Lembaga Bimbingan Belajar Lembaga Pendidikan Nonformal

16

e. Lembaga Bimbingan Belajar

Menurut Eka Chandra Septarini 2014: 10 Lembaga Bimbingan Belajar adalah: Satuan Pendidikan Luar Sekolah atau Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah, mengembangkan profesi dan atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Atika Ristanti 2013: 5 menjelaskan lembaga bimbingan belajar nonformal merupakan “salah satu wujud partisipasi masyarakat yang turut bertanggungjawab terhadap pendidikan di Indonesia. Lembaga bimbingan belajar memberikan layanan jasa pendidikan berupa bimbel yang bertujuan meningkatkan prestasi akademik siswa”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembaga Bimbingan sama dengan bimbingan belajar yang di sekolah. Namun, lembaga bimbingan memiliki metode dan trik khusus baik dalam pemberian materi maupun persiapan ujian. Saat ini, lembaga bimbingan belajar semakin diminati masyarakat sehingga menimbulkan berbagai argumentasi seperti yang disampaikan oleh Nasution 2013 yaitu: Dan karena banyaknya bimbel belajar saat ini, banyak masyarakat mengkaitkan dengan dunia pendidikan di sekolah. Banyak orang mengatakan bahwa menjamurnya bimbel dikarenakan gagalnya sistem pendidikan yang ada di Indonesia ini. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa bimbel menjamur karena kegagalan pihak sekolah mendidikan peserta didik yang sudah dititipkan para orangtua kepada tenaga pendidik. Sekolah disalahkan atas menjamurnya bimbel di negari ini. Dan para orangtua tidak berusaha mencoba intropeksi diri, bahwa menjamurnya lembaga bimbel di negeri dan semakin banyaknya peminat untuk ikut bimbel adalah faktor dominannya adalah karena orangtua itu sendiri. 17 Argumen lain menurut Feni Freycinetia Fitriani 2014 yaitu: Kurikulum SMA dan sederajat hanya mempersiapkan siswa menghadapi UN. Padahal, murid harus menghadapi Ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN setelah UN. Tak heran, banyak orangtua berbondong-bondong mendaftarkan buah hatinya ke bimbingan belajar. Lebih lanjut, prospek bimbingan belajar bagi siswa SMA, sangat menjanjikan. Tingginya target kelulusan sekolah dan sengitnya persaingan seleksi masuk universitas, membuat peminta bimbingan belajar tak pernah surut. Eka Chandra Septarini 2014: 10 menjelaskan bahwa “penentu tingkat keberhasilan sebuah bimbingan belajar adalah seberapa besar siswa yang mengikuti bimbingan tersebut bisa masuk dalam sekolah dan universitas favorit atau menunjukkan prestasi yang baik di sekolahnya”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya lembaga bimbingan belajar saat ini dikarenakan pada kebutuhan siswa yang tidak dapat dipenuhi di sekolah. Lembaga bimbingan belajar muncul bukan untuk menjadi saingan pendidikan formal melainkan menjadi lembaga pendamping yang membantu pendidikan formal. Sehingga, suatu lembaga bimbingan belajar tersebut dinilai baik oleh masyarakat adalah karena banyaknya jumlah siswa bimbingan belajar yang memiliki prestasi baik dan dapat diterima di sekolah maupun perguruan tinggi favorit. 18

2. Strategi Public Relations