1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat semakin membuka pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan.Hal ini
ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga- tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam
pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat semakin menjadi sorotan.Hal ini merupakan tantangan bagi
profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik
dimasyarakat Setiani, 2009. Pendidikan Tinggi merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
tinggi tenaga kesehatan untuk mendukung upaya pembangunan kesehatan. Perguruan tinggi lahir sebagai institusi yang bertujuan mencetak lulusan yang
berkualitas dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tujuan Pendidikan
commit to user
2
Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan Depdiknas, 2003.
Pencapaian hasil prestasi belajar yang baik seorang mahasiswa dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : kecerdasan, bakat, minat dan
perhatian, motivasi, cara belajar, lingkungan keluarga dan sekolah. Adapun faktor yang menghambat prestasi belajar mahasiswa antara lain kurangnya
disiplin diri dan disiplin dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah, seperti kurangnya kesadaran diri untuk belajar sendiri, kurang giat belajar,
kurang banyak waktu untuk belajar, kurang teratur belajar, ada rasa malas belajar di rumah pada sore atau malam hari, banyak waktu kosong tidak
dimanfaatkan dengan baik Tu’u, 2004.
Motivasi dan kemandirian belajar merupakan tujuan pendidikan sedangkan proses individu merupakan proses pengembangan dan proses
realisasi kemandirian, proses peragaman, pengembangan dan perluasan sistem kepribadian yang intinya terletak pada
“diri” Sugiharto, 2004. Dalam proses belajar motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak
mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas dalam melakukan suatu tugas.
Beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa menunjukkan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
3
motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa Depdiknas, 2000.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian sangat menentukan sekali tercapainya kemandirian seseorang, begitu pula dengan kemandirian
belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, maupun berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan
sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat. Kemandirian siswa dalam belajar akan terwujud sangat tergantung pada siswa tersebut melihat, merasakan dan
melakukan aktivitas belajar atau kegiatan belajar sehari-hari di dalam lingkungan tempat tinggalnya Sutisna, 2010.
Berdasarkan data evaluasi pembelajaran praktek mahasiswa semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Yogyakarta tahun akademik
20102011 pada praktik keperawatan medikal bedah yang mendapatkan nilai A hanya 7 orang 18,42, dari data tersebut ditemukan bahwa ada
mahasiswa yang belum mendapatkan nilai maksimal sebesar 81,58 dari 38 mahasiswa, yang mungkin bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti juga didapatkan data bahwa motivasi dan kemandirian belajar pada mahasiswa dalam mendapatkan
ilmu melalui proses belajar dan mengajar masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan ketika proses praktek skill laboratorium mahasiswa kurang antusias
untuk berusaha mencoba, ketika diberikan waktu untuk mandiri hanya beberapa mahasiswa yang menggunakan kesempatan tersebut akibatnya
commit to user
4
mereka mendapatkan nilai yang kurang bagus pada saat ujian praktek meskipun materi tersebut sudah pernah diberikan oleh dosen pengampu.
Berpijak dari gambaran di atas, untuk mengetahui apakah motivasi dan kemandirian belajar berhubungan dengan kompetensi dalam pembelajaran
praktik keperawatan, maka peneliti perlu membuktikan secara ilmiah melalui penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi dan Kemandirian Belajar
dengan Pencapaian Kompetensi Pemasangan Kateter mahasiswa Program Studi Ilmu Kep
erawatan Stikes Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah