Dari berbagai penjelasan diatas tentang definisi investasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran yang
disediakan untuk meningkatkan atau mempertahankan barang-barang modal, selain itu bisa diartikan sebagai uasaha membina industri supaya
dapat lebih maju dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup usaha sebagai faktor penunjang di dalam
memperlancar proses produksi.
2.2.2.2. Teori Investasi
Menurut suparmoko, masalah investasi adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan besarnya pengharapan akan pendapatan dari
barang modal dimasa depan. Pengharapan dimasa depan inilah yang menjadi faktor terpenting untuk penentu besarnya investasi dan terdapat 2
teori, yaitu: a.
Teori Klasik Teori klasik tentang investasi didasarkan atas teori
produktivitas batas marginal productivity dari faktor produksi modal. Menurut teori ini besarnya modal yang akan diinvestasikan
dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas batasnya dibandingkan dengan tingkat bunga-bunganya. Sehingga investasi
ini akan terus dilakukan bilamana produktivitas batas dari investasi itu masih lebih tinggi daripada tingkat bunga yang akan diterimanya
bila seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak diinvestasikan.
Dengan teori produktivitas batas, maka masalah investasi oleh para-para ahli ekonomi klasik dipecahkan atas dasar prinsip
maksimalisasi laba dari perusahaan-perusahaan industri. Sebab suatu perusahaan akan memaksimalisasi labanya dalam suatu
persaingan sempurna. Bila perusahaan itu menggunakan modalnya sampai pada jumlah produksi marginal kapitalnya sama dengan
harga capital yaitu suku bunga, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Suatu investasi akan dijalankan apabila pendapatan dari
investasi lebih besar dari tingkat bunga. Pendapatan dari investasi merupakan jumlah pendapatan yang akan diterima
setiap akhir tahun selama barang modal digunakan dalam produksi.
2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya
ditambah bunga lebih kecil dari pendapatan yang diharapkan dari investasi itu.
b. Teori Keynes
Masalah investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep
Marginal Efficiency of Investment MEI, yaitu bahwa investasi itu
akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi daripada tingkat suku bunga.
Menurut garis MEI ini antara lain disebabkan oleh 2 hal, yaitu : 1.
Bahwa semakin banyak investasi yang terlaksana dalam masyarakat, maka semakin rendah efisiensi marginal investasi
itu, semakin banyak investasi yang terlaksana dalam lapangan ekonomi maka semakin sengitlah persaingan para investor
sehingga MEI menurun. 2.
Semakin banyak investasi dilakukan, maka biaya dari barang
modal menjadi lebih tinggi. Suparmoko, 1992 : 84.
2.2.2.3. Macam-Macam Investasi