : tengaran landmark, tata bangunan, bahan-bahan - Sistem Informasi yang Mengarahkan Directional System : baik dalam bentuk tulisan maupun grafis - Papan Nama - “Street Furniture” Sistem Informasi yang Terpadu merujuk kepada citra, karakter dan bentuk dari bangunan dalam Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung. Termasuk di dalamnya adalah bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tengaran, focal point dan serta bahan eksterior bangunan. Sistem Informasi yang mengarahkan menerangkan identitas dan lokasi bisnis, serta fasilitas dan jasa yang terdapat pada Kawasan. Termasuk di dalamnya rambu-rambu lalulintas serta rambu-rambu untuk pejalan kaki yang masing-masing harus konsisten pada proyek. Rambu-rambu dalam bentuk tulisan dan simbol garis diperkenankan. Ukuran dan kualitas rancangan dari rambu-rambu usaha, harus diatur agar dapat tercipta keserasian serta mengurangi dampak negatif dalam proyek. Papan reklame harus membantu terciptanya suatu “sense of place” yang positif dan tidak boleh mengganggu Blok Hunian. Papan-papan nama tidak boleh melebihi tinggi 2 m serta panjang 3 m. Daerah potensial untuk papan nama adalah dipersimpangan jalan, sedangkan di tepi jalan jarak minimal antara papan reklame adalah 50 meter. Sistem Informasi yang dirancang dengan baik akan menambah karakter bangunan dan membuat hidup “streetscape”. Termasuk dalam unsur-unsur streetscape pada Kawasan Pembangunan Terpadu Jalan Negara IV Angkat Candung adalah “street furniture”, Street furniture adalah semua unsur skala kecil yang dipakai oleh umum, misalnya tempat duduk, tempat sampah, kios- kios, “shelter”. Penggunaan bahan harus konsisten pada tiap Blok. Salah satu aspek yang turut membantu terciptanya “streetscape” yang menarik di lingkungan kawasan adalah adanya kegiatan-kegiatan pendukung support activities, yaitu semua fungsi informal yang membantu memperkuat kualitas ruang kawasan bagi kepentingan umum. Termasuk didalamnya para penjual makanan, penjaja barang dan kegiatan kaki-lima lainnya yang terorganisir dengan baik. Sektor informal perlu disadari sebagai suatu kenyataan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan kota di Indonesia. Kegiatan pendukung ini memiliki potensi dalam melayani berbagai lapisan masyarakat yang melaksanakan kegiatan sehari-hari mereka di pusat-pusat bisnis. Dengan mengintegrasikan aspek ini dalam konsep perancangan Kawasan akan memilki citra sebagai lingkungan kawasan yang khas, hidup dan menarik, serta terorganisir secara visual dengan baik. Sasaran utama dari penataan kaki lima dan sektor informal adalah untuk mengupayakan integrasi dan interaksi sosial, serta penciptaan kualitas lingkungan yang lebih baik dan sehat. Pertimbangan-pertimbangan perancangan yang terkait didalamnya antara lain konseptualisasi kelompok organisasi sosial, penyebaran lokasi, sanitasi, dan kinerja visual. Sanitasi lingkungan merupakan aspek penting yang berperan bagi keberhasilan penyelenggaraan kegiatan penunjang dalam Kawasan. Tercakup di dalamnya standar kebersihan yang tinggi. Kinerja visual dari sektor informal dapat ditata dengan baik melalui panduan perancangan bagi kios-kios, tenda pelindung dan tempat-tempat penjualan.

4.7 Prasarana dan Utilitas