Gambar 2 : Komposisi Penduduk Dan Tenaga Kerja
Bukan Angkatan Kerja Angkatan Kerja
Penerima Pendapatan
Mengurus Rumah Tangga
Bekerja Pengangguran
Sekolah Tenaga Kerja
Bukan Tenaga Kerja Penduduk
Setengah Pengangguran Bekerja Penuh
Tidak Kentara Kentara yang kerja sedikit
Produktifitas Rendah Penghasilan Rendah
Sumber : Simanjuntak J. Payaman, 1995, Pengantar Ekonomi
Sumber Daya Manusia, Penerbit LPFE UI, Jakarta, Halaman 19.
2.2.3.4. Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan tenaga kerja adalah kebutuhan yang sudah didasarkan atas kesediaan membayarkan upah tertentu sebagai imbalan pemberian
kerja bermaksud menggunakan atau meminta sekian orang karyawan dengan kesediaan membayar upah sekian rupiah setiap waktu. Jadi, dalam
permintaan ini sudah ikut dipertimbangkan tinggi rendahnya upah yang
berlaku dalam masyarakat atau yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang
bersangkutan. Suroto, 1992 : 21. Gambar 3 : Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Upah VMPP
L
D w
1
w w
2
D = MPP
L X
P
A N B
Penempatan
Sumber : Simanjuntak J. Payaman, 1995, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit LPFE UI, Jakarta,
Halaman 75.
Keterangan :
Garis DD melukiskan nilai hasil marginal karyawan Value marginal physical pruduct of VMPP
L
untuk setiap tingkat penempatan. Bila misalnya jumlah karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA = 100
orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke 100 dinamakan VMPP
L
nya dan besarnya sama dengan : MPP
L
X P = W
1
. Nilai ini lebih besar dari tingkat upah yang sedang berlaku W. Oleh karena itu laba perusahaan
akan bertambah dengan menambah tenaga kerja baru. Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan orang hingga
ON. Dititik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPP
L
X P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan.
2.2.3.5. Penawaran Tenaga Kerja
Persediaan tenaga kerja adalah istilah yang biasanya juga belum dihubungkan dengan faktor upah. Sedangkan dalam istilah penawaran
tenaga kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upahnya. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu atau menawarkan
tenaganya apabila kepadanya diberikan upah sekian rupiah setiap waktu. Suroto, 1992 : 22.
Gambar 4 : Kurva Penawaran Tenaga kerja
Upah N
s
P
e
= 2.0
W
2
N
s
P
e
= 1.0 W
1
N
1
Tenaga kerja Sumber : Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM,
Yogyakarta, Halaman 16.
Keterangan :
Pada harga harapan P
e
= 1.0. Upah nominal adalah W
1
maka jumlah tenaga kerja yang ditawarkan adalah N
1
. Apabila harga harapan
naik menjadi P
e
= 2.0; tingkat upah w
2
akan memberikan upah riil yang sama, sehingga jumlah tenaga kerja yang ditawarkan tetap pada N
1
. Jumlah tenaga kerja yang ditawarkan akan naik apabila upah riilnya naik,
yakni apabila upah nominal naik menjadi W
2
sedang yang diharapkan tetap tidak berubah pada P
e
= 1.0.
Gambar 5 : Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja
Upah Nominal
W
L
N
S
P
1
W
1
W
2
N
D
P
1
N
2
N
1
N
3
L Tenaga Kerja
Sumber : oneter, Penerbit BPFE UGM,
Yogyakarta, Halaman 16.
Keter Nopirin, 1992, Ekonomi M
angan :
1 1
1 2
1
Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja akan terjadi pada tingkat upah riil dimana jumlah tenaga kerja yang diminta sama dengan yang
ditawarkan. Pada gambar 3 keseimbangan terjadi pada tingkat upah nominal W dengan jumlah tenaga kerja N pada harga P . Jika upah
nominal turun menjadi W , dengan harga tetap P berarti upah riil turun, jumlah tenaga kerja yang diminta N melebihi yang ditawarkan N .
Kelebihan jumlah tenaga kerja yang diminta ini akan mendorong tingkat
3 2
upah naik sampai ke W kembali dimana tingkat upah riil juga kembali sama seperti semula.
1
2.2.3.7. Hubungan Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil Dengan Pendapatan Industri Kecil