2.2.3.2. Pengertian Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia
melakukan pekerjaan. Kata “mampu” disini menunjukkan kepada tiga
hal, yaitu : a.
Mampu fisik, yaitu sudah cukup umur, jasmani, sudah cukup kuat dan tidak mempunyai cacat mental.
b. Mampu mental, yaitu mempunyai mental yang sehat dan tidak
memiliki kelainan untuk melakukan pekerjaan normal. c.
Mampu yuridis, yaitu tidak kehilangan kebebasan dan bersedia untuk memiliki dan melakukan pekerjaan. Kata “bersedia” berarti
orang yang bersangkutan dapat secara aktif mampu dan pasif atas
kemauannya sendiri mencari pekerjaan. Dumairy, 1997 : 75.
Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan
pada tingkat upah yang berlaku. Sedangkan penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan
jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak
bekerja penuh. Suparmoko, 1992 : 67.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja
atau mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara sedang tidak mencari pekerjaan.
2.2.3.3. Pengertian Bukan Angkatan Kerja
Bukan Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Sumarsono, 2003 : 116.
Bukan Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak
mencari pekerjaan. Mereka ini adalah bagian dari tenaga yang
sesungguhnya tidak terlihat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Yang bukan angkatan kerja disini dapat di golongkan
menjadi 3 golongan, yaitu: a.
Golongan yang bersekolah, yaitu mereka yang kegiatannya hanya sekolah.
b. Golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang
mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah. c.
Golongan lain-lain, yaitu : 1.
Penerima pendapatan yaitu mereka yang tidak melakukan sesuatu kegiatan ekonomi, tetapi memperoleh pendapatan,
seperti: tunjangan pensiun, bunga atas pinjaman atau sewa atas hak milik.
2. Mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain.
Konsep memilah-memilah tenaga kerja seperti ini disebut pendekatan angkatan kerja labour force approach, yang
diperkenalkan oleh International Labour Organization ILO. Dumairy, 1997 : 74.
Jumlah penduduk dan angkatan kerja, serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya
dukung yang efektif di negara itu cukup kuat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.
Penduduk disuatu negara bisa menjadi tenaga kerja atau bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dibagi menjadi angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja, sekalipun mereka adalah angkatan kerja tidak semua angkatan kerja akan bekerja, ada juga yang menganggur.
Penduduk yang telah bekerja juga tidak selalu bekerja penuh, ada penduduk yang bekerja setengah menganggur, pengangguran kentara
karena jam kerja yang sedikit serta penghasilan yang tidak tetap dan pengangguran tidak kentara karena produktivitas rendah ataupun
penghasilan yang rendah. Bukan angkatan kerja dalam hal ini disebabkan oleh beberapa hal
karena masih duduk dibangku sekolah, mengurus rumah tangga bagi mereka yang telah berkeluarga, penerima pendapatan atau orang yang
tidak produktif tetapi mendapatkan imbalan seperti, pensiunan
pendapatan dari jasa sewa, bunga simpanan dan lain sebagainya. Simanjuntak, 1995 : 16.
Gambar 2 : Komposisi Penduduk Dan Tenaga Kerja
Bukan Angkatan Kerja Angkatan Kerja
Penerima Pendapatan
Mengurus Rumah Tangga
Bekerja Pengangguran
Sekolah Tenaga Kerja
Bukan Tenaga Kerja Penduduk
Setengah Pengangguran Bekerja Penuh
Tidak Kentara Kentara yang kerja sedikit
Produktifitas Rendah Penghasilan Rendah
Sumber : Simanjuntak J. Payaman, 1995, Pengantar Ekonomi
Sumber Daya Manusia, Penerbit LPFE UI, Jakarta, Halaman 19.
2.2.3.4. Permintaan Tenaga Kerja