Masing-masing landasan yuridis pendekatan humanis dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 adalah hasil
keputusan dan kebijakan pemerintah Republik Indonesia berdasarkan hasil pemikiran dan kebutuhan perkembangan pendidikan Indonesia. Indonesia
yang berupaya meraih banyak prestasi di lingkungan nasional dan internasional berupaya untuk memajukan bangsa, mencerdaskan
masyarakat Indonesia. Upaya yang tepat dilakukan adalah mengeluarkan landasa-landasan yuridis pendidikan. Setiap landasan yuridis tersebut
bermanfaat untuk pendekatan humanis dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 yang berorientasi kepada peserta didik yang berkeTuhanan Yang Maha Esa penting dilandasi
dengan landasan yuridis formal sesuai dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
C. Landasan Sosiologis
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat heterogen di tiap daerah dan masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat merupakan suatu
faktor yang begitu penting dalam pengembangan kurikulum sehingga aspek sosiologis dijadikan salah satu asas. Dalam hal ini pun kita harus
menjaga, agar asas ini jangan terlampau mendominasi sehingga timbul kurikulum ya
ng berpusat pada masyarakat atau “ society centered curriculum
“. Di Indonesia belum tertuju ke arah itu, tetapi perhatian terhadap perkembangan kebudayaan yang ada di masyarakat sudah
diwujudkan dalam bentuk kurikulum muatan lokal di tiap daerah. Dengan dijadikannya sosiologis sebagai landasan pengembangan kurikulum,
peserta didik nantinya diharapkan mampu bekerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
12
12
Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi kurikulum 2004
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 56-63.
Demikian pula fenomena negatif yang mengemuka antara lain terkait dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi,
plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat sosial unrest. Permasalahan sosial merupakan hal yang selalu harus
mendapat perhatian kurikulum dan berpengaruh terhadap kurikulum. Kurikulum merupakan hasil dari setiap perubahan. Kurikulum merespon
dan dikembangkan atas dasar kekuatan-kekuatan sosial, posisi filosofis, prinsip-prinsip psikologi, pengembangan pengetahuan dan pendidikan
kepemimpinan pada saat-saat dan sejarah tertentu. Dalam hal ini kurikulum menyahuti setiap aktivitas sosial masyarakat.
Perubahan yang terjadi di masyarakat harus dijawab tetapi juga berpengaruh terhadap kurikulum, sehingga pengembangan kurikulum
merupakan sesuatu yang tak dapat dielakkan. Perkembangan kehidupan ditandai oleh beberapa ketimpangan dalam kehidupan, seperti moral,
akhlak, jati diri bangsa, sosial, politik serta ekonomi penting diperhatikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan selama ini belum mencapai taraf
yang memadai yang mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pada umumnya.
Landasan sosiologis berpusat pada tujuan untuk memberlakukan reformasi sosial, pemeriksaan struktur kekuasaan yang ada dan dengan
maksud menciptakan perubahan sosial yang positif sehingga dijadikan sebagai landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum humanis.
Sebagaimana yang dikutip oleh: Jeffrey L. Broome Social reconstructionist curricula centers on aims to enact social reform, often in
critical examination of existing power structures and with the intent of creating positive societal change
.
13
Landasan sosiologis begitu mengakar dan mampu mengakomodir setiap permasalahan peserta didik. Landasan sosiologis berusaha
melakukan perubahan sosial guna mencapai kekuatan yang berstruktur.
13
Jeffrey L. Broome, The Case for Humanistic Curriculum: A Discussion of Curriculum Theory Applied to Art Education
New York: Florida State University, 2014, h. 3.
Landasan sosiologis memperhatikan setiap staratifikasi masyarakat. Masyarakat majemuk memiliki beragam pola hidup dan pola tindak.
Pendekatan humanis berlandaskan sosiologis berarti memperhatikan setiap lapisan-lapisan masyarakat baik dari suku, agama, ras antar golongan.
Adanya kebersamaan dan persaudaraan adalah pendekatan humanis yang diterapkan dalam landasan sosiologis.
D. Landasan Empiris.