Pendidikan Nonformal Lembaga Pendidikan Nonformal

11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Lembaga Pendidikan Nonformal

a. Pendidikan Nonformal

Dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 12 menyatakan bahwa “Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang”. Lebih lanjut dijelaskan pada pasal 26 ayat 1 bahwa “Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat”. Menurut Tengku Zahara Djaafar 2001: 20 pendidikan nonformal adalah: Kegiatan pendidikan terorganisasi di luar sistem pendidikan formal paket pendidikannya berjangka pendek, setiap program pendidikan yang sangat mendesak keperluannya, persyaratannya seperti tempat belajar, usia, tingkat kemampuan maupun unsur pengelolaan, skuensi materinya lebih luwes. Tidak berjenjang kronologis dan sifat krudensialnya tidak terstandar. Secara umum pendidikan nonformal lebih lentur dan penyelenggaraanya berjangka pendek jika dibandingkan dengan pendidikan formal. Pada saat ini, pendidikan nonformal semakin diperlukan, yang diakibatkan oleh pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi, munculnya persoalan dalam kehidupan, keinginan untuk maju, dan perkembangan sarana komunikasi. 12 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan tertentu sebagai pelengkap pendidikan formal. Menurut Sudjana 2004: 70 Pendidikan Nonformal PNF menjadi terkenal ditopang oleh tiga faktor, yaitu “para praktisi di masyarakat, para pengeritik terhadap pendidikan formal, dan para perencana pendidikan untuk pembangunan di tingkat internasional. Ketiga faktor ini memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan pendidikan nonformal”. Penyelenggaraan pendidikan dimasyarakat dilaksanakan oleh para praktisi yang ingin membebaskan diri dari ketinggalan berkaitan dengan gerakan pembangunan masyarakat. Faktor kedua yang mendorong pendidikan nonformal adalah adanya kritik terhadap kelemahan pendidikan formal dimana orangtua beranggapan bahwa hanya dengan pendidikan formal tidak dapat meningkatkan prestasi anaknya. Terakhir yaitu faktor perencanaan untuk pembangunan di tingkat internasional, hal ini sangat dipengaruhi oleh sejumlah laporan penelitian yang dihasilkan oleh berbagai lembaga atau badan internasional terkait dengan masalah pendidikan di negara yang sedang berkembang.

b. Bimbingan Belajar